Benar saja, tidak lama berselang pasukan Argo tidak lagi mengejar mobil terbang milik Arba dan keluarganya.
"kamu yakin disana ada daratan?', tanya Misa pada Arba.
"saya tidak begitu yakin", sahut Arba.
"apa kalian semua baik-baik saja?", Arba memastikan keadaan keluarganya setelah kejadian kejar-kejaran sebelumnya.
"kami baik-baik saja"
"namun kami khawatir bagaimana jika disana tidak ada daratan'
"apakah kita harus kembali ke Argonda?"
"ataukah kita akan berakhir diudara ini?", Misa bingung pada semua yang telah terjadi.
"apa yang sebenarnya telah terjadi?"
"bagaimana kamu bisa ketahuan?"
"apakah kamu menemui para Perontak?", Misa 'menghujani' suaminya dengan berbagai pertanyaan.
Arba terdiam. Ia mengingat semua tindakannya sebelum akhirnya ia dikejar pasukan argo. Ia tidak pernah menemui para Perontak. Ia juga tidak memberitahu siapapun mengenai rencana membongkar rahasia kebohongan pemerintah. Namun bagaimana bisa mereka tahu akan rencananya. Jika tidak diketahui, seharusnya hari ini memang ia akan mengantar keluarganya mencari daratan baru, setelah itu ia akan kembali ke wilayah argonda dan menemui para perontak, tapi karena telah diketahui, semua rencana gagal total.
"kita akan mencari kehidupan baru disana"
"semoga disana ada daratan baru", Arba meyakinkan istri dan anak-anaknya bahwa semua akan baik baik saja jika mereka melakukannya bersama.
Arba kembali mempercepat mobilnya. Beberapa kali terlihat ada pusaran air laut, namun karena ketidaktahuan, Arba melewatinya begitu saja. Mobil terbang melewati awan satu ke awan lain, terus melaju tanpa tahu dimana harus mendarat. Mereka mencari kehidupan baru, walau tanpa Arba tahu, ada pelacak yang telah diletakan pasukan Argo didalam mesin mobilnya, pelacak itu terus berkedip-kedip.
===============
"sudah dimana mereka?", tanya walikota pada pemimpin pasukan yang menangani kepergian Arba.
"sudah melewati batas terluar wilayah argonda", sahut pimpinanya.
"jika ada daratan disana, kita perlu menempatinya!", kata Walikota.
Ia ternyata punya misi tersendiri. Selama ini ia telah mencurigai gerak-gerik Arba. Puncaknya saat kemarin, ia tahu melalui cctv saat Arba memberitahu istrinya. Namun ia tidak segera menghentikan Arba karena walikota juga penasaran adakah daratan selain daratan wilayah Argonda. Jika ada daratan, ia juga ingin menguasainya. Oleh karena itu, walikota mengutus pasukannya untuk mengatur semua, baik meletakan pelacak pada mobil, mengutus mobil dan helikopter tanpa awak untuk mengejar Arba, juga termasuk mengancam istri Arba sebelumnya.
Ya, walikota juga mengancam Misa. Walikota meminta istri Arba agar segera memberitahu keberadaanya jika ada hal-hal diluar rencana walikota. Jadi, istri Arba adalah plan B, jika plan A tidak berjalan mulus. Apabila menolak keinginan walikota, orang tua Misa akan dihukum penjara. Begitulah perjanjiannya. Arba tidak mengetahui hal ini. Andai saja dia tahu, mungkin ia juga akan merasa bingung keputusan apa yang akan diambilnya.
"ayah!", teriak anak Arba.
"itu... disana!", anak Arba menujuk sesuatu.
Arba mengamati dengan seksama.
Ya, disana ada daratan. Terhampar daratan dengan bukit-bukit tampak terlihat jelas. Pemandangan yang begitu indah.
"apa ada yang menghuninya?", tanya Misa.
"semoga saja tidak ada!", sahut Arba.
"kita akan memulai hidup baru disana", Arba tampak senang walaupun dari lubuk hatinya masih ingin membongkar kebohongan pemerintah.
"aku akan mempersiapkan semuanya"
"sebelum kembali ke Argonda", pikirnya.
Mobil melaju, menuju daratan.
"hore... hore...", anak Arba begitu riang gembira semenjak menemukan daratan. Sementara itu, Walikota tampak senyum senang mengetahui informasi adanya daratan dari microphone didalam mobil.
"akan menjadi wilayah Argonda", pikir Walikota. Ia tidak tahu bahwa daratan itu adalah daratan milik Ratu.