HUJAN

Air hujan mengguyur seluruh kehidupan bawah, beberapa menjadi air tanah, beberapa menjadi air danau, beberapa menjadi air laut, beberapa menjadi air sungai yang mengalir dari hulu ke hilir.

Sementara Waruka masih dirundung kesedihan dan kebingungan, Ratu kembali mengutus pasukannya agar mencari Latura dan pasukan kontu namun bukan untuk membebaskan Bengek, melainkan untuk membantai mereka termasuk Bengek. Ratu berpikir bahwa Bengek telah mengetahui tindakan yang dilakukannya pada penghuni kehidupan bawah. Padahal Bengek belum tahu-menahu terhadap apa yang dilakukan Ratu pada rakyatnya.

Mereka mencari dalam keadaan hujan deras. Bersamaan, Latura dan pasukannya serta Bengek telah pergi dari lokasi sebelumnya, mereka pergi mencari markas baru yang letaknya jauh dari jangkauan Ratu. Melewati danau, hutan, bukit dan sungai.

Keputusan pencarian lokasi markas yang jauh dari jangkauan Ratu tidak terlepas dari saran Bengek yang telah dipaksa sehingga ia memberitahu Latura. Dia tahu bahwa selama masih dalam jangkauan istana, markas baru itu pasti akan selalu ditemukan Ratu. Kecuali ada satu wilayah yang tidak pernah disentuh oleh istana. Bangek pun takut jika ia ke wilayah itu. Namun karena dipaksa Latura dan pasukan kontu, mau tidak mau, suka tidak suka, Bengek terpaksa menuruti keinginan Latura dan pasukannya. Ya, wilayah itu ditakuti karena dahulu kala pernah dihuni oleh penghuni kegelapan, begitu konon ceritanya, tapi belum ada yang bisa memastikan siapa penghuni diwilayah terlarang itu.

Namun belum juga sampai diwilayah terlarang, saat Latura, Bengek dan Pasukan Kontu berjalan mendaki bukit yang agak sedikit terjal, datang pasukan ratu dari udara. Menghujani mereka dengan panah. "waaduuhhh!", teriak salah satu pasukan kontu sesaat setelah terkenah panah. Latura terkejut, spontan melihat keatas.

"fotangieko (bertahan)!", perintah Latura membentuk formasi pertahanan. Pasukan kontu yang memegang tameng pertahanan, bergegas mengelilingi Latura. Panah berjatuhan disekitar, ada yang menancap pada tameng pertahanan.

Sementara Bengek yang masih diikat tangan dan sayapnya berlari dibalik pohon. Pasukan kontu membiarkannya begitu saja, karena berpikir tidak mungkin pasukan ratu akan menyerangnya. Namun ternyata tidak, dua pasukan kontu mengejarnya, memanahnya. Untung saja Bengek masih terlatih dan terampil, ia bisa menghindari panah. Tidak pernah terpikir olehnya bahwa ia akan diserang begitu saja. Bagaimana bisa ia diserang sementara dia saat ini mengharapkan pertolongan dari ratu. "miina ba moberesinoa (ada yang tidak beres)!", pikirnya sejenak.

Melihat Bengek diserang oleh pasukan ratu, "wuuussh.... wussshhhh", suara panah melesat diudara. Latura mencoba melawan pasukan ratu yang mengejar Bengek.

"wuuusshhh.... wussshhhh.... pussshhh", panahnya kembali melesat hingga mengenai salah satu pasukan ratu.

Baru saja ia ingin kembali memanah, pasukan ratu mulai memanah Latura dan pasukan yang melindunginya. Ia pun tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi pada Bengek. Latura tidak pernah terpikir jika pasukan ratu akan menyerang Bengek alias Raja yang mengasingkan diri dipulau dipertengahan danau ini. "mengapa mereka menyerangnya?", pikir Latura.

Belum selesai Latura memikirkan segala kemungkinan, 4 pasukan ratu yang terbang di udara bergegas mendarat. Berjalan mendekati formasi pertahanan Latura dan pasukannya. Bersamaan, langsung menendang, menghancurkan tameng pertahanan. Pasukan kontu terhempas. Formasi pertahanan hancur. Pasukan kontu yang lain melawan dengan sekuat tenaga, namun mereka dapat dengan mudah dilumpuhkan hingga tidak sadarkan diri.

Latura kini sendiri, tidak ada pasukan yang melindunginya. 4 pasukan ratu mengelilingi Latura. Bersamaan, sesaat setelah mereka maju mendekati Latura, tiba-tiba mereka terjatuh ke tanah, tidak sadarkan diri. Latura terkejut dan bingung apa yang sebenanrnya terjadi. Pasukan ratu yang terbang terlihat panik, melihat ke sana-sini namun tidak ada yang dilihatnya, sempat melirik Latura sebelum mereka bergegas pergi meninggalkan Latura dan Bengek.