KITTY PO 50

3 bulan kemudian ....

Apo terkena sindrom cekikikan setiap melihat foto ultahnya pas malam hari. Di sana ada Mile yang memberi selamat padanya, membawa kue. Namun saat menyuapkan potongan pertama Apo menempelkan kue itu ke pipi Mile Phakphum. Gagal mesra. Apo semakin jahil dari hari ke hari. Dia senang melihat ekspresi Mile kalau sudah kaget dan tertekan karena tingkahnya. "Hei, Apo--!"

Sisi positif dari peristiwa itu adalah Apo tahu dia tidak boleh membiarkan Mile terhukum sendirian. Apo pun bilang, "Terima kasih!" lalu memeluk leher sang suami untuk mencium pipi penuh krim itu. (Dia bangga sudah tembus umur 18 tahun).

Apo pun memposting hasil fotonya di via stagram, sekedar ingin mengenang betapa chaos pada saat itu tidak layak dilupakan. Si manis membuka kado-kado dengan riang, dia berubah lebih senang mengadakan pesta yang tamunya teman Mile daripada anak-anak BT.

Ini adalah real-life yang keras. Apo paham. Semua orang memiliki urusan pentingnya masing-masing. Karena itu si manis versi sekarang tidak heran melihat GC circle sering sepi. Tidak ada obrolan seru seperti dulu, semua hilang. Tidak ada basa-basi karena di dunia mereka sudah ada teman real-life baru. Terpisah ruang dan waktu memang sering memberikan perbedaan besar. Apalagi sejak penjambretan ponsel dan mobil Jeffsatur.

Jeff benar-benar tidak muncul sama sekali di GC itu, fokus diri sendiri seperti yang lain. Dia juga tidak menjelekkan Apo di depan circle, karena rasa bersalahnya lebih besar. Remaja itu justru senang Apo hadir di hari pernikahannya, padahal benar-benar kehilangan 2 benda itu sebelum naik pangkat jadi istri orang.

Kata Masu ketika resepsi, "Pelakunya anjing banget sih, Po. Sudah dipenjara saja masih banyak tingkah. Yang berusaha kabur lah, yang berantem dengan sesama napi lah. Untung dua orang itu berhasil ditangkap!"

"Waah, hukuman berapa tahun?" tanya Apo, yang ikut berbisik di tengah-tengah kerumunan tamu.

"Empat sih. Soalnya mereka pernah mencuri mobil yang lain. Bangsat sekali, cih. Sudah dijadikan pekerjaan tetap rupanya."

"Oh ...."

Apo sendiri tidak bisa mengganti mobil Jeff seolah dirinya yang paling salah. Toh beli kunci dari dealer pasti ketahuan Mile cepat atau lambat. Apo tidak mau dimarahi sang suami karena jadi people pleaser, tapi untuk meringankan Jeff dia memberikan kado yang cukup fantastis: buket bunga 436.500,00 baht. Apo pun menulis memo-nya sendiri. Dia bilang, "Aku datang ke resepsimu kok, Jeff. Happy wedding ya, sama Phi Jirayu. Tetap semangat walau mobilnya tidak kembali. Aku bantu nabung ulang untuk membeli yang baru. Tinggal diteruskan saja sama kamu." ___ Apo.

Sebagai calon ibu, Apo kini melihat gambaran yang lebih luas. Dia sadar ada hitam dan putih dalam kehidupan yang berganti progress. Kemarin sedih, hari ini dia bahagia. Apo pun menciumi hasil USG yang ketujuh karena si adik bisa diketahui gendernya. "AAAAAWWWWW! PHI MIW DIA BENAR-BENAR PEREMPUAN!! Adek jadi baby girl seperti mimpi-nya Ph Mile! Ciwi!"

Habis muntah bukannya lemas, remaja itu malah heboh di ruang praktek Dokter Napvtik. Bagian kamar mandinya memang kecil, jadi suara Apo menggaung di dalam sana.

"Iya, ha ha ha ... sudah Phi bilang juga apa. Kau kadang-kadang manjanya di luar nalar. Pasti karena bawaan si gadis kecil."

"Owwww ...."

Oke? Biarkan si janin terfitnah dulu, Mile Phakphum tidak mau ditampar Apo kalau menyalahkan kelakuan ajaibnya lagi.

Jelang 5 hari setelahnya kabar bagus juga datang dari Jeffsatur. Usai bulan madu dia dan Jirayu pulang membawa mobil yang baru. Kali ini Jeff hanya memberitahu ke Apo untuk berterima kasih karena uang kado bisa mempercepat pembelian. Ponsel Jeff juga lebih canggih karena dapat kado dari sang mama mertua.

