Kallan terlihat diam melihat ekspresi Alessia yang langsung berbalik setelah berkata seperti itu pada nya.
"Kata nya Adik mu sudah kembali ke New York? kenapa aku belum juga melihat nya dan kamu tidak pernah mengenalkannya kepadaku?"
tiba-tiba laki-laki tersebut ingat dengan cerita Alessia soal saudara perempuan nya, seingat nya Alessia pernah berkata saudara perempuannya akan tinggal di new York setelah perpindahan nya dari Indonesia, tapi anehnya hingga hari ini Kallan sama sekali belum diperkenalkan dengan saudara perempuan nya tersebut.
Dia pikir apakah dia telah melewatkan sesuatu?!.
"Hmmm dia Sudah kembali, hanya saja lebih memilih untuk tinggal terpisah denganku"
Ucap Alessia pelan.
tidak tahu kenapa pertanyaan Kallan tentang Agnes membuat hatinya kembali murung dan mendung.
ingatan soal biaya operasi Agnes dan operasi nya jelas tidak sedikit, bahkan untuk dirinya belum termasuk biaya konsultasi, kemoterapi, radioterapi hingga Operasi jelas akan memakan banyak biaya.
Semua uang-uang itu dimana dia akan mendapatkan nya?!.
Dan lagi...
Sejenak Alessia menatap Kallan untuk beberapa waktu.
"Katakan pada ku"
Ucap Alessia tiba-tiba.
"Apakah anak-anak begitu penting untuk pasangan suami istri?"
Tanya Alessia tiba-tiba.
Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Alessia jelas saja membuat Kallan mengerutkan keningnya.
"Sayang pertanyaanmu terdengar sedikit aneh"
ucap Kallan sambil mendekati Alessia.
"Berikan aku sedikit jawaban bagaimana jika seandainya kamu menikahi perempuan yang tidak bisa memberikanmu keturunan?"
tanya Alessia lagi kemudian.
Kallan yang berdiri tepat di hadapan Alessia seketika terdiam, dia menatap gadis itu untuk beberapa waktu.
"aku tidak pernah memikirkan soal itu hingga sejauh itu, tapi anak-anak menjadi poin pertama dalam pernikahan, mungkin rumah akan terasa sepi tanpa mereka, karena itu sebelum menikah bukankah kita akan melewati proses pemeriksaan kesehatan kedua calon pengantin, aku pikir hal itu tidak mesti di khawatir kan lagi di zaman seperti ini, dokter lebih dulu bisa tahu apakah rahim seorang perempuan baik-baik saja juga laki-laki mampu menghasilkan embrio yang sempurna"
Mendengar jawaban Kaplan sejenak membuat Alessia tidak bergeming.
"Jika pasangan mu sakit, sejauh apa kamu akan bertahan di samping nya? dan saat kamu hidup miskin bersama pasangan mu, sejauh apa kamu akan bertahan?"
"Alessia kamu bersikap begitu aneh hari ini, bahkan pertanyaan mu semakin terdengar tidak masuk akal"
Kallan mulai bingung dengan perubahan sikap Alessia, bahkan dia cukup resah dengan barisan demi barisan pertanyaan yang dilontarkan oleh gadis tersebut.
"Berikan aku dua jawaban atas pertanyaan ku, Kallan"
Tanpa peduli dengan pertanyaan dan rasa bingung yang diberikan oleh Kallan, Alessia mencoba untuk menunggu jawaban Kallan.
"Aku tidak akan pernah membuat kehidupan kita menjadi miskin Alessia, dan urusan sakit itu urusan Tuhan, sebelum sakit kita bisa melakukan proses pencegahan"
"Jika aku dalam keadaan sekarat apa kau akan tetap mencintai ku seperti hari ini?"
"Sekarat bagaimana?"
"Jika aku sakit parah dan sekarat apa kau juga akan berselingkuh dan menikah lagi?""
"Alessia?"
ini kali pertama Kallan bicara dengan suara yang sedikit tinggi ke arah Alessia.
"Ada apa dengan kamu hari ini?"
Mendengar suara Kallan yang terdengar sedikit meninggi seketika membuat gadis tersebut membalikkan, bola mata Alessia seketika berkaca-kaca, dia bergerak cepat menuju ke arah dapur dan membuka lemari es yang ada di sana.
Gadis itu dengan cepat mengambil sebotol air minum dan langsung menuangkan nya ke dalam gelas yang ada di atas meja dapur.
Kallan jelas langsung menyusul Alessia, dangan perasaan penuh penyesalan dia berkata.
"Maaf aku tidak..."
dia baru ingin menyelesaikan kata-katanya maaf aku tidak bermaksud untuk bicara dengan nada tinggi barusan, tapi tiba-tiba Alessia memotong ucapan nya.
"Mari kita putus saja"
Ucap gadis tersebut kemudian.
"Apa?"
mendengar ucapan gadis tersebut seketika Kallan membulatkan bola matanya.
"Kau bilang apa, sayang?"
"Tiba-tiba aku merasa lelah dengan hubungan kita"
Lanjut Alessia lagi tanpa berniat menoleh kearah Kallan.