LATURA, MIMPI RATU

Ya, Latura adalah pria yang sering muncul dalam mimpi Ratu. Ia percaya bahwa Latura adalah orang yang berarti baginya. Tidak pernah ada dalam pikiran liarnya jika pria itu ada dihadapannya saat ini. Mengapa harus bertemu dalam keadaan seperti ini? Apa salahku sehingga dia mengarahkan panah padaku? Bukankah kami belum pernah bertemu? Mengapa dia menyerangku? Apa yang sebenarnya telah kulakukan?

Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam pikirannya. Namun apa arti dari semua itu jika pada kenyataanya panah telah diarahkan padanya. Bersamaan, Bengek keluar dari rumah, berdiri disamping Ratu. Spontan Latura mengarahkan panahnya ke Bengek.

"angkafikanau (ikut saya)!", Latura meminta Bengek agar mengikutinya. Ia ingin Bengek menjadi tawanannya.

"untuk apa dia mengikutimu?", tanya Ratu alias Mega. Latura belum tahu jika wanita dihadapannya adalah Ratu. Jika saja ia tahu bahwa dihadapannya Ratu, mungkin dia akan berpikir berbeda, bukan Bengek yang akan jadi tawanannya melainkan Ratu.

"tidak perlu tahu, saya tidak berurusan denganmu!", Latura menegaskan pada Mega bahwa urusan dengan Bengek tidak ada hubungan dengannya.

"bukankah kamu seseorang yang sama denganku? bagaimana bisa kamu bersama mereka!?", Latura merasa kesal pada Mega.

"angkafikanau (ikut saya)!", Latura kembali meminta Bengek.

"angkafikanau (ikut saya)!", Latura berteriak dengan keras agar menakuti mereka.

"paye naafaa (tidak apa-apa)", bisik Bengek pada Ratu sambil melangkah perlahan, mendekati Latura. Ia bersedia menjadi tawanannya.

"hei! kamu!", Latura memanggil Ratu.

"karena kamu sama denganku, saya tidak akan lakukan apapun padamu"

"siapa namamu!?", tanya Bengek pada orang yang belum dikenalnya sebagai Ratu ini.

"namaku Mega", sebut Ratu.

"ya... Mega.... ambil tali dan ikat tangan dan sayapnya"

"sekarang!", teriak Latura.

Mega bergegas mengambil tali, mengikat tangan dan sayap Bengek.

"apa yang akan kamu lakukan padanya?", tanya Mega.

"dia akan menjadi tawananku"

"lagipula semua ini bukan urusanmu!", sahut Latura.

"masuk ke rumah!", perintah Latura.

ia dan Bengek perlahan mundur pergi dari rumah itu. Menemui para kontu yang tersisa 10 (sepuluh) diseberang pulau. Sementara Ratu, memutuskan kembali ke istana dengan menggunakan kereta Ratu yang dibawah terbang oleh Pasukannya. Berbagai pertanyaan yang ada dalam benaknya terlintas begitu saja mengiringi perjalanannya pulang ke istana. Siapa pria itu? Bagaimana bisa saya tidak mengetahui keberadaanya disini? Mengapa dia menjadikan Bengek sebagai tawanannya? Apa yang akan terjadi pada Bengek? Bagaimana saya bisa bertemu lagi dengan pria dalam mimpiku itu? Bagaimana cara saya menyelamatkan Bengek? Begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam pikirannya.

"balolowangkanau Waruka (bawakam Waruka di kamarku)!", perintah Ratu pada pelayannya. langkah kaki yang cepat dari pelayan pun bergegas hingga tidak berselang lama, Waruka berada dihadapan Ratu.

"kalian semua keluar!", Perintah Ratu agar semua pelayan keluar dari kamar.

"saya dalam suasana hati yang tidak baik", Ratu mengungkapkan perasaannya.

"saya bertemu pria yang dalam mimpiku sebelum ke sini"

"apa kau mengetahuinya?"

"saya harap kamu jawab dengan jujur!", Ratu meminta penjelasan dari Waruka.

Waruka terdiam dalam kata namun pikirannya berkecamuk. Andai pria itu Latura, selain Ratu telah mengetahui keberadaanya dikehidupan bawah, pada sisi lain Waruka percaya Latura telah menemukan bagaimana cara menyelamatkan dirinya dari tawanan Ratu. Tapi bagaimana jika pria itu bukan Latura? Namun nantinya Latura akan datang menyelamatkannya, bukankah pada akhirnya Ratu juga akan tahu jika ada satu manusia juga dikehidupan bawah ini? Waruka bingung, namun mau gimana pun juga ia harus tetap menjawab.

"apa yang akan kamu lakukan jika saya jawab iya?"

"jika tidak?", sahut Waruka.