Jeff tak bermaksud flexing, hanya ingin membuat Apo tidak larut dalam hubungan berjarak.

[Jeff: Sakit sih sebenarnya melihat GC mendadak sepi tanpa aba-aba. Yang sok ribut terakhir kali juga jarang dapat respon. Misal kayak, "Kok sepi ...." dan "Pada kemana nih?" tapi mungkin itu memang normalnya hidup orang umum tapi, Po. Aku dan Masu sudah diskusi kemarin. Kalau pun mereka tidak ingat lagi rasanya tidak masalah. Cuman kita bertiga bisa jangan ikut putus? Masalah yang lalu anggap saja tak pernah terjadi. Setuju tidak? Habis honey moon aku sadar posisimu yang sekarang. sepi kali di rumah tanpa ortu dan suami. Phi Jirayu juga kerja pagi, pulang malam walau tidak dinas seperti Phi Mile. Aku jadi sering sibuk dan capek sendiri. Habis bersih-bersih langsung berangkat kuliah dan bad mood kena bentakan dosen. Doing work dan paper tanpa bantuan. Bisa kali kita ketemu sesekali, Po? Teman-teman di kampus juga agak menyebalkan setelah aku menikah. Bukannya kembali kayak dulu, tapi mereka sering meledek tak masuk akal. Memang salah ya, menikah itu? Nggak kan? Dasar orang-orang kolot. Kami kan resmi, bukan kumpul kebo seperti mereka semua! ]

Sumpah Apo senyum-senyum saat membaca pesan tersebut. Dia belum pernah melihat Jeff chat panjang lebar padanya. Pasti tugas Jeff berat sekali di sana. Apalagi Jirayu hanya memberikan 5 pelayan di rumah. Itu wajar karena ekonomi mereka masih di bawah dirinya. Namun daripada itu Apo bersyukur. Jeff jadi makin dekat kepadanya. Begitu pun Masu, padahal saat SMA dulu bukan mereka yang paling ribut di GC.

Orang bilang, sahabat sebenarnya memang ditemukan jika sudah ada masalah besar menerpa. Bagaimana mereka bertahan atau tidak sekalian dan malah menjauh. Apo pikir Jeff dan Masu adalah 2 orang yang paling dirinya cari. Setelah seleksi alam bekerja mereka jadi circle yang tahan banting dan jangka panjang.

[Apo: Iya, Jeffy. SBL SBL SBL!! Seneng banget loh kau masih ingin ketemu denganku lagi. Masu juga jangan lupa kasih kabar biar tahu! Apa kita sekarang jadi sekumpulan orang rempong? Hang-out juga lebih mudah sih kalau cuma bertiga. Misal ke swalayan nanti lebih sat-set. Ada perayaan apa, tidak perlu keluar budget besar karena dulu harus mengirimi setiap kepala, ya kan?]

[Jeff: Bangsat kau, Po. Tapi memang benar juga. Dulu kalau ada apa-apa PJ PJ semua mulut. Beuh, mau jajan sendiri malah sulit]

[Jeff: Tapi diantara semua hal memang paling enak dapat nafkah sih ]

[Jeff: Sorry, dulu aku menghinamu soal langsung dapat uang. Hei, serius aku baru marah pada Phi Jirayu langsung dibelanjakan banyak hal Kutebak Phi Mile malah lebih dari ini, ya kan? Ya kan? Ya kan? Ngaku kau Po!]

[Jeff: Senang, setidaknya spek suamiku sama dengan suamimu. walau harta Phi Mile lebih bisa menghidupi kau dan bayi tujuh turunan. Tapi, Awas saja ya Po. Kalau kami nanti sekonglomerat kalian. Jangan menangis karena aku akan tertawa terbahak-bahak. Ha ha ha ha ha! #halu dulu ]

Apo pun tertawa kencang, dia tak menyangka Jeff lebih receh setelah menikah begini. Menurutnya justru hal tersebut kemajuan besar. Toh apa yang dikatakan Jeff belum tentu tak terealisasi. Jirayu memang masih pegawai di tempat orang (seorang wakil direktur di bagian pemasaran) namun Jeff dan suami sedang mengembangkan bisnis pada bidang kecantikan. Seperti brand skincare (walau belum terkenal), produk macam lipstik, eyeliner, serta bedak. Belum lagi Jeff sendiri juga keren karena kuliah di bidang teknik sipil bangunan.

