Latura terkejut, ia bergegas sembunyi dari balik pohon. Tidak ada yang tahu siapa yang memanahnya. Namun tidak lama berselang, muncul pasukan Ratu dari berbagai arah.
Ya, pasukan Ratu telah mengepung markas baik dari udara, darat dan danau. Tidak ada jalan keluar bagi pasukan kontu, tidak ada yang bisa mereka lakukan. Mereka hanya berjumlah sedikit, sementara pasukan Ratu begitu banyak jumlahnya.
Latura mengambil panah, pasukan kontu mengelilingi Latura. Walau dalam keadaan sulit, namun mereka tetap membentuk formasi pertahanan. Pasukan kontu memegang tameng pertahanan dari kayu-kayu guna melindungi diri.
"wuuusshhhh..... wussshhhh", panah melesat kearah pasukan Ratu diudara, namun bisa menghindarinya.
"motalokoomo (kalian kalah)!", Bengek mengejek Latura dan pasukannya. Tanpa peduli pada ocehan, Latura kembali mengarahkan panahnya.
"wusssahhh.... wussshhh...", panah melesat ke udara hingga mengenai salah satu pasukan ratu hingga terjatuh, tidak sadarkan diri.
Pemimpin pasukan ratu yang melihat hal itu memerintahkan pasukannya agar semua melepaskan panah. Namun belum sempat mereka melepasnya, beberapa pasukan ratu yang menggunakan panah terjatuh begitu saja ke tanah, tidak sadarkan diri, sesaat setelah panah dari arah yang tidak diduga mengenai mereka.
Semua terkejut, terheran-heran, siapa yang memanah? Belum selesai dari pikiran alam sadar mereka, beberapa pasukan ratu kembali terlihat terjatuh di sana sini sesaat setelah terkenah jarum kecil beracun. Siapa yang melakukan ini? bagaimana semua ini bisa terjadi? darimana asal-usul pelaku yang melakukan semua ini.
Latura dan pasukannya merasa senang melihat semua ini, namun mereka juga tetap waspada. Bagaimana jika yang melakukan semua ini menyerang mereka? Bengek yang masih terikat dipohon terdiam, tidak ada yang bisa ia lakukan. Sementara pemimpin pasukan ratu bersembunyi dari balik pohon, matanya mencari ke sana sini, namun masih saja tidak ada yang bisa dilihatnya.
Siapa yang melakukan semua ini? bagaimana ini bisa terjadi? ia berpikir namun matanya terus mencari dan mencari pelaku namun masih saja nihil. Beberapa pasukan ratu kembali terjatuh ke tanah, tidak sadarkan diri sesaat setelah terkenah serangan jarum kecil beracun. Pasukan ratu tidak mampu melawan pasukan misteri. Bagaimana mereka bisa melawan, sementara pelakunya saja mereka tidak ketahui. Akankah mereka binasa hari ini?
Satu-persatu pasukan ratu kembali terjatuh ke tanah, tidak sadarkan diri. Pemimpi pasukan ratu melihat pergerakan diatas pohon. Ia memerintahkan salah satu pasukannya kearah yang ditunjuknya. Panah dilepas begitu saja walau sebenarnya pemanah ragu akan target apa yang dipanahnya. Hasilnya nihil.
Satu persatu pasukan Ratu kembali terjatuh ke tanah, tidak sadarkan diri. Tersisa pemimpin pasukan ratu. Sementara Latura bersama pasukannya masih dalam formasi pertahanan. Begitupula Bengek, yang masih terdiam, tanpa kata, bingung dan tidak tahu harus berbuat apapun.
Suasana begitu menegangkan, tidak ada yang bergerak, semua terdiam. Bahkan seakan angin maupun daun-daun yang berjatuhan pun seakan terdiam karena takut.
Latura memberanikan diri berdiri dari formasi pertahanan pasukannya. Namun tidak terjadi apapun. Seakan semua baik-baik saja. Melihat ketenangan Latura berdiri, pasukannya pun melepas tameng pertahanan dan tidak terjadi apa-apa. Bersamaan, mereka bergegas menangkap pemimpin pasukan ratu. Sementara Bengek masih dalam ekspresi terkejut dengan semua yang telah terjadi. Ia pun sadar bahwa dirinya masih menjadi tawanan Latura dan pasukannya.
"oae parintahno ratu (apa perintahnya ratu)?", tanya Latura pada pemimpin pasukan ratu.
"lepasi nitangkapumiyu (membebaskan tawanan kalian)!", pemimpin ratu diutus Ratu untuk membebaskan Bengek, namun diluar dugaannya Latura dan pasukannya adalah pasukan yang harus diperhitungkan untuk melawannya mengingat semua pasukan ratu yang dibawahnya tewas, hanya tersisa dirinya. Padahal yang melawan pasukannya bukanlah pasukan kontu, melainkan pasukan yang entah siapa dan berasal darimana, tidak ada yang tahu-menahu.