Posesif

Cling!

"Naya, mau pergi?"

Aku yang setengah jalan memoles lipstik, langsung mengurungkan niat. Kembali menutup benda itu supaya kalau gugup sewaktu-waktu, tidak tercoret ke sembarang tempat.

"Eh, kamu, Van. Ngagetin aja." Aku berusaha mengulur jawaban.

"Kamu mau pergi?" Kaivan kembali mengulang pertanyaan, tidak seperti biasanya.

"Iya."

"Ke?"

"Pesta ulang tahun teman."

"Undangan manggung?"

Tanpa men-tring tempat duduk, Kaivan tetap melanjutkan pertanyaan. Wajah tampan yang selama ini penuh senyum manis, sekarang datar. Setiap kata-kata Kaivan terasa menyimpan amarah. Aku tidak tahu salah apa.

"Enggak, undangan harus hadir aja," jawabku gugup.

Kaivan berdecak, sepertinya tidak suka. "Nggak usah berangkat!"

Aku tersentak. Jawaban singkat, padat, dan menuntut itu seketika membuat suasana hati berantakan. Kaivan berbeda, sikapnya mirip jin tukang perintah yang memiliki bermilyar-milyar akal licik membodohi manusia. Dan, itu bukan sikap Kaivan selama bersamaku.