KEJUJURAN

"jika iya? saya tahu apa yang akan dilakukan pria itu!

"saya pun bisa melakukan apa yang saya bisa saya lakukan!", sahut Ratu.

"jika tidak? saya juga tahu apa yang akan dilakukan pria itu!"

"saya pun bisa melakukan apa yang saya bisa saya lakukan!", Ratu menegaskan bahwa ia tidak meninginkan apapun selain ingin melihat kejujuran Waruka.

Waruka terdiam, sebelum akhirnya bertanya, "seperti apakah dia?"

"dia adalah pria yang telah saya temui dalam mimpi"

"berperawakan tinggi, dada tegap"

"sepertinya dia ahli dalam memanah", sahut Waruka.

"jika memang seperti yang kamu sebutkan cirinya"

"dia adalah Latura!", Waruka mengatakan dengan jujur pada Ratu.

"apa yang telah dilakukannya?", tanya Waruka penasaran.

"ia telah menyandera salah satu bolonti!", Ratu pergi begitu saja meninggalkan Waruka. Ia tidak mengatakan jujur mengenai Latura menyandera Bengek. Ia tidak ingin Waruka tahu bahwa ada keturunan langsung Raja yang seharusnya menjadi Raja namun karena suatu keadaan sehingga memilih mengasingkan diri dan yang memimpin dikehidupan bawah adalah Ratu.

Namun walau begitu, Waruka juga bukanlah orang bodoh. Ia mencuriga kebohongan Ratu. Ia berpikir tidak mungkin Latura akan membahayakan diri hanya untuk menyandera salah satu Bolonti. Tentu Bolonti yang disanderannya adalah Bolonti yang sangat berarti bagi istana. "apakah dia akan membebaskanku dengan menukar tawanan?", pikir Waruka.

"tapi, sebenarnya aku merasa nyaman tinggal disini", Waruka ragu jika saja Latura mencoba membebaskannya sementara ia telah merasa nyaman semenjak diperlakukan Ratu dengan diberikan segala kemewahan dan keindahan diistana. Dibandingkan saat ia diluar istana, dikejar dan diperlakukan kasar oleh Ratu. Tapi bagaimana nasib para bolonti yang tidak menuruti Ratu, bukankkah mereka akan dihukum?

"apa yang akan saya lakukan sekarang?", tanya Waruka pada dirinya sendiri.

"akankah ia katakan sejujurnya kepada ratu ataukah ia pendam sendiri saja", Waruka masih ragu pada keputusannya. Ia bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.

Kebingungannya bukan hanya pada hal itu saja, namun iya juga meyakini bahwa ada kehidupan lain selain disini, buktinya ia dan Ratu bahkan Latura berbeda fisik dengan para Bolonti. Bukankah dengan bekerjasama pada Ratu akan membuatnya bisa keluar dari kehidupan disini? Keluarnya ia disini akan membuatnya bertemu ayahnya, ibunya, adik-adiknya.

Waruka mulai ragu pada sikapnya sendiri. Ratu memperlakukannya dengan baik, begitupula para pasukan kontu maupun Latura, tapi dia juga ingin tahu darimana asalnya? Siapakah dirinya? Siapakah keluarganya? Hal seperti ini wajar adanya, mengingat dirinya seorang wanita yang tentu lemah dibanding pria.

============

Sementara Waruka masih ragu, Latura dan Bengek berkumpul bersama sisa dari pasukan kontu yang berjumlah 9 orang. Bengek masih diikat tangan dan sayapnya juga kakinya pada pohon.

"fombakasami mboae caranoa topusua na istana (beritahu kami bagaimana caranya masuk istana)", Latura meminta Bengek memberikan informasi cara masuk istana. Latura maupun pasukn kontu belum mengetahui andai saja Bengek tahu apa yang dilakukan Ratu diistana, tentu dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Secara dia adalah Raja yang sebenarnya. Tidak mungkin Raja akan mengorbankan rakyatnya hanya untuk kepentingan pribadi semata.

"fombakasami (beritahu kami)!!!", teriak Latura karena kesal tidak mendapat respon dari Bengek.

Latura bolak-balik disekitar Bengek seperti seorang polisi yang sedang mengintrogasi pelaku tindak kriminal. Bersamaan, sesaat Latura berbalik kebelakang, salah satu pasukan kontu berteriak, "tungku (tunduk)!!!!".

"wuusshh.... wussshh....pushhh", bunyi panah melesat diudara dan tertancap pada salah satu pohon. Hampir saja mengenai Latura.