Jeep abu-abu yang sejak tadi mengikuti mobilku dari jarak tertentu, menyelip. Kemudian berhenti beberapa depa menghalangi jalan. Lokasi semacam ini memang membuat orang-orang jahat lebih aji mumpung. Merasa calon korban mereka lengah dan salah.
Tring!
Kaivan sigap menghentikan mobilku, tanpa efek rem mendadak. Sementara dari Jeep itu, empat orang berwajah sangar mendekat.
Dok! Dok! Dok!
Salah satu dari mereka menggedor kaca dengan pegangan senjata tajam, memaksa tanganku yang gemetar ketakutan menurunkan pelindung angin dan hujan itu sedikit.
"Ke luar!" bentuknya.
"I-iya ba-baik," jawabku terbata.
Aku yang sudah pias hanya sanggup menurut, membuka pintu kemudi dan ke luar sesuai perintah. Tidak lupa, tas tangan berwarna merah menyala kugenggam seerat mungkin.
"Bawa apa aja Lo?" bentak orang yang sama, lagi.
"Handphone, ATM, dan uang cash dua puluh juta," jelasku dengan suara bergetar.
"Semua ada di tas tangan Lo itu?"