Rentenir Sial

Hujan yang menderas sejak subuh belum ada tanda akan reda, membuat angka delapan yang ditunjuk jarum jam tetap redup seperti suasana jam lima pagi.

Hari yang malas menerbitkan matahari, biasanya juga membuat orang setengah hati beranjak dari rebahan. Aku pun jadi betah berlama-lama menikmati sepiring nasi goreng sambil menonton film di handphone kalau begini. Apalagi, Kaivan sengaja tidak ke luar dari lampu.

Benar-benar membagongkan! Begitu disebut pemalas tidak mau!

Namun, sarapan dan fokusku pada layar handphone seketika terganggu oleh gedoran dari pintu ruang tamu. Semakin lama seperti orang hendak merobohkan rumah saja. Padahal, bel yang kupasang dengan harga tidak murah memiliki tujuan supaya orang mudah memanggil tuan rumah.

Dengan perasaan kesal, aku terpaksa meninggalkan ruang makan. Menyahut orang tidak sabaran di luar sana sambil berusaha memutar anak kunci secepat mungkin. Kupikir tetangga iseng, ternyata ....