IDENTITAS RATU

Waruka sementara berdiri dijendela, memandang jauh, terlihat pemandangan kekuasaan ratu yang begitu besar dan luasnya, terlihat pula bangunan tinggi yang sementara dibangun pasukan kontu dibawah perintah pasukan ratu. Ya, bangunan tinggi yang tujuan akhir dari pembangunan itu guna menyampai kubah.

Sementara Waruka menyaksikan dan merasakan semua keadaan yang seakan-akan berbeda dari sebelumnya, Ratu masuk ke kamar. "kalian semua keluar dari kamar ini!", perintah ratu.

"saya ingin bicara berdua!', tegas Ratu diikuti langkah kaki para pelayan ratu bergegas keluar dari kamar. Waruka menoleh kearah pintu masuk kamar.

Perlahan namun pasti, bagiakan orang yang sedang fashion show, Ratu berjalan mendekati Waruka sambil melepas mahkota di kepala. Spontan rambut ratu terurai seperti bintang iklan shampo tertentu. Pakaian yang menutupi badan ratu pun dilepas untuk meyakinkan Waruka agar jangan takut kepada Ratu karena sebenarnya dia adalah manusia yang sama dengannya.

"jangan takut padaku", kata Ratu, sambil membenarkan pakaiannya, menutup badannya.

Waruka hanya terdiam tanpa kata, apa yang ia duga sebelumnya dipanggung benar adanya. "apa yang diinginkan ratu dariku?", bisik Waruka dalam hati.

"dahulu kala, sekitar umurku 13 tahun, saya terbangun ditempat yang asing ini", Ratu mulai bercerita. Waruka mendengar dengan penuh minat.

Ratu menjelaskan bahwa saat terbangun dari daerah asing ini, ia dalam keadaan sangat takut. Namun menjadi tenang saat ia bertemu salah satu bolonti yang seusianya, sedang bermain dekat danau. Para Bolonti yang seusianya belum memiliki sayap serta kepala mereka masih belum terlihat jelas moncong seperti ular cobra sehingga dirinya tidak merasa takut. Ia diajak bermain bersama hingga diajak ke istana. Ternyata anak yang dijumpainya adalah anak dari Raja Kehidupan Bawah.

Pertama kali masuk ke istana ini, disitulah rasa takut anak kecil ini semakin menjadi, bagaimana tidak? Betapa banyak pasukan raja yang dilihatnya dengan ciri fisik mereka yang begitu menakutkan. Untung saja anak yang dijumpainya adalah anak raja, jika bukan? bisa dibayangkan anak kecil bertemu makhluk asing, akan sangat menakutkan.

"koye moteiya (jangan takut)!?", kata Raja saat melihat anak kecil bersembunyi dibalik tiang istana saat pertama kali bertemu Raja.

"mayi naini (mari kesini)!?", ajak Raja. Namun anak kecil yang nanti akan menjadi Ratu ini justru berlari ketiang lain, menjauh dari raja.

Raja mendekatinya bersama anak Raja, membujuk anak kecil yang tersesat didaerah asing ini. Anak raja melangkah perlahan mendekati anak yang tampak bingung ini, digenggamnya tangan dengan lembut, membawanya mendekati raja.

"koye moteiya (jangan takut)!?", kata Raja sambil mengusap kepala anak kecil kala itu.

Raja menenangkannya dan meyakinkannya bahwa dia adalah Raja! Tidak akan ada yang berani menggangunya. "laayemo moganggue, noganggu yinodi (siapapun yang menggangunya, berarti menggangguku)!", Perintah Raja ke seluruh penjuru negeri kehidupan bawah.

Melalui perintah yang dalam sekejap menyebar ke seluruh wilayah kekuasaan raja, anak manusia ini pun bebas berbuat apapun dikehidupan bawah, tanpa rasa takut.

"saya pun hidup hingga sampai sekarang menjadi ratu"

"semuanya telah mengetahuiku"

"tidak ada yang disembunyikan dari para bolonti"

"Saya telah menjelaskan kepada mereka bahwa ada kehidupan lain selain disini, namun mereka masih ragu"

"mereka percaya bahwa saya adalah makhluk yang dikirim untuk menjadi penyelamat mereka karena berbeda ciri fisik"

"namun semenjak saya meminta mereka membangun bangunan tinggi agar mencapai kubah dan memaksa mereka bekerja, muncul dua kelompok, ada yang setuju dan masih percaya saya adalah penyelamat, namun ada juga yang sudah tidak percaya!", Ratu menjelaskan dengan rinci situasi yang terjadi dikehidupan bawah. Sementara Waruka masih memperhatikan dengan penuh ketertarikan.