Seulas senyuman mengembang di balik wajah Kallan saat dia melambaikan tangan nya pada Alessia.
Kallan baru saja mengantar gadis itu ketempat kerja nya, dimana Alessia bekerja di salah satu kafe teman baiknya.
Laki-laki itu masih berada di atas motor miliknya, sejenak dia masih menatap punggung Alessia yang terus menjauhi dirinya menuju ke arah kafe milik temannya tersebut.
Jika ada yang bertanya betapa dia mencintai gadis itu?!.
Jawaban nya.
Sangat, sangat dalam.
Tidak akan ada yang bisa mengukur Clcinta nya dan tidak bisa dibandingkan dengan barang apapun di muka bumi ini, baginya Alessia adalah satu-satunya gadis yang bisa menjungkirbalikkan dunia nya dan membuat dia lupa soal banyak hal yang terjadi di dalam kehidupan asli nya termasuk apa yang ada didalam kehidupan keluarga nya.
Gadis itu benar-benar jauh berbeda dengan gadis lainnya, terlalu unik dan menarik untuk dirinya.
Ingatan Kallan pada pertemuan pertama hingga ke pertemuan-pertemuan berikut nya masih tercetak Jelas di dalam ingatan Kallan.
Laki-laki tersebut sejenak memejamkan bola matanya.
Tringgggg
Seketika pintu Asian market terbuka, langkah kaki kallan mulai masuk menapaki salah satu pusat perbelanjaan Asian market yang persis seperti mini market atau Indomaret nya Indonesia tersebut.
Dia dalam beberapa bulan ini sering datang ketempat ini hanya untuk membeli rokok atau membeli kopi hangat espresso.
memilih duduk manis di kursi depan yang telah di sediakan oleh pihak Asian market untuk beberapa orang yang rata-rata anak ingin duduk-duduk santai didepan nya.
Sebenarnya bukan karena kopi espresso nya atau rokok yang harga nya beberapa dolar tersebut membuat dia betah duduk berlama-lama didepan sana.
Melainkan karena dia mencoba menghindar dari keadaan rumah yang mulai terasa tidak nyaman karena urusan pelik Mama dan Papa nya.
Dan juga karena dia tengah tertarik dengan kasir cantik Asian market yang belakangan terus mengganggu Fikiran nya.
Sangat sulit sekali tahu siapa nama gadis cantik tersebut, Hingga akhir nya setelah perjuangan panjang ndia mendapat kan satu nama dari gadis lemah lembut tersebut berkat seorang karyawan lainnya di Asian market itu.
Alessia.
Yah nama gadis cantik itu adalah Alessia.
Cantik, secantik orang nya.
Lemah lembut, memiliki sosok ke ibuan, senyuman manis nya selalu terpampang di wajah gadis itu, sifat nya nyaris sama seperti sifat mama nya.
Kata orang, seorang laki-laki terkadang jatuh cinta pada seorang gadis karena gadis tersebut nyaris memiliki sifat yang sama seperti ibu mereka.
Dan yah Alessia benar-benar memiliki sifat hampir sama dengan mama nya.
Karena itu dia benar-benar jatuh cinta dalam diam pada gadis itu untuk waktu yang cukup lama.
Bagi kallan gadis itu gadis paling hebat yang pernah dia kenal, seorang teman yang mengenalkan nya pada gadis biasa tersebut ketika dia berkunjung ke kafe teman nya itu.
Percayalah Alessia merupakan gadis hebat Karena bisa membagi waktu pekerjaan nya dengan baik, Pagi gadis itu menjadi pelayan di kafe Milik teman nya, sedangkan malam gadis itu bekerja di Asian market.
Teman nya bilang gadis itu berjuang sedemikian rupa demi biaya pengobatan ayah nya dan biaya sekolah adiknya, Alessia memilih tidak melanjutkan pendidikan nya dan fokus dengan pekerjaannya.
Meskipun kehidupan nya sulit, gadis itu tidak pernah tergiur untuk menjual harga dirinya.
Beberapa kali pernah mendapatkan tawaran bekerja di club malam dengan gaji luar biasa, gadis itu selalu menolak nya dengan begitu halus, bagi nya dia tidak butuh uang haram atau bahkan uang pelik untuk menghidupi keluarga nya.
