MENYEBRANG

Dini hari, ketika suasana masih agak gelap dan sunyi, Arba tampak buru-buru menscan tangannya pada pintu keluar dinding perisai, diikuti sinar terang menerangi seluruh tubuhnya. Pintu pun terbuka.

Arba berlari kebelakang, menaiki mobil terbang. Sekejap ia tiba di villa. Sementara istri dan 2 anaknya masih lelap tidur.

"ayo, naik mobil!"

Arba meminta istrinya agar secepatnya naik mobil. Padahal ia baru saja mendaratkan mobilnya.

"kenapa harus buru-buru"

"bukankah ini masih dini hari", tanya Misa pada suaminya.

"nanti aku jelaskan!", sahut Arba yang tampak cemas.

"dimana anak-anak!", Arba tidak melihat dua anaknya disitu.

"mereka tidur dikamar atas", sahut Misa.

"cepat bangunkan mereka!"

"aku simpan barang ke mobil!", pintahnya.

Bersamaan, sesaat Misa menaiki tangga, terdengar dari jauh bunyi mobil dan helikopter.

"lari panggil anak-anak!"

"aku jemput kalian dijendela!", Arba terpaksa menjemput istri dan 2 anaknya dijendela karena tidak memungkinkan mereka turun tangga. Hal ini karena pasukan Argo telah mengetahui rencana Arba dan keluarganya.

Misa berlari ke kamar atas, Arba berlari keluar, melempar barang bawaannya ke mobil dan bergegas ke tempat setir mobil terbang.

Mobil terbang ini pun melaju dan berhenti dekat jendela. Sementara 4 mobil dan 2 helikopter semakin mendekati villa milik Arba.

"ayo, cepat!", Arba memanggil Misa dan 2 anaknya masuk ke mobil.

Tak lama berselang, mobil pun melaju. Bersamaan, mobil dan helikopter pasukan argo melihat mobil Arba melaju. Mereka mengikutinya. Walau ia telah melaju, 4 mobil pasukan Argo mendekati mobil Arba. Ia tidak pernah menyangkah jika mobil pasukan argo akan secepat ini mendekatinya.

"apa yang sebenarnya terjadi sayang?", tanya Misa yang masih bingung mengapa pasukan argo mengejar. Suaminya yang tampak serius mengendarai mobil tidak menjawab pertanyaan istrinya. Ia mengamati mobil pasukan argo yang kini berada disamping mobilnya. 2 mobil di kanan dan 2 mobil di kiri, Helikopter berada diatas mobil.

"pelankan mobilmu Arba!", suara perintah terdengar dari Radio didalam mobil.

"apa yang kamu lakukan jika saya menghentikan mobilku?!"

"jika tidak?!", Arba mencoba mengalihkan perhatian pasukan Argo. Sementara ia mencari ide keluar dari kejaran pasukan argo, terdengar suara jawaban dari pemimpin pasukan,"cepat atau lambat kami akan tetap menangkapmu."

"namun jika kamu berhenti, mungkin keluargamu tidak akan dipenjara sepertimu!".

Bersamaan, ia menemukan ide, Arba pun mengatakan,"jika memang begitu, kejarlah aku!"

Arba mempercepat mobilnya kearah perisai transparan. Ia tahu apa yang harus dilakukannya. Begitupula pasukan ratu mengejarnya dengan cepat.

"sayang, pasang sabukmu dan sabuk anak-anak"

"saya akan membelok tajam saat mendekati perisai!", perintah Arba.

Perisai transparan semakin dekat. Ia matikan mesin dan menginjak rem bersamaan sehingga kecepatan melambat, mobil yang melayang sejenak turun kebawah, dibelokan ke kanan, mesin dihidupkan kembali, mobil melaju, menuju arah laut. Sementara itu, dua mobil dan satu helikopter pasukan argo lenyap terkena perisai. Tersisa 2 mobil dan 1 helikopter masih mengejar Arba dan keluarganya.

Ia memutuskan melaju menuju laut, mencoba menyebrangi laut. "itu apa ya?", tanya anaknya Arba, sembari menunjuk ditengah laut ada pusaran air sangat besar, berputar-putar. Mereka tidak pernah tahu bahwa pusaran air adalah pintu keluar dari kehidupan bawah, masuk ke kehidupan atas atau pintu masuk kehidupan bawah, keluar dari kehidupan atas. Mereka juga tidak tahu bahwa pusaran air adalah perjalanan dimensi waktu, 1 bulan dikehidupan bawah sama dengan 10 tahun dikehidupan atas.

Bersamaan, 2 mobil dan 1 helikopter pasukan Argo mendekati mobil terbang milik Arba, namun Arba tampak acuh tak acuh, ia tahu bahwa tidak akan lama lagi pasukan Argo yang mengejarnya akan kembali karena takut belum pernah pergi sejauh ini meninggalkan kawasan Argonda.