BENGEK MEMAHAMI

Bengek memahaminya sekarang. Ia paham jika dirinya menjadi tawanan karena akan ditukar dengan Waruka yang telah ditangkap oleh Ratu.

"nowafai notangkapue Waruka (mengapa Waruka ditangkap)?", tanya Bengek penasaran. Ia belum bisa memahami mengapa Ratu menangkap Waruka.

Latura terdiam. "minadua apandeanea (saya juga tidak tahu mengapa)", sahut Latura.

Latura tidak tahu harus menjawab apa, karena seingatnya ia menolong Waruka semata-mata sifat kemanusiaanya yang terusik untuk saling menolong saat melihat seseorang ditindas orang lain, apalagi saat itu Waruka dibawah terbang oleh pasukan ratu yang berbeda ciri fisiknya. Tentu naluri kemanusiannya akan lebih terusik untuk lebih menolong.

Mengenai mengapa Ratu menangkap Waruka, ia juga belum bisa memahaminya. Ia bertemu Waruka hanya sebentar dan tidak membahas hal-hal lain selain Waruka bersama pasukan kontu dikejar oleh Ratu. Mengenai mengapa mereka dikejar, ia juga tidak tahu-menahu. Ia hanya sekedar membantu karena Waruka dan pasukan kontu dikejar oleh pasukan ratu.

Bengek berjalan bolak-balik, tangannya dilipat dibelakang, terlihat memikirkan sesuatu. Tidak bisa dipungkiri aura Raja tampak padanya. Ia memikirkan segala kemungkinan alasan mengapa Ratu menangkap Waruka, seberapa penting Waruka sehingga sangat dibutuhkan Ratu? Apa keistimewaan Waruka? Siapakah Waruka? Berasal darimanakah Waruka?

Bengek memikirkan segala kemungkinan, namun ia tidak bisa menemukan jawabannya. Ia membutuhkan informasi tambahan mengenai Waruka, tapi ia tidak bisa lakukan mengingat jika ke istana, tentu Ratu tidak mengharapkan itu.

"taafaimo (apa yang akan kita lakukan)?", tanya Latura. Bengek menghentikan langkahnya, melirik Latura.

"tokala na kanteano miina paye namusua Ratu (kita ke tempat yang tidak bisa didatangi Ratu)!", Bengek menegaskan kembali pada tujuan utama mereka saat mendaki bukit saat ini, yakni menuju wilayah yang konon ditempati makhluk kegelapan.

Ia teringat masa kecilnya dulu, saat itu ia belum tahu menahu bahwa istana tidak mengizinkan para bolonti memasuki wilayah makhluk kegelapan, namun dia tanpa sengaja sejenak masuk ke sana. Ada kehidupan disana yang sangat jauh berbeda dibandingkan kehidupan istana. Banyak para bolonti yang masuk disana tidak bisa kembali sementara dia kala itu cukup beruntung, andai saja Raja tidak segera menemukannya tentu nasibnya akan sama dengan para bolonti yang tidak kembali lagi, entah apa yang terjadi pada mereka disana.

"oaeno niworamu namayitu (apa yang kamu lihat disana waktu itu)?", tanya Latura penasaran.

"aolimpumo, laempaa siingatiku (saya sudah lupa, namun seingatku)"

"ba kahidupa namayitu (ada kehidupan disana)"

"nayembali teulei katalongia (mungkin disana akan ada yang membantu kita)", Bengek penuh keyakinan akan apa yang dilihatnya saat masih anak-anak dulu. Ia yakin mungkin ditempat penghuni kegelapan tidak seseram yang dibayangkan oleh para bolonti, mungkin dia bisa menemukan bantuan di wilayah yang masih misteri itu.

"nandonokudoo (masih jauhkah)?", tanya Latura penasaran.

"limaonu bukiti (lima bukit lagi)!", Bengek menerangkan jika ke sana sekitar 5 bukit lagi yang harus dilalui, ia ingat kala itu tidak ada yang bisa ke sana selain dirinya. Ia tahu cara masuk ke wilayah kegelapan disana. Mungkin waktu itu ia masih anak-anak, namun ingatannya masih cukup mengingat jalan kesana.

Latura dan Bengek pun melanjutkan perjalanan, berjalan mendaki bukit menuju wilayah terlarang.

======================

Sementara diistana, Ratu beranjak turun dari singgasananya, menghampiri pemimpin pasukannya yang menyerang Bengek dan Latura.

"mboae (bagaimana)?"

"dokaala na kantea laranga (mereka pergi ke wilayah terlarang)?", Ratu memastikan bahwa Bengek dan Latura menuju wilayah terlarang sesuai harapan Ratu.