Ratu melangkah mendekati Waruka, para pasukan ratu diminta untuk pergi dari sana agar semua penghuni kehidupan bawah bisa melihat Waruka dengan jelas ketika berdiri didepan panggung.
"woraekoomo (saksikanlah)!", teriak penasehat ratu.
"mahluk noyini miinao tapandeanea no mayiano naamai (mahluk ini belum diketahui identitasnya)!", lanjut penasehat ratu mengutarakan segala hal terkait ketidaktahuannya mengenai Waruka. Menurut pada bolonti, Waruka adalah makhluk asing yang asal-usulnya tidak jelas.
Semua Bolonti (penghuni kehidupan bawah) mulai berbisik-bisik tentangnya. Siapakah dia? berasal dari mana? apakah dia berbahaya bagi para bolonti? ataukah sebenarnya baik? Mengapa dia ada disini? apa yang akan dilakukannya? bukankah selama ini belum pernah ada makhluk seperti dirinya? ada diantara para bolonti berbisik apakah dia penyelamat pasukan kontu yang telah lama ditunggu? bukankah dia seorang wanita? mengapa, apa, bagaimana, dan lain-lain. Tidak ada yang mengetahui pasti apa yang akan dilakukan Waruka dikehidupan bawah. Bahkan Waruka sendiri ia juga tidak tahu mengapa dirinya ada diantara makhluk-makhluk disini. Hanya waktu yang akan menjawab semua.
Waruka masih penasaran pada Ratu. Ia hanya diam berdiri menghadap pada para bolonti yang masih saja berbisik-bisik tentangnya. Sementara ratu mendekati dan diam disampingnya. "setelah ini kita akan bicara berdua", bisik ratu pada Waruka.
Waruka terdiam dan membisu, ia tidak tahu harus berkata apa, karena ratu bisa berbicara bahasa seperti dirinya. Bukankah ratu berasal dari sini? Bagaimana dia bisa berbahasa sepertiku? Apakah dia sama sepertiku? Kalau sama sepertiku mengapa dia harus seperti ini? Bukankah alangkah baiknya dia sendiri yang selama ini menyapaku secara langsung? apa yang dia inginkan dariku? bukankah aku seperti
Pertanyaan demi pertanyaan muncul begitu saja dalam benak Waruka, rasa penasarannya mengebuh-gebuh. Rasanya ingin segera pergi dari tempat ini, biar ia segera berbicara bersama Ratu.
"kira-kira apa yang akan ratu katakan ya?", pikir Waruka.
"tapi kalau diperhatikan, ratu tidak bersayap", liriknya ia pada ratu disampingnya.
"mahluknoyini nembali bukti ba kauriya na sembalino (makhluk ini menjadi bukti akan adanya kehidupan lain selain disini)", Ratu mencoba menyakinkan kepada seluruh bolonti agar mereka mempercayai ratu.
Ratu mengharapkan kepercayaan padanya. Kepercayaan mereka akan sangat mudah meminta para bolonti bekerja dan bekerja agar bangunan tinggi dan megah yang mereka dirikan dapat segera selesai, yang akhirnya kubah dapat dihancurkan sehingga Ratu dapat memperluas kekuasaannya.
Ya! Kekuasaan telah 'membutakan' ratu dari apa yang disebut kebenaran, kekuasaan yang telah membuat ratu menjadi makhluk menakutkan, kekuasaan yang telah membuat ratu berperilaku sekehendaknya, kekuasaan yang telah membuat ratu menjadi makhluk yang tidak mengenal belas kasih, kekuasaan akan merubah seseorang yang baik menjadi jahat. Tentu semua itu tidak akan pernah berlaku, jika kekuasaan dapat dilihat sebagai amanat Yang Maha Kuasa yang harus diemban dengan penuh tanggungjawab.
Para bolonti yang memahami maksud ratu untuk memperluas kekuasaan, percaya dengan keluar dari kehidupan bawah artinya mereka mendapatan derajat tinggi. Mereka tinggal dalam kubah seperti ini seakan terpenjara. Sementara para bolonti yang menolak kebijakan ratu percaya tidak ada yang bisa menjamin setelah keluar dari kubah akan menjadi lebih baik atau mungkin bisa sebaliknya.
Acara memperlihatkan Waruka selesai, para bolonti bubar, kembali pada tugas masing-masing. "bawa Waruka ke kamar", perintah ratu pada pasukannya.
Para pasukan bergegas dalam barisan yang ketat, mengawal Ratu hingga masuk kamar yang indah dan megah. Ya, ia diantar pasukan masuk ke kama Ratu.