44. SERANGAN YUDA DI SEKOLAH JIRO

Di dalam ruang kesenian, antara Jiro dengan papan lukisan yang kosong dan bersih tanpa ada gambaran yang didalam benaknya, kemudian dirinya bingung hingga meletakkan kuas dan alat lukisnya di atas kursi sambil berfikir dan melakukan imajinasi. Dirinya menggambarkan sesuatu didalam benaknya, kemudian dituangkan kepapan lukisan yang kosong, bahkan Jiro membayangi sesuatu sambil melukisnya tanpa sadar. Dengan ketekunan, keseriusan, dan teliti dirinya melukis tentang seorang laki-laki yang sedang melawan musuh, dengan pedangnya namun, sang musuh telah berhasil membuang pedang tersebut sambil mengangkat pedangnya ke atas dengan mengeluarkan elemen yang misterius dipedangnya hingga bersiap untuk menyerangnya walaupun laki-laki tersebut telah berhasil bangkit kembali hanya bisa memegang sebuah bayonet yang mengeluarkan cahaya misterius sambil menatap tajam ke arah depan dimana musuh terkejut melihatnya, hingga bersiap untuk menyerangnya dengan elemen yang mistis di pedangnya, bahkan laki-laki tersebut dengan memegang bayonet sambil maju kedepan dengan cepat.

Satu lawan satu, laki-laki di antara mereka sedang menahan serangan, kemudian mereka akan mundur kebelakang setelah mencoba untuk mendorongnya kebelakang membuat musuh tidak kenal lelah dalam bertarung namun, laki-laki misterius berusaha maju kedepan dengan bayonetnya dengan sekuat tenaga walaupun ukuran bayonet sangat kecil dibandingkan dengan pedang yang di gunakan musuh yang akan menyerang laki-laki misterius dengan menyodong bayonetnya ke arah musuh tersebut. Namun, semakin musuh mendekatinya, laki-laki tersebut berusaha untuk menghindar sambil melompat ke arah samping, bahkan melihat wajah musuh tersebut yang sangat marah hingga bertarung lagi dengan pedangnya membuat sang laki-laki terkejut melihatnya hingga serius untuk dilawan dengan bayonet kecilnya yang mampu menahan serangan pedang besar. Lalu, pergerakkan sang laki-laki bergerak cepat sambil menyambit ke arah sang musuh yang akan mendekatinya hingga sang musuh mulai meleset dengan gerakkan lincah menggunakan loncatan tinggi sambil melihat pergerakkan sang laki-laki tersebut yang akan mencarinya.

Sang musuh mulai melakukan penyerangan dengan cepat dengan mengeluarkan serangan elemen yang mistis namun, bayonet yang dipegang sang laki-laki mengeluarkan sesuatu yang lebih mengerikan daripada pedang yang digunakan oleh musuh sulit untuk ditandingi, laki-laki sang pemegang bayonet yang akan menyerangnya dengan cepat sekilat petir hingga musuh terkejut melihat kekuatan seorang laki-laki yang akan menyerangnya dengan bayonetnya namun, serangan tersebut mampu ditahan dengan pedang mistisnya bahkan, dia akan berusaha untuk mundur beberapa langkah dengan cara melompat hingga laki-laki tersebut berusaha mengejarnya hingga dirinya melihat musuh yang telah melarikan diri membuat Jiro sadar yang telah melihat hasil lukisan tersebut namun, kenyataannya dirinya tidak sadar hingga melihat kesetiap sampingnya beberapa papan lukisan sebagai bayangan-bayangan yang dilukiskan oleh Jiro dan berkata dengan kaget melihat hasil lukisan tersebut,"lukisan... ini?",ujarnya sambil melihat salah satu papan lukisannya yang sudah jadi yang merupakan lukisan yang mistis hingga dirinya melihat bayonet yang dipegang oleh seorang laki-laki hingga melihat musuh yang berwarna hitam yang kurang jelas yang membuatnya heran dengan hasil lukisan tersebut

"lukisan ini, tampak seperti tragedi sesuatu...",ujar Jiro yang membuatnya bingung melihat hasil karya lukisan buatannya,"apakah... ada sesuatu dibalik bayonet yang aku temukan?",tambahnya didalam hati hingga mendengar suara langkah kaki hingga mendengar suara memanggil namanya

"ooh, kau disini rupanya, anak muda",ujar seorang perempuan yang merupakan Guru walikelas,"kenapa kau tidak ikut dalam kegiatan belajar didalam kelas",ujarnya sambil masuk kedalam sambil melihat lukisan buatan Jiro,"lukisan apa ini, Jiro?",tambahnya dengan suara tegas kepada Jiro

"itu….. itu hanya….. lukisan bekas Pak Andrian",jawab Jiro dengan kaku melihat sang guru walikelas yang marah melihat dirinya tidak hadir untuk masuk kedalam kelas

