"damowae na amayi maita (kemana mereka akan membawa para okud)?", tanya Waruka.
"kanteano ratu (tempat ratu)", sahut Latura. Ia menjelaskan pernah melihat sekelompok okud disalah satu tempat dekat istana ratu, mungkin akan sangat sulit bagi para kontu dan Waruka untuk bisa memasuki wilayah itu.
"tokala namayitu (kita akan ke sana)! laempaa to uleikadei kanteato (tapi kita cari markas terlebih dahulu)!", perintah waruka.
"ceritangkanau mboae kanteano ratu (ceritakan pada kami bagaimana situasi istana ratu)!", perintah pasukan kontu pada pasukan ratu yang telah menjadi tawanan.
"paye... paye... (tidak... tidak...)!!!", teriaknya. Ia tidak ingin menceritakan gambaran disana karena tidak ingin mencelakai ratunya, jugs tidak ingin para okud diambil kembali oleh pasukan kontu.
"ceritangkanaue (ceritakan)!", teriak pasukan kontu, memaksanya.
"paye... paye...! (tidak... tidak...)", teriaknya. Pasukan kontu menendang kakinya namun ia masih tidak mau menceritakan gambaran istana ratu. Ia lebih memilih diam, rela disiksa daripada menceritakan semua keadaan istana ratu.
"inodi mo bujuknoa (biar saya yang membujuknya)!", kata Latura, si ahli memanah, yang juga berasal dari kehidupan atas, ia terlebih dahulu terseret arus hingga masuk pusaran dibandingkan Waruka. Setidaknya dia punya pengalaman pernah memakan jamur ungu sewaktu mencoba-coba makanan yang bisa dimakan dikehidupan bawah. Ketika memakan jamur ini dirinya merasa segala yang dirahasiakan selama ini dikatakan begitu saja walaupun dia sendiri tahu dalam keadaan sadar tidak ingin mengungkap rahasia yang disembunyikannya.
Latura tidak menyangkah jamur ungu yang selalu dibawanya ini akan bermanfaat saat ini. Para bolonti tidak tahu mengenai jamur ungu ini karena memang tidak diajarkan nenek moyang mereka untuk memakan jamur ungu.
"homae (makan)!", perintahnya kepada pasukan ratu.
"paye.... paye.... (tidak... tidak...)!", pasukan ratu menolak, memberontak menutup mulutnya, namun tetap dipaksa, mau tidak mau mulutnya tetap dibuka secara paksa hingga tertelan begitu saja. Tidak lama berselang, jamur ungu bereaksi. namun berbeda reaksi yang dirasakan Latura.
"wannu... wannu... (bangun... bangun)!!", panggil Latura sambil menggoyang-goyang badan pasukan ratu. Namun masih tidak merespon. melihat situasi ini, Waruka berjalan mendekat pasukan ratu, dirabahnya nadi, tidak berdenyut. Ia coba pastikan kembali merabah nadi namun masih tidak berdenyut. "dia telah meninggal", kata Waruka. Latura dan para kontu terkejut, tanpa bisa berkata apapun. Jamur ungu ternyata racun bagi penghuni kehidupan bawah.
Meninggalnya pasukan ratu membuat mereka sulit mengetahui informasi situasi istana ratu, oleh karena itu akan sangat sulit membawa kembali para okud. "mengapa kita harus mengambil okud?", tanya Latura. "okud adalah hewan spesial diwilayah ini, ada banyak hal misteri yang dimilikinya, memiliki kekuatan yang tidak terduga, sewaktu di gua badan okud bersinar hingga menjadi penerang", sahut Waruka.
"selain itu, mereka adalah temanku, menemaniku selama diwilayah asing ini", lanjut Waruka menjelaskan ketertarikannya pada okud.
"bagaimana ceritanya kamu bisa berada disini?", tanya Waruka mengganti topik.
"saya juga tidak tahu, yang saya ingat ketika bangun saya berada didekat danau, melihat udang yang aneh, saya berjalan ke hutan hingga bertahan hidup disini sendiri tanpa siapapun".
"saya belum pernah bertemu okud maupun pasukan ratu, semenjak melihatmu dibawa terbang, saya sangat senang karena ada mahluk yang mirip dengan diri saya sendiri, tapi saya juga merasa aneh ada mahluk yang hampir mirip dengan kita hanya saja memiliki sayap"
"dimana kamu tinggal selama ini?", tanya Waruka.
"disana, didekat danau!", jawab Latura.
"bisakah kita ke sana, karena hari mulai larut malam", pinta Waruka.
"baiklah", sahut Latura.