Aku langsung terbahak membayangkan taruhan menakutkan itu. Apa jadinya kalau Kang Iwan dengan penuh percaya diri menyetujui, karena takut pamor ketampanannya luntur di depan emak-emak. Lalu dia kalah, mau tidak mau jualan bakso, lalu ....
Anak Pak Rete yang biasa kerja enak di balik meja petugas kecamatan, tiba-tiba jualan bakso karena kalah taruhan.
"Berani berbuat harus berani tanggung resiko, apalagi jailnya udah ke ranah nama baik!" Kaivan kembali bicara serius. "Masih untung loh cuma dihukum jualan bakso, daripada aku jadiin patung penjaga bendera!"
Ya ampun, kalau aku sih milih jadi patung. Anak keluarga super gengsi jualan bakso mah bukan untung, tapi malu tujuh turunan.
"Nggak nyangka banget. Kang Iwan yang kelihatan baik depan orang, pendiam sejak cerai sama istrinya, ternyata pintar cari muka!" gerutuku kecewa.
"Makanya harus diberi pelajaran, supaya hati-hati kalau pengen viral," nasehat Kaivan.
"Van, terus aku nanti gimana kalau kamu nyamar?"