PUSARAN AIR DANAU

Waruka dan Latura serta para kontu bergegas pergi ke lokasi dekat danau. Ternyata sebuah gua yang besar ditutupi pohon besar sehingga gua tidak begitu terlihat.

"tempat yang bagus untuk menjadi markas", Waruka mencoba menilai tempat yang akan menjadi markas.

"apa ada yang pernah melihat tempat ini?" tanya Waruka.

"belum pernah", sahut Latura.

"bolehkah tempat ini menjadi markas kita?", izin Waruka pada Latura.

"sangat boleh!", jawab Latura yang tertarik akan kecantikan Waruka yang memiliki rambut panjang dan lurus, kulit putih namun karena sering terpapar sinar matahari hingga sedikit tampak kecoklatan, berat badan ideal dan tinggi badan 170 cm.

Malam mulai larut, bulan purnama menyinari danau yang besar dan tenang, namun ditengah danau ada pusaran air yang begitu besar arus putarannya. Siapa saja yang ada disekitarnya akan tertarik masuk ke sana. Pusaran yang telah menghubungkan kehidupan bawah dan atas. Penghuni kehidupan bawah atau para bolonti belum ada yang mengetahui hal ini, begitu pun pasukan ratu. Oleh karena itu mereka masih menyiksa para kontu agar terus bekerja membangun bangunan tinggi berharap bangunan tinggi ini mendekati kubah sehingga bisa membuka kubah. Pasukan ratu semakin menyiksa para kontu semenjak kehadiran Waruka, karena membuktikan keyakinan ratu akan adanya kehidupan diluar kubah.

"kapan kamu belajar memanah?", tanya Waruka saat ia dan Latura duduk dekat api unggun.

"saya buat sendiri panah ini, ayahku datang dalam mimpi saat malam pertama saya berada disini, ia mengajarkan saya cara membuat panah, dia juga mengajarkan saya cara memanah".

"sebangunku dalam tidur, saya bergegas mencari alat memanah, selama berada disini saya terus belajar memanah, mungkin untuk menghadapi keadaan seperti saat ini, ketika belajar memanah saya tidak pernah berpikir akan berguna saat ini", lanjut Latura.

"terima kasih ya telah membantuku", kata Waruka.

"sama-sama, lalu apa rencana kita selanjutnya?", tanya Latura spontan.

"akankah kita beraksi besok ataukah nanti? bukankah alangkah bijaksananya kita menyusun strategi?", Latura mengingatkan Waruka karena jika mereka beraksi terburu-buru, hanya akan membuat diri mereka tertangkap ratu karena ketidaktahuan mereka akan situasi istana ratu.

"mungkin kita menenangkan diri untuk beberapa hari kedepan", sahut Waruka.

Mereka terlelap dalam tidur, sementara para kontu bertukar jaga.

----------------

Ratu terbangun dari tidurnya dimalam bulan purnama. "panggil penasehat!", perintahnya kepada penjaga. Tidak lama kemudian, datang tergesah-gesah penasehat ratu.

"o aeno nirabukua so ratu (apa yang bisa saya lakukan untuk ratu)?", kata penasehat. Ia takut telah melakukan kesalahan sehingga ratu memanggilnya pada malam hari.

"pandeanemo ba mahluk no po ala bantaodi (sudahkah kamu ketahui ada makhluk yang berbeda dengan kita)?", tanya ratu.

"umbe... (iya...)!", sahut penasehat.

"mbo ae menurutmua (bagaimana menurutmu)?", tanya ratu.

Penasehat mengutarakan pendapatnya bahwa keberadaan makhluk asing ini belum diketahui pasti darimana asalnya dan melalui apa sehingga bisa berada di kehidupan bawah. Yang jelas, semakin membuktikan kebenaran akan pikiran ratu mengenai adanya kehidupan selain dikehidupan bawah.

"tangkapuemo (tangkap secepatnya)!", perintah ratu pada penasehat.

"umbe ratu (iya ratu)!", jawab penasehat.

Perintah ratu ini memutuskan nasib hidup Waruka dan para kontu. Semua pasukan ratu baik dari udara, daratan, sungai dan laut berfokus untuk menangkap mahluk asing bagaimana pun caranya. Pada malam itu pun semua pasukan ratu bergegas mencari Waruka dan pasukannya. Sementara Latura masih belum termasuk karena keberadaanya belum diketahui pasukan ratu maupun ratu sendiri.

Dalam waktu singkat, lokasi Waruka dan pasukan kontu ditemukan.