[Jeff: Po, Po ... lihat aku menemukan kembaran sepatumu di swalayan. Kupakai langsung dong. Masu juga kubelikan 1 pasang biar kita kompakan bertiga. Are you okay? Maaf baru bilang setelah barangnya kubeli. Kalau kau tak suka dikembari punya kami akan kuberikan ke orang terdekat]

[Jeff: --sending you a picture--]

[Jeff: Bagaimana, nih? Bagus juga kupakai walau ini bukan style-ku yang dulu]

Apo malah gagal fokus ke POV foto itu.

[Apo: Boleh dong. Kapan-kapan kalian pakai ya, kalau main kemari seperti dulu. Seadanya waktu saja. I love you, Jeff. Btw, itu taken by husband ya? Phi Jirayu yang ambil fotonya?]

[Jeff: Ketahuan]

[Apo: 🤣 ]

[Jeff: Akhir pekan begini kami jalan-jalan dan nonton bioskop bersama. so refreshing. Cuman aku penasaran nih, Masu makin sibuk aja di semester dua. Kemarin kuhubungi juga susah. Aku curiga jangan-jangan dia dapat gangguan yang lain? Seperti cowok? Dia masih jomblo sendiri diantara kita bertiga]

Wah, wah, wah. Cobaan apa lagi di masa depan.

Apo dan Jeff pun memutuskan untuk hang-out berdua Minggu ini. Mile dan Jirayu untung mengizinkan, asal jangan pulang malam seperti dahulu. Mereka punya waktu hingga sore hari. Para istri muda itu juga dilarang jalan di tempat yang sepi orang.

"Harus ramai, paham Sayang? Penjahat akan berpikir dua kali lipat kalau ada banyak orang."

"Iya, Phi ...."

"Hapemu juga jangan lupa dibawa. Ajak Newyear. Suruh dia berjaga tidak jauh biar kalian dapat bantuan kalau ada apa-apa. Ingat kau bawa baby setiap hari."

"Oke ...."

Si manis pun diantar Newyear ke Bangkok, tapi setelah sampai dia ikutan ke mobil Jeff. Apo memuji bagaimana Jeff lihai menyetir kemudi. Mobil itu seperti kuda putih, hingga Apo tertarik belajar juga.

"Setelah masak jadi kau ingin menyetir, huh?" celutuk Jeff sambil tersenyum.

"Iya, kan katanya kalau sudah jago suatu hal harus belajar yang lain juga. Phi Mile sekarang makan bekal dariku setiap hari lho. Uwu ...." cengir Apo yang tiba-tiba tergoda pamer. Dia, Jeff, dan Masu kini memang biasa begitu. Tanpa diambil hati ketiganya saling menghina, saling dukung, juga saling pamer kadang kala.

"Wishh, brengsek ya kau ini. Ha ha ha ..." tawa Jeff. ".... kalau begitu kapan-kapan ajari aku memasak ya, Po. Terus kuajari kau menyetir biar setara. Impas."

"Impas! Impas!"

"Cuman ya jangan sekarang. Aku tidak mau disemprot suamimu karena menabrakkan orang hamil."

"Ha ha ha ha ha. Siap."

Keduanya pun menikmati jajanan di toko-toko. Setiap tempat yang dikunjungi di PAP ke suami masing-masing.

[Jeff : Es krim, Sayang ]

[Apo: Phi Mile, Baby hari ini nak es krim pisang]

[Jeff: --sending you a picture--]

[Apo: --sending you a picture--]

Sejam kemudian, sudah ada jajanan lain dicoba.

[Jeff : Mantap ketemu salad campur jelly. Semangat terus ya kerjanya! Aku akan terus menghabiskan uangmu! Ha ha ha]

[Apo: Phi Mile, lain kali nak coba ini bareng Phi-nya. Enak loh]

[Jeff: --sending you some pictures--]

[App: --sending you a picture--]

Sore pukul 5, Mile dan Jirayu masih dapat lagi chat PAP lain yang mirip.

[Jeff: Hoho, ramen kesukaanmu tapi aku yang makan duluan. Muehehehe. Kasiannya, suami tampanku. Jangan iri ya]

[Apo: Ramen-ramen! Makan malam sama ichiraku ramen! Phi Mile pernah makan ini tidak?]

[Jeff: --sending you a picture--]

[Apo: --sending you a picture--]

Para suami pun geleng-geleng di balik meja kerjanya. Mile masih mengerjakan sesuatu hingga skip dinner betulan, sementara Jirayu makan sendiri di kantin kantor pada belahan kota yang lain. Mereka hanya memandangi chat PAP agak keterlaluan itu, tapi mau bagaimana kalau yang melakukannya si tersayang?

Si manis sibuk foto selfie dengan Jeffsatur. Berbagai ekspresi mereka pakai seperti remaja pada umumnya.

"Keren yang ini kalau diposting."

"Tapi aku lebih suka itu."

"