Kalan benar-benar jatuh cinta pada gadis itu dan karakter kokoh nya.
Kali ini laki-laki itu berjalan menyusuri rak makanan, Kallan fikir dia ingin membeli sesuatu yang berbeda.
Setelah memilih beberapa makanan yang dia inginkan, Laki-laki itu langsung berjalan menuju ke arah kasir.
Alessia Tampak mengembang kan senyuman nya ketika melihat sosok siapa yang datang mendekati dirinya.
"Tidak menikmati kopi untuk malam ini?"
Alessia bertanya sambil meraih barang-barang pilihan kalan, mulai men scan satu persatu barang belanjaan laki-laki tersebut ke komputer yang ada di hadapannya.
Sosok Kallan benar-benar menjadi pelanggan tetap ditempat nya bekerja saat ini, karena itu dia hapal benar dengan kebiasaan laki-laki tersebut.
Sejenak gadis itu mengerutkan keningnya saat dia melihat belanjaan laki-laki itu.
"Aku sedang tidak tertarik menikmati kopi"
Jawab Kallan sambil mengeluarkan dompetnya, seolah-olah tahu Alessia menatap bingung kearah belanjaan nya.
Tumben?!.
"Baiklah"
Alessia menjawab sambil menghitung total belanjaan kalan.
"Total semua nya xxxxxxxx"
Ucap Alessia pelan.
Secara perlahan kalan mulai membayar total belanjaan yang dia beli.
Saat transaksi sudah dilakukan tiba-tiba laki-laki itu langsung berlalu pergi.
Eh?!.
Alessia jelas terkejut saat Kallan sama sekali tidak menarik belanjaan nya.
"Ka...eh...?....tuan..!"
Alessia ingin menyebut nama Kallan, tapi profesional kerja nya jelas akan menghilang.
Karena itu dia memanggil tuan pada Klalan, alih-alih menjawab laki-laki itu hanya memberikan kode, berkata dia akan menunggu hingga jam pulang nanti.
"Ya?"
Gadis itu lagi-lagi terkejut.
Ingin bicara tapi pembeli lain dihadapan nya jelas menunggu dengan muka ditekuk.
"Maaf"
Alessia bicara sambil menundukkan pelan kepalanya, mulai meraih barang belanjaan milik pengunjung lainnya.
Tiba-tiba sebuah tangan mengejutkan dirinya, seketika ingatan Kallan pada masa kemarin buyar begitu saja.
Kini laki-laki langsung menoleh kearah sisi kanan nya.
"Begitu besar cinta mu pada Alessia?"
Seorang laki-laki seusia nya bicara sambil sedikit mengejek.
"Jangan terlalu bermain hati, takutnya Begitu tenggelam jauh mencintai seseorang, tiba-tiba kekecewaan datang menerjang, kau tahu? patah hati benar-benar menyakitkan kawan"
Ucap laki-laki itu sambil terkekeh pelan.
"Jangan khawatir, Alessia bukan type gadis yang akan mengkhianati pasangannya, Ben"
Seorang gadis bicara dari arah belakang.
"Yeah siapa yang akan tahu kehidupan di masa depan? aku hanya memperingati dia"
Laki-laki itu menaikkan ujung bahu nya.
Kallan tampak mengulum senyuman nya.
"Masih belum mau membuka identitas mu pada Alessia? aku pikir dia akan terkejut saat tahu dari keluarga mana kamu berada, Khalid"
Gadis itu bicara kemudian menaikkan ujung alisnya.
Begitu nama Khalid yang disebutkan oleh gadis itu entah kenapa rasanya seperti sebuah beban besar untuk nya, dia merupakan pewaris satu-satunya perusahaan raksasa milik ayah nya tapi entahlah dia hanya tidak siap untuk terjun ke sana dan mulai bergerak untuk tahu dengan Semua urusan perusahaan.
Kallan masih terlalu nyaman berada di zona aman nya dan masih ingin sedikit bersenang-senang.
"Ini belum saatnya, aku tidak suka seseorang mencintai ku karena nama di belakangku dan kekayaan keluarga ku, Nay"
Ucap Kallan pelan.