"sebaiknya, kau harus istirahat Jiro, kau memang dekat dengan dia",ujar guru wali kelas sambil berpaling untuk menghilangkan rasa amarahnya dihadapan Jiro yang sendirian didalam ruang kesenian hingga membereskan semua papan lukisan tersebut di atas meja sambil pergi dan menutup pintu ruangannya, namun ruh Andrian masih bergentayangan sambil menghadap Jiro yang sudah pergi, mulutnya melebar serta tersenyum karena, dirinya telah menggambarkan sesuatu dibalik lukisannya,"suatu saat nanti, kau akan tau Jiro",ujarnya dengan serius dan menghilang

Jiro melihat kawan-kawannya sedang menikmati jajanannya kecuali dirinya yang dirinya selalu serius mengingat gambar yang ada hingga melihat kedepan lagi dan melihat jajanannya yang dia inginkan sambil melihat uang yang dia bawa, uang merah Rp. 100.000 yang membuatnya bingung dibandingkan dengan jajan dengan membawa uang yang pas, Rp. 10.000 yang cocok membeli siomay yang harganya pas. Lalu, dirinya akan membeli makanan yang mewah yaitu, nasi ditambahkan dengan daging ayam, tempe, tahu, kentang pedas, dan tahu yang membuat Jiro senang dan berkata didalam hati,"aku belum pernah menikmati makanan dengan uang yang aku bawa, padahal uang yang aku bawa adalah uang kecil",ujarnya sambil melihat uang tadi, Rp. 100.000.

Setelah menikmati makanan yang mewah, Jiro melihat sisa uang jajanannya, Rp. 88.500 yang merupakan sisa jajanannya yang masih ada sambil berjalan kedalam kelas sambil melihat kawan-kawannya yang sedang memegang gitar, main laptop yaitu, main genshin impact, PUB G, dan lainnya selain membuka Netflix yang merupakan film paling favorit bagi mereka. Jiro hanya merenung dan bingung sambil duduk dengan tenang hingga menatap kedepan untuk menunggu bel masuk, hingga Jiro mendengar bell tersebut beberapa kali hingga seluruh siswa menonatifkan ponsel kecuali tugas yang diberikan oleh sang guru hingga membuka laptop untuk persentasi di suatu mata pelajarannya hingga Jiro focus dalam kegiatan belajarnya bersama teman-temannya yang ada di ruangan kelas.

Jiro tetap menatap kedepan dimana, dirinya melihat salah satu kelompoknya sedang menerapkan persentasi dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dalam matapelajaran Geografi tentang bencana alam. Kemudian, Jiro merasa bosan sambil menatap ke jendela melihat bayangan seseorang yang ternyata adalah Pak Andrian yang sedang melambaikan tangannya hingga kedua mata Jiro melotot dan kaget melihatnya hingga menghadap ke arah depan sambil melihat kejendela lagi namun, dirinya tidak melihat sang arwah Andrian yang ada dijendelanya namun, dirinya dihadapan muka Guru Geografi sambil berkata,"kau sedang melihat apa Jiro?",ujarnya

"aku….. aku hanya melihat kearah jendela saja, melihat burung",jawab Jiro dengan jawaban yang bohong kepada sang guru namun, sang guru Geografi sedang melihat kejendela yang ternyata tidak melihat siapa-siapa didalamnya membuat sang guru merasa bingung melihat tingkah laku Jiro yang sedang menghadap kedepan sambil berjalan dan duduk di kursi menghadap murid-murid yang lainnya yang sedang memperhatikan hasil persentasi kelompok mereka hingga melihat Jiro sedang menulis tentang persentasi sebagai materi yang akan datang serta sebagai ujian tengah semester nanti. Jiro yang sangat serius sambil melihat kedepan dimana dirinya melanjutkan untuk menulis kembali hingga melihat ke arah jendela dengan tatapannya sedikit dan tidak mau melihatnya lagi atau pura-pura melihat roh Andrian yang berkeliaran di dalam sekolah yang membuat Jiro bingung namun, tak lama kemudian dirinya mendengar suara bel istirahat yang kedua sambil pergi dan meninggalkan meja dan tempat kursi dimana dirinya merasa lapar untuk mencari tempat jajanan yang tadi, berupa nasi dengan lauk pauk di kantin.

Jiro melihat jajanannya hingga dirinya langsung mengambil nasi dengan tempe, ayam, dan telur lagi walaupun tidak bosan dengan jajanannya sama, setelah itu dirinya pergi kesuatu tempat untuk membeli cakwe dengan enak menggunakan setengah matang yang dia pesan. Lalu, pergi ke kelas untuk memakannya, setelah itu pergi ke ruang mushola sendirian selama beberapa menit.

"hari ini beda sekali dengan kemarin",ujar Jiro sambil melihat sisa uang jajanannya tersisa, Rp. 50.000,"haaah, lumayan kalau disisain seperti ini….. tidak merepotkan aku rupanya",tambahnya sambil pergi kedepan sendirian

Matapelajaran dimulai, Jiro memperhatikan guru bahasa Inggris, namun dibelakangnya muncul Andrian hingga kepala Jiro geleng-geleng hingga fokus menghadap sang guru bahasa Inggris. Begitu pelajaran selesai, Jiro masih berada didalam sekolah. Lalu, dia keluar dari gedung sekolah namun, ketika dirinya keluar dari tempat tersebut, tiba-tiba saja dia tidak sadar bahwa dirinya berada di dalam sekolah membuatnya heran sambil melihat kebelakang terdapat pintu keluar hingga berada didalam sekolah lagi hingga Jiro merasa bingung namun, dari atas langit berubah menjadi abu-abu yang sangat tebal.

"apa-apaan ini?",ujar Jiro yang membuatnya gugup melihat ke atas awan, dirinya melihat sekumpulan kabut tebal yang akan menyelimutinya namun, dirinya melihat ke depan terdapat bayangan hitam yang misterius hingga Jiro serius tatapannya dan angina kecil akan mengeluarkan pedang miliknya,"siapa kau?",ujarnya dengan pelan ketika dirinya heran melihat tubuh tersebut didalam kabut abu-abu yang ternyata dia adalah Andrian yang merupakan guru sebi budaya yang sudah meninggal membuat Jiro kaget melihatnya dengan wajahnya senyum ke arahnya

"Hmmm, kau membayangkan aku Jiro?",ucap Andrian yang sedang berjalan sambil menemui Jiro,"kau menunggu ditempat ini",tambahnya

"Pak Andrian?",ujar Jiro yang terkejut melihat Andrian tepat didepan mata bahkan, dia melihat Andrian yang sedang berpaling kebelakang,"ada apa Pak?",tambahnya yang membuatnya ingin tau maksud kedatangan Andrian terhadap dirinya

"kau akan mengerti Jiro, didalam lukisan yang kau buat tadi",jawab Andrian yang membuat Jiro kaget mendengarnya,"bayonet sudah ada ditanganmu, maka dari itu pergunakanlah untuk melawan musuh yang sebenarnya",tambahnya

Jiro merasa bingung dan berfikir kembali melihat karakter yang dia gambar,"maksudmu….. Yuda?",ujarnya dengan nada bingung

"iya, kau sudah mengetahuinya. Kau akan mengerti melawan dia",ujarnya sambil pergi kedalam kabut abu-abu yang sangat tebal hingga Jiro mengejarnya namun, ketika dirinya mengejar Andrian, Andrian menghilang begitu saja membuat Jiro kaget mendengar ucapan sang guru yang sudah meninggal secara histeris

"apa yang aku lakukan? Aku bingung dan terjebak didalam asap abu-abu yang sangat tebal ditempat ini",ujarnya sambil melihat kebelakang terdapat cahaya kuning emas dimana Jiro akan pergi kesana hingga tak lama kemudian, Jiro sadar dan membuka kedua matanya dan melihat ke atas yang ternyata dirinya berada diruang kamar sambil menatap Yae Miko yang sedang khawatir dengan kondisi Jiro namun, dia merasa senang melihat Jiro masih hidup

"syukurlah, kau tidak apa-apa kan?",ujar Yae Miko yang merasa senang melihat Jiro benar-benar hampir mati

"aku tidak apa-apa Kak",jawab Jiro,"apa yang terjadi, Kakak",tambahnya yang membuat Jiro tidak sadar diri

"kau pingsan di lapangan sekolah Kakak",jawab Risa yang sedang melihat Jiro terbangun dari tempat tidur,"untung ada satpam yang mengantarkan Kakak pulang kesini",tambahnya

"aku... pingsan?",ujar Jiro yang membuatnya bingung serta dirinya telah melihat arwah Andrian yang sudah lama meninggal dunia hingga mengingat ucapan tersebut

Yae Miko heran dengan Jiro yang sedang berfikir bahkan, dia mencoba untuk mendekatinya sambil berkata,"kau sedang memikirkan apa Jiro?",ujarnya sambil mendekati Jiro agar tidak sendirian

"aku hanya….. lemas dan tidak tau... tentang…..",ujar Jiro dilanjutkan oleh Yae Miko

"tentang apa?",ujar Yae Miko yang ingin tau tentang ucapan Jiro yang aneh dimana dia melihat sesuatu dibalik lukisan

"lukisan itu….. ada bayangan... tapi, aneh",jawab Jiro yang membuat Yae Miko bingung melihat sikap Jiro

"kau melukis apa Jiro? Mana hasil lukisanmu?",ucap Yae Miko hingga Jiro terdiam dan beberapa saat dia menjawab,"ada di sekolah",jawabnya

Yae Miko merasa heran dengan jawaban Jiro yang sudah sadar serta melihat sesuatu di dalam sekolahnya hingga dirinya mengajak Jiro untuk kesekolah untuk melihat sesuatu, lalu tak lama kemudian ketika Yae Miko dan Jiro sampai didepan sekolah Jiro. Dia heran dengan melihat kondisi sekolah tersebut ketika dirinya sudah merasakan sesuatu yang aneh di sekolahnya,"kau pingsan disini Jiro",ujarnya

"aku tidak tau Kak",jawab Jiro yang membuatnya bingung namun, tak lama kemudian dirinya merasakan pusing di kepala hingga turun kebawah hingga Yae Miko terkejut melihat Jiro yang merasakan sakit kepala hingga membantunya untuk berdiri sambil melihat sekolah Jiro yang masih terbuka

"sebaiknya, kau harus mencari lukisan yang kau lukis didalam ruangan atau ditempat lain Jiro",ujar Yae Miko sambil bergerak bersama Jiro untuk mencari lukisan buatannya

"baiklah tapi….. aku bingung dimana menyimpan hasil lukisanku itu, padahal... yang dilukis itu bukan aku melainkan Pak Andrian Kakak",jawab Jiro sambil memegang kepalanya hingga tak lama kemudian Yae Miko pergi kesuatu ruangan yang merupakan ruang seni hingga melihat penyimpanan beberapa lukisan aneh dan indah didalamnya namun, Yae Miko terkejut melihat sebuah lukisan yang aneh yang ternyata lukisan buatan Jiro sendiri membuat Yae Miko kaget melihatnya

"kau melikus ini Jiro?",ujar Yae Miko sambil berbalik ke arah Jiro yang terkejut melihatnya

"iya, itu bukan lukisanku melainkan seseorang yang membayanginya, tapi aku tidak tau bukan aku yang melukiskan tentang laki-laki ini melawan musuh yang mistis Kak",ujar Jiro

"lukisan ini seperti lukisan bayangan Jiro",ujar Yae Miko yang telah melihat lukisan mistis hingga melihat sebuah lukisan lagi dimana dirinya terkejut dengan pergerakkan tangannya sampai kakinya yang sangat sama walaupun perbedaannya sedikit,"sebaiknya….. lukisan ini disimpan di Inazuma Jiro, Kakak mulai curiga dengan hasil lukisan aneh ini Jiro",tambahnya

"tidak usah Kakak, aku malu Kak",jawab Jiro kepada Yae Miko yang sedang memegang hasil lukisan tersebut

"kenapa malu Jiro?",ujar Yae Miko mendengar jawaban Panji dengan aneh

"haah, aku malu saja Kak melihat hasil karya lukisan aneh ke tempat sana",jawab Jiro kepada Yae Miko

"baiklah, sekarang tidak ada lagi tentang lukisan yang mencurigakan dimana pun berada",ujar Yae Miko sambil keluar ruangan hingga melihat kondisi lingkungan sekolah dengan cuaca yang tidak enak baginya,"sebaiknya kita harus pulang Jiro",tambahnya

Jiro tidak menjawab apa-apa sambil menatap langit di udara dimana dirinya melihat kondisi cuaca yang kurang baik untuknya hingga melihat Yae Miko yang bingung melihat kejadian tersebut sambil berjalan lagi dan membuka pintu gerbangnya namun, ketika dirinya memegang pintu gerbang ternyata ditutup oleh seseorang hingga tidak melihat satpam di sampingnya membuatnya bingung dan heran ditempat tersebut yang sudah dikurung oleh gedung-gedung sekolah. Jiro dengan tatapan tajamnya sambil berkata,"Kakak, tempat ini bukan di sekolah Kak",ujar Jiro yang membuat Yae Miko heran dengan ucapan tersebut.

"apa maksudmu Jiro? Apakah kau pernah mengalami seperti ini?",ucap Yae Miko kepada Jiro yang sudah mengetahui tempat tersebut

"iya, tapi aku tidak menemukan cahaya untuk bisa jalan keluar dari tempat ini Kakak",jawab Jiro sambil mencoba untuk membuka pintu lagi namun, usaha tersebut gagal sambil pergi ke dalam pintu dan melihat jaket satpam di belakang namun, dirinya tidak menemukan sebuah kunci untuk membuka pintu gerbang yang tertutup dengan gembok. Lalu, Jiro kembali lagi sambil menatap Yae Miko dengan wajah bingung

"jadi, tidak ada kunci untuk membuka pintu ini Jiro",ujar Yae Miko dengan pelan

"iya, kita dikurung, sebaiknya kita harus pergi ke ruangan tadi kak",jawab Jiro kepada Yae Miko sambil memegang tangan Yae Miko untuk pergi ke kamar seni untuk melihat hasil lukisan tadi

Ketika mereka berada didalam ruangan, Jiro dan Yae Miko tidak menemukannya bahkan, dia bingung untuk mencari lukisan tersebut, lalu Yae Miko sempat mengetahuinya hingga tidak menemukan lukisan yang dia pegang,"tidak ada disini rupanya",ujarnya

"Hah, tidak... apakah ini sudah waktunya untuk dikepung oleh dia",ujar Jiro yang membuatnya sedikit takut dan serius sambil menghadap kebelakang sambil pergi keluar ruangan

"Jiro kau mau kemana?",ucap Yae Miko yang melihat Jiro pergi keluar ruangan seni sambil mengikutinya dari belakang dan memegang lengan Jiro

"aku pergi keluar Kakak",jawab Jiro dimana dirinya melihat makhluk mistis didalam sekolahnya yang ternyata naga putih yang telah menyembur ke arahnya membuat Jiro serius sambil melawan dengan pedang miliknya dengan mengeluarkan elemen electro

Jiro pun bergerak hingga menyambit naga putih dengan pedang samurainya ke arah kedua kumis naga tersebut namun, serangan tersebut dapat digagalkan oleh Yuda dengan wajah senang melihat Jiro yang hampir membunuh sang naga putih miliknya

"Haaaah, kau lagi rupanya anak Inazuma",ujar Yuda sambil menyodong pedangnya yang mengeluarkan api hitam di ujungnya membuat Jiro serius untuk melihat pedang tersebut bahkan Yuda yang senang menatap Jiro yang sedang mengalami kesusahan,"kau memang pendiam dan sombong, baiklah aku akan mulai bertarung denganmu anak muda!!!!!",ujar Yuda sambil berlari sambil bersiap untuk menyambit pedangnya ke arah tubuh Jiro namun, serangan tersebut gagal dan ditahan oleh Jiro yang sedang mendorong Yuda kebelakang

Yae Miko terkejut melihatnya namun, sang naga putih siap menyembur api hitam ke arahnya sambil menghindar dari serangan tersebut hingga bersiap untuk mengeluarkana serangan catalystnya ke arah sang naga putih yang sedang menyembur api yang sangat dahsyat. Kemudian, Dia siap untuk melepaskan serangannya ke arah naga putih hingga mundur sedikit membuat Yae Miko kaget melihatnya,"dia punya banyak rupanya",ujarnya sambil melihat sang naga putih mengaung ke arah Yae Miko yang sedang berlari dengan cepat bahkan, mengeluarkan serangan sengatan listrik hingga dirinya pun menghindar dari serangan tiang yang melayang serta menggambarkan ruba berwarna ungu electro yang mengerikan. Sang naga Putih berusaha menghindar, Yae Miko melihatnya sambil berlari ke arah samping kiri sambil mengeluarkan tiang listrik yang melayang dengan melambangkan ruba ungu berelemen electro. Kemudian, dia akan mengeluarkan mantranya ke arahnya hingga muncul petir ke arah sang naga putih yang terkena sengatan listrik dan terjatuh hingga menemui Jiro yang sedang bertarung dan mengeluarkan sengatan listrik ke arah Yuda namun, Yuda mampu menghindari serangan tersebut sambil mengeluarkan serangan sambitan pedang sambil menahan serangan diantara mereka berdua.

"hanya segitukah kekuatanmu atau apakah kau bocah Inazuma memang nakal, akibat serangan kau tidak bisa menguasai daerah Sumedang, karena daerahmu adalah penyimpan sumber daya makanan yang melimpah",ujar Yuda dengan mendorong kedepan hingga Jiro kehilangan kekuatannya karena kurang fokus dalam pertempurannya sambil dirinya melompat kebelakang sendirian

Yae Miko kaget melihatnya namun, tiba-tiba saja naga putih siap untuk menyerangnya dengan menyembur api hitam dari arah samping kanan membuat Yae Miko terkejut dan kaget sambil berusaha untuk menghindar darinya. Bahkan, dia akan melawan naga putih yang berukuran besar, dirinya mengeluarkan serangan listrik lagi dengan tongkatnya. Namun, dirinya mengeluarkan tiang-tiang bergambar rubah berelemen electro bahkan dia akan melihat pergerakkan naga putih tersebut yang mencoba untuk keluar dari tempat tersebut .

"Hmmm, kau tidak akan bisa kemana-mana",ujar Yae Miko dengan senang melihat sang naga putih mencoba mencari jalan keluar bahkan, dirinya bersiap-siap menerima serangan listrik dari atas langit dan mengenai kepala naga putih membuat Yae Miko tersenyum melihatnya

Jiro bertarung di dalam suatu ruangan kelas, hingga seluruh dinding tembok hancur hingga terdengar ditelinga Yae Miko, sambil pergi ke salah satu kelasnya, lalu dia melihat Jiro sedang menahan dan mendorong pedang Yuda yang mengeluarkan api hitamnya. Yae Miko tidak mau diam sambil mengeluarkan satu sengatan listrik di sampingnya untuk membunuh Yuda dimana Yuda berada, serangan sengatan tersebut telah berhasil mengenainya kemudian, Jiro melihat Yuda sedang menahan listrik tersebut dan berkata,"Hmmm, begitu ya rupanya? Kau sudah mengalahkan nagaku",ujar Yuda dengan tatapan serius karena dirinya hampir kalah melawan Jiro dan Yae Miko yang telah membunuh sang naga putih,"aku tidak mau kalah dengan kalian berdua",tambahnya sambil menyodong pedang dan bersiap melepaskan serangan api hitam dengan cara menggibasnya yang merupakan yang tajam menghadap Yae Miko dan Jiro yang berada didepannya namun, Jiro dan Yae Miko telah berhasil menghindar dengan cara melompat bahkan, melihat Yuda dengan cepat larinya sambil membunuh Jiro dengan cara menusuknya seperti tombak yang panjang.

Begitu Yuda mulai menyerangnya dengan menusuk ke arah tubu Jiro, Jiro pun melihat pergerakkan tersebut namun, serangan dikeluarkannya hanya sebatas bayangan ketika dirinya telah menembus pandang tubuh Yuda kedepan. Lalu, dia melihat Yuda siap mengeluarkan serangan sambitan yang sangat besar dengan elemen api hitamnya hingga Jiro terkena serangan bayangan api hitam tersebut hingga tubuh Jiro terlempar kebelakang membuat Yae Miko mencoba menolong Jiro yang sudah terkena serangan api hitam. Kemudian, Dia khawatir dengannya sambil menatap marah ke arah Yuda yang telah membunuh Jiro dengan bayangan sambitan api hitam yang mengerikan.

"Hahahahaha, kau tidak bisa mengalahkan aku penjaga kuil Inazuma, aku tau tentang dia tapi aku, bisa membunuh kalian kapan saja, kau sudah tidak berguna bocah Inazuma, kau sudah terkena seranganku",ujar Yuda dengan senang melihat Jiro terluka akibat serangan api hitam tersebut

"Jiro, Jiro bangun",ujar Yae Miko sambil membangunkan Jiro yang terkena serangan api hitam tersebut namun, dia melihat Yuda semakin mendekat dan berusaha untuk menyodong pedangnya ke arah dirinya

"Hahah, menyerahlah penjaga kuil Narukami, tidak ada cara lain untuk bisa membangunkan bocah nakal seperti dia",ujar Yuda dengan senyumannya ke arah Yae Miko yang berusaha untuk melindungi Jiro dari serangan apapun termasuk dirinya

"aku tidak akan menyerah, aku yang akan melawanmu",ucap Yae Miko sambil mengeluarkan elemen electro serta bayangan tiang dengan rubah sambil mengeluarkan sengatan listrik yang sangat besar

"Hmmm, begitu ya, penjaga kuil Narukami",ujar Yuda kepada Yae Miko,"aku tidak akan pernah berhenti untuk menyerang kau dan bocah Inazuma. Kalau begitu, aku siap bertarung denganmu",tambahnya sambil mengeluarkan asap-asap hitam yang merupakan elemen api hitam yang sangat besar karena, dibelakangnya merupakan sang naga putih yang telah menyemburkan api hitam

Yuda mulai mengeluarkan serangan bayangan sambitan yang mengerikan hingga Yae Miko kaget dan bingung untuk mundur atau maju untuk dilawan, namun tak lama kemudian muncul bayonet yang telah berhasil menahan serangan Yuda dengan mengeluarkan api hitam di pedangnya membuat Yuda terkejut melihatnya hingga tersenyum yang mengerikan ke arah Jiro yang telah melindungi Yae Miko dari serangan tersebut.

"ooh, jadi kau yang telah bangkit rupanya",ujar Yuda dengan senyumannya dengan tajam dan rauk muka yang serius untuk menghadapi Jiro yang sudah bangkit kembali

Yae Miko kaget melihat Jiro yang telah bangkit dari jatuhnya serangan Yuda, hingga dirinya berada di depan Yae Miko bahkan, Yae Miko merasa senang dan merasa aman dari serangan Yuda,"Jiro... kau....?",ujar Yae Miko yang kaget melihatnya

"Kakak... sebaiknya kita akan mulai menyerang dia…..",ujar Jiro dengan tatapan serius ke arah Yuda yang sudah mulai mengeluarkan elemen api hitamnya dari dalam gabungannya dengan naga putih

Yae Miko heran dengan ucapan tersebut dan mengerti,"baiklah Kakak akan membantumu Jiro",ujarnya sambil mengumpulkan elemennya namun, dirinya telah merasakkan sesuatu oleh Jiro yaitu, elemen electro yang bisa memberinya kepada dirinya

"bayonet ini, aku merasakannya, kekuatan electro yang disimpan didalamnya Kakak",ujar Jiro membuat Yae Miko terkejut mendengar ucapan Jiro

"kau memegang... bayonet….. milik Andrian...",ujar Yae Miko yang kaget mendengarnya bahkan, dirinya merasakan kekuatan electro mulai terkumpul sambil tatapan serius ke arah Yuda dan hewannya bahkan, dirinya membuktikan elemen electronya yang sangat banyak dari bayonet milik Jiro yang siap untuk menyerang Yuda

"hah, aku akan menyerang kamu, bocah Inazuma",ujar Yuda sambil maju dengan pergerakkannya sangat cepat, kemudian dia melihat Jiro telah berhasil menghindar dari serangan Yuda yang membuatnya terkejut sambil melihat pergerakkan Jiro yang begitu cepat dengan bayonetnya sebagai senjata terakhirnya sambil melihat serangan tersebut mulai mendekatinya bahkan, dirinya berusaha untuk menahan serangan tersebut dengan pedangnya,"kau….. kau memang lemah, hanya aku yang bisa membunuhmu, bocah Inazuma",ujarnya sambil melihat Jiro yang tidak mengeluarkan kata apapun sambil mendorongnya kedepan membuat Yuda tidak bisa menahan serangan Jiro dengan elemen yang sangat besar lalu, dirinya berusaha mundur kebelakang namun, dia melihat bayonet yang melayang ke depan hingga Yuda berusaha menahan serangan tersebut dengan pedang yang menyalakan api hitam,"kau tidak bisa menyerangku bocah Inazuma",ujarnya sambil menggibasnya dimana bayonet Jiro tidak mempan untuk membunuh atau menusuk Yuda di tubuhnya membuatnya senang melihatnya namun, didepannya muncul serangan tornado petir yang sangat besar membuatnya kaget dan berusaha untuk menjauh.

Jiro melihat Yuda yang telah berhasil menghindar dari serangan tersebut sambil bergerak cepat dan bersiap untuk menyerangnya dengan beberapa sambitan pedang ke arahnya, bahkan Yuda melihat serangan pedang Jiro yang sangat cepat pergerakkannya dirinya tidak mau kalah dengannya sambil berkata,"kau memang bocah Inazuma yang kuat, tapi aku yang akan membunuhmu dengan cepat",ujar Yuda sambil menggerakkan pedangnya hingga mulai menusuk tubuh Jiro di bagian perut namun, kenyataannya tidak mengenainya.

Jiro telah menghindar sambil maju kedepan, dan memulai adu pedang bersama Yuda yang selalu ucapannya dibesarkan kepada Jiro hingga dirinya tidak mau kalah dengannya,"apakah kau memang tunawicana. Kau memang menyembunyikan kelemahanmu untuk melawanku",ujarnya sambil tertawa,"kau tidak akan bisa kalah dariku",tambahnya sambil mundur kebelakang hingga memanggil beberapa koloni untuk menyerang atau mengepung Jiro yang membuat Jiro serius untuk menghadapi beberapa koloni buatannya

"jadi, kau menyerah untuk menghadapi para koloniku, hah?",ujarnya dengan senyumannya yang tajam yang dirinya tau bahwa, Jiro tidak bisa menyerbu koloni buatannya yang lebih kuat dibandingkan dengan sebelumnya kemudian, dia memerintahkan pasukannya untuk segera mengepungnya

Jiro berusaha untuk membunuh mereka, sambil mengeluarkan elemen electronya dan menciptakan sebuah tornado petir yang sangat besar membuat Yuda kaget melihatnya sambil mundur kebelakang dan melihat para koloni melayang di udara bahkan, dia tidak mampu untuk melawan Jiro. Yuda berusaha mundur dari tempat tersebut karena, Jiro telah mengeluarkan serangan tornado petirnya yang sangat besar sehingga, semua musuh melayang di udara hingga bergerak ke arah Yuda yang berusaha mundur dari tempat tersebut bersama koloni namun terlambat.

Yae Miko yang telah berhasil melumpuhkan sang naga putih, tiba-tiba saja dia melihat beberapa benda lainnya melayang di udara hingga semua koloni milik Yuda tewas dan terjatuh akibat serangan Jiro yang mengeluarkan angina putting beliung petir sehingga seluruh tempat sekolahnya hancur kecuali ruang kesenian milik peninggalan Andrian yang sudah lama meninggal. Bahkan, dia melihat Jiro yang sedang memegang bayonetnya yang mengeluarkan tornado petir, Yae Miko melihatnya termasuk Jiro yang telah berhasil melumpuhkan para koloni buatan Yuda sambil berkata,"kau tidak apa-apa Jiro?",ujar Yae Miko sambil melihat Jiro berjalan kedepan sambil menemui dirinya

"aku tidak apa-apa Kak",jawab Jiro sambil melihat naga putih menghilang,"naganya sudah menghilang Kakak",tambahnya sambil melihat Yae Miko melirik kebelakang

"iya, Yuda sudah pergi tinggal sisa-sisa bangunan yang sudah hancur ditempat ini Jiro",jawab Yae Miko yang telah melihat gedung sekolah Jiro hancur oleh Yuda dan para koloninya

"Haaah, sekarang kita berada di tempat yang sebenarnya Kakak",ujar Jiro kepada Yae Miko,"sekarang kita harus membayar kerugian di tempat ini Kak",ujarnya kepada Yae Miko yang terkejut melihatnya

"sebaiknya kita harus pergi Jiro agar tidak ketahuan oleh orang lain",ucap Yae Miko kepada Jiro yang mencoba untuk pergi dari tempat tersebut

Menjelang sore tiba, mereka akan melupakan segalanya tentang kejadian tersebut sambil pulang kerumah dan ditemui Risa yang telah menunggu kehadirat Jiro dan Yae Miko, Jiro melihat Risa sedang menunggu dirinya hingga tak lama kemudian dia mendekatinya sambil berkata,"Kakak, habis dari mana?",ujar Risa yang heran dengan sikap Jiro yang sudah sembuh dari penyakitnya

"Kakak habis dari luar Risa",jawab Jiro dengan bohong

"Oooh, Kakak sudah sembuh penyakitnya? Tumben Kakak bisa sembuh sekarang",ujar Risa yang terkejut dan heran dengan sikap Jiro yang sudah sembuh dari penyakit koma dan pergi ke ruang dapur,"nanti sama apa Kakak?",tambahnya

"ooh, aku sama tahu sumedang Risa",jawab Jiro kepada Risa yang sedang memasak tahu susu sumedang yang tersisa kemarin

"duh, aku juga sama Risa",jawab Yae Miko yang sudah merasakan lapar diperutnya

Jiro dan Yae Miko menyembunyikan dalam menghancurkan gedung sekolahnya akibat ulah Yuda yang telah duluan untuk menyerang Jiro dan Yae Miko, tak lama kemudian Risa menuangkan tahu susu sumedangnya yang sudah matang dan berkata,"ini Kakak",ujar Risa sambil menyimpannya di atas meja makan

Jiro dan Yae Miko mencicipi tahu susu sumedangnya, hingga Yae Miko merasa senang ketika dirinya mencicipi tahu sumedangnya hingga enak didalam mulutnya termasuk Jiro yang sudah mencicipinya kemarin saat Hari jadinya HUT Sumedang. Lalu, mereka telah menghabiskannya membuat Risa merasa senang dan berkata,"mau lagi Kakak Yae Miko? Kak Jiro?",ujarnya sambil menatap mereka dengan rauk muka senang

"iya boleh agar... tidak makan lagi nanti malam",jawab Jiro dengan percaya diri namun, Risa tidak percaya sambil membujur lidahnya

"pieeee, pembohong kau bohong Kakak, kemarin Kakak jajan malam di Inazuma",ujar Risa dimana dia melihat Jiro jajan seuatu di Inazuma

"hahahaha, iya! Iya! Iya! Kakak bohong sama kamu",ujar Jiro sambil tertawa bersama

Mereka tertawa sambil berbicara dengan canda yang ada, hingga mereka menikmati tahu susu sumedang buatan Risa, disisi lain didunia lain Yuda sudah mengalami kekalahan besarnya hingga sang ketua Valkrein mendengarnya dari dalam hati Yuda.

"aku sudah tau, kau mengalami kekalahan besar akibat bocah Inazuma itukan?",ujarnya kepada Yuda dengan wajah yang kurang senang

"iya, aku sudah berusaha keras untuk melawan bocah Inazuma itu dan juga penjaga kuil Narukami itu",jawab Yuda dengan kesal karena kalah melawan Jiro di lingkungan sekolahnya

"jangan khawatir, kita bisa menguasai dunia berkat pandainya dia",ucap sang ketua Valkrain yang misterius sambil melihat salah satu anggotanya yang akan mengambil keuntungan dari planet bumi dengan cara mengambil sumber daya alam untuk kepentingannya secara misterius yang membuatnya senang termasuk Yuda yang sudah membuat beberapa koloni dalam memerangi para anggota Genshin dari negeri Teyvat untuk membalas dendam dimasa lalu

***