Pagi hari Ratna tersadar, dia melihat ada mama dan papanya. Mama Gita senang saat melihat putrinya tersadar. Dia langsung saja bertanya kepada putrinya apakah ada yang dia mau.
"Sayang kamu sudah sadar? Bagaimana apakah ada yang sakit?"tanya mama Gita.
"Aku mau minum ma."kata Ratna.
"Sebentar mama ambilin."kata mama Gita.
Mama Gita langsung saja membantu putrinya untuk minum setelah mengambilkan air minum.
"Ma kapan mama datang?"kata Ratna.
"Mama sama papa tadi malam langsung kesini setelah Dion menghubungi kami."kata mama Gita.
"Dion yang menghubungi papa?"kata Ratna.
"Iya dia sangat perhatian banget sama kamu. Mama rasa dia mencintaimu?"kata mama Gita.
"Sudahlah ma jangan bahas itu, lagian mama tau siapa yang aku sukai."kata Ratna.
"Sudahlah Rat lupakan Farel, dia tak mencintaimu. lebih baik kamu bersama dengan Dion."kata mama Gita yang lebih setuju jika putrinya itu bersama dengan Dion.
Mama Gita tau jika putrinya bersama dengan Dion pasti putrinya itu akan merasakan kebahagiaan. Bukan seperti sekarang putrinya selalu terluka karena Farel. Dia juga tau jika Farel hanya menganggap putrinya itu sebagai teman gak lebih.
"Ma kenapa kakiku gak bisa digerakkan?"kata Ratna yang ingin ke kamar mandi tapi kakinya tak merasakan apa-apa.
"Kamu yakin sayang?"kata mama Gita yang juga ikut khawatir.
"Ma serius kaki aku gak bisa digerakin."kata Ratna sambil menangis dia takut jika dirinya lumpuh.
"Tenang dulu sayang, mama akan panggilkan dokter dulu."kata mama Gita yang langsung keluar untuk memanggil dokter agar memeriksa putrinya.
Saat dia mau memanggil dokter, dia bertemu dengan suaminya. Mama Gita langsung menghampiri suaminya dan bilang dengan suaminya agar dia memanggl dokter untuk Ratna.
"Mas, tolong kamu panggilkan dokter."kata mama Gita.
"Ada apa menyuruhku panggil dokter?"tanya papa Sam.
"Ratna pa, dia harus segera diperiksa."kata mama Gita.
Papa Sam langsung berlari menemui dokter yang menangani putrinya. Diruang rawat Ratna yang tidak merasakan apa-apa dikakinya langsung membuang barang-barang yang ada didekatnya. Dia juga memukul-mukul kakinya dia tak ingin lumpuh. Dion yang baru saja sampai langsung terkejut karena kamar rawat Ratna berantakan dan dia memukul-mukul kakinya.
Dion langsung menghampirinya dan menahan tangan Ratna agar dia tak memukul-mukul lagi kakinya.
"Apa yang kamu lakukan?"kata Dion.
"Aku gak mau lumpuh."kata Ratna.
"Aku yakin kamu pasti bisa jalan lagi hanya saja itu butuh waktu. Kamu gak boleh nyerah gitu saja, aku akan cari terapis untuk kaki kamu agar kamu cepat seembuh."kata Dion.
"Aku gak berguna sekarang."kata Ratna.
"Kamu gak boleh kayak gini ingat masih ada mama papa kamu mereka sayang sama kamu."kata Dion.
"Mereka gak sayang sama aku. Kalau mereka sayang sama aku pasti mereka akan tinggal disini bukannya malah meninggalkanku sendirian."kata Ratna.
"Bukannya kamu yang gak mau ikut mereka?"kata Dion.
"Aku..."kata Ratna yang gak meneruskan perkataanny tapi malah gadis itu menangis.
Dion yang melihat kalau Ratna menangis langsung saja memeluknya. Dia berharap dengan begini perempuan yang ada dipelukannya ini akan tenang.
"Aku sama Kevin akan selalu ada buat kamu?"kata Dion.
"Farel kemana? Apa dia sudah gak perduli lagi denganku?"kata Ratna.
"Dia semalam sudah menunggumu tapi setelah kamu dipindah dia langsung pulang."kata Dion.
"Tapi aku mau dia datang sekarang?"kata Ratna.
"Kita gak bisa maksa dia sekarang, bukannya kamu tau jika sekarang Farel sudah punya istri. Jadi dia tak sebebas dulu."kata Dion.
"Tapi aku mau dia Yon, aku gak mau yang lain."kata Ratna.
"Oke aku akan menelponnya tapi kamu harus tenang dulu ya."kata Dion.
Saat Dion berusaha menenangkan Ratna pintu ruang rawat Ratna terbuka. Orangtua Ratna dan dokter itu terkejut saat melihat jika kamar Ratna sangat berantakan
"Ada apa ini?"kata papa Sam.
