"David"
"Ya?"
"Lo naik ambulance, nanti gue sama temen-temen nyusul"
"Oke"
Diperjalanan David yang berada di ambulance bersama Dosen penjaga. Ketua asrama tampak sadar sebentar setelah diberikan oksigen di mobil ambulance. Tangan Ketua asrama bergerak mengisyaratkan sesuatu. Namun perlahan matanya mulai menutup, David diam dalam keheningan, sedangkan Dosen penjaga asrama fokus pada HP nya.
"Bukankah kamu menemukan nya pertama kali?"
"Saya sama Beni pak" jawab David.
"Apa kamu mendapatkan petunjuk?"
"Saya hanya diberi secarik kertas oleh orang iseng"
"Secarik kertas?"
"Ya, ada seorang laki -laki yang terlihat seperti seorang mahasiswa menghampiriku kemudian meletakkan kertas itu ke telapak tangan ku. Kemudian ia pergi"
"Aneh"
"Ya, terlihat aneh bukan?". Tak lama percakapan singkat tersebut terputus karena mobil ambulance sudah tiba di depan rumah sakit.
"Kamu bisa pergi, David."
"Tidak pak, saya mau mengantar Ketua asrama ke depan pintu ruang operasi"
"Baiklah". Mereka berdua berlari mengejar blankar Ketua asrama.
Tak lama dari sana Anton, Beni, Riko, Lierra, dan Viona tiba di rumah sakit.
"Bentar, lo semua duluan aja. Gue mau ke pendaftaran mau daftarin Ketua asrama dulu. David tadi menyuruhku"
"Mau gue temenin?" tawar Viona
"Lo, duluan aja bareng sama yang lain, gue udah hafal ko area rumah sakit ini.
"Baiklah"
Semua orang berlari ke depan ruang operasi seperti yang di suruh David. Dan Lierra berjalan ke arah yang berlawanan, dia segera mendaftarkan kamar untuk Ketua Asrama.
Setelah tiba di ruang pendaftaran Lierra segera meminta kamar rawat inap VIP untuk Ketua Asrama.
Lierra berjalan ke ruang operasi, namun diperjalanan Lierra menemukan ruangan tempat penyimpanan alat peraga, dia ingin menyapa Profesor yang kemarin mengajarkan mata kuliah dan praktikum.
"Permisi Prof"
Lierra berjalan melewati tangga terdekat, kemudian membukakan pintu, setelah memasuki ruangan tersebut Lierra kebingungan karena Profesor yang dia lihat ternyata tidak ada.
"Sebaiknya gue pergi" gumam Lierra, setelah melangkah tiba-tiba ruangan tersebut berubah menjadi kusam dan terlihat seperti gudang yang berantakan, Lierra pun panik, ia segera pergi melangkah dengan cepat.
'srettt' suara kursi seperti di dorong, Lierra melihat kursi itu dan benar seorang perempuan berwajah hancur menyeret kursi ke arah Lierra. Lierra membeku sejenak, dia ingin berteriak namun susah.
'srettt' perempuan itu menyeret kursi lagi, wajahnya hancur kakinyan hancur tidak tersisa, bajunya berwarna putih berlumuran darah, perempuan tersebut hanya mengandalkan setengah badandan tangannya untuk berjalan.
'tok tok tok' suara ketukan terdengar di arah pintu. Lierra melirik ke arah pintu tersebut dan terlihat seorang anak kecil memainkan mobil kecil di daerah pintu, kemudian anak kecil tersebut tersenyum mengarah ke Lierra, namun tragis matanya keluar dua duanya secara perlahan. Lierra menutup mata tidak ingin melihat semua makhluk itu. Setelah hampir tidak terdengar apapun, Lierra mencoba membukakan mata, kemudian menghembuskan nafas dan merasa lega. Namun kakinya terusik oleh satu gerakan, dan benar. Perempuan yang berwajah hancur dan anak laki laki yang matanya keluar keduanya memegang kaki Lierra secara bersamaan. Lierra berteriak dan segera lari dari ruang tersebut. Lierra terus berlari secepat kilat di lorong rumah sakit, Lierra seperti tidak sampai sampai berlari ke arah ruang pendaftaran.
"Lierra" seseorang berteriak menyebutkan namanya
"Viona?"
Lierra berlari ke arah Viona yang sedang menunggunya, kemudian memeluk Viona dan menangis shock.
"Are you Okay?"
"Hemmn" Jawab Lierra masih sambil menangis. Lierra diamankan Viona. Mereka berjalan ke luar rumah sakit. Viona segera menelepon David.
"Vid, bantuin gue, lo semua kesini di ruang parkir rumah sakit. Lierra nangis dan dia masih shock. Gue tunggu"
Tak lama dari sana terlihat David, Riko, Anton dan Beni segera menghampiri Viona dan Lierra yang sedang duduk di sebuah kursi parkiran .
"Mana Lierra?" tanya David
"Disini Vid" jawab Viona.
David segera menghampiri dan memeluk Lierra.
"Lierra, I am understand" David masih memeluknya dengan sangat khawatir.
"It's not first time for me, maybe this is first time for you, minumlah" ucap David.
Lierra mengangguk paham apa yang David maksud. Semua orang hening dalam fikiran masing-masing.
"Lebih baik kita semua pulang dan beristirahat, gue udah minta izin ke Dosen penjaga."
"Gue yang nyetir" tawar Anton
"Ya" semua orang setuju mereka segera pergi meninggalkan rumah sakit, dan kembali ke asrama. Setelah sampai di asrama putri, mereka mengantarkan Viona dan Lierra, kemudian berpamitan, tak lama David dan kawan - kawan pergi ke asrama Putra dan beristirahat.