"Maaf om, Ratna membanting barang-barang saat tau jika kakinya tak bisa digerakkan."kata Dion.
"Sayang kamu bisa kesal tapi jangan banting barang-barang."kata papa Sam.
"Papa gak tau rasanya gak bisa jalan dan gak berguna kemana-mana harus minta bantuan orang lain."kata Ratna.
"Sudah pa, jangan salahin Ratna terus ini bukan salah dia."kata mama Gita.
"Bela terus anak kamu itu."kata papa Sam yang gak suka jika istrinya itu selalu membela putrinya.
"Maaf pak biar nanti saya suruh orang untuk membersihkan barang-barang ini. Sekarang saya mau memeriksa nona Ratna dulu."kata dokter itu.
"Baik dok silahkan."kata mama Gita.
Ratna terdiam saat dokter mengatakan jika dia lumpuh dan hanya ada harapan kecil untuknya sembuh. Pupus sudah harapannya untuk mendapatkan Farel. Dion yang tau jika Ratna sedih langsung saja bertanya pada dokte itu.
"Maaf dok bukannya dengan terapi biasanya kaki lumpuh bisa disembuhkan?"kata Dion.
"Bisa tapi itu pun tergantung dengan keinginan pasien itu sendiri."kata Dokter.
"Mama sama papa akan carikan kamu dokter terapi yang bagus untuk kamu agar kamu bisa cepat jalan lagi."kata mama Gita menghibur putrinya.
"Ma aku boleh minta satu permintaan?"kata Ratna.
"Kamu mau minta apa sayang?"kata mama Gita sambil mengelus rambut putrinya dengan sayang.
"Aku mau Farel kesini ma."kata Ratna.
"Bukannya kamu tadi dengar sendiri saat Dion menelepon Farel dia sedang sibuk."kata papa Sam.
"Pa papa bisa membujuk om Adi untuk membujuk Fare agar kesini."kata Ratna.
"Baiklah papa akan telepon Adi, tapi papa gak janji bisa membujuknya."kata papa Sam.
Dia langsung saja mengambil ponselnya untuk menghubungi Adi. Sebenarnya dia sungkan tapi demi putrinya dia akan lakukan apa saja asal putrinya bahagia.
Om Adi setelah mendapat telepon dari sahabtanya langsung menghubungi putranya tapi ternyata yang mengangkat adalah menantunya. Dia berjanji akan mengajak Farel menjenguk Ratna besok.
"Pa kenapa papa masih memaksa Farel sih. Biarkan saja dia menjenguk Ratna atau tidak. Seharus dia sadar jika sekarang anak kita sudah menikah."kata Dita.
"Papa tau ma, tapi papa yakin kalau Sam belum tau jika Farel sudah menikah makanya dia mau menelponku."kata Adi.
"Kenapa papa bisa berkata begitu?"Tanya Dita.
"Kalau dia tau pasti dia tak akan menghubungiku. Sudah biarkan saja itu jadi urusan Farel besok. Sekarang lebih baik kita tidur."kata Adi.
Keesokan harinya Farel mengajak Sella untuk menjenguk Ratna dirumah sakit. Saat mereka berdua sampai diruangan Ratna ternyata disana ada orangtua Ratna dan kedua sahabat Farel.
"Selamat siang bagaimana kabar kamu Rat?"kata Farel membuat Ratna langsung tersenyum senang tapi saat melihat dibelakang ada Sella. Senyum Ratna langsung memudar.
"Oh ya kak ini aku bawain buah semoga suka ya karena aku gak tau buah apa yang kamu sukai."kata Sella dengan tersenyum manis.
"Makasih ya sayang."kata mama Gita.
"Rel siapa yang kamu bawa ini? Cantik sekali."kata mama Gita.
"Ah tante bisa aja, tante juga cantik kok."kata Sella.
"Oh ya tan kenalin ini istri Farel, Sella."kata Farel membuat kedua orangtua Ratna terkejut.
"Kok kamu gak undang kami saat kamu nikah kemarin Rel?"kata papa Sam.
"Loh apa Ratna gak kasih undangannya ke om sama tante."kata Farel.
"Gak, mungkin dia lupa atau mamanya yang lupa. Maklumlah kamikan sudah tua."kata papa Sam.
"Enak saja bilang mama sudah tua. Mama masih bisa buatkan Ratna adik ya."kata mama Gita.
"Aku yang gak mau punya adik."kata Ratna.
Setelah berbasa-basi sebentar dengan orangtua Ratna dan teman-temannya Farel pamit pergi dulu. Farel beralasan jika hari ini mau pergi kerumah orangtua Sella ada acara disana padahal yang sebenarnya mereka berdua mau pergi jalan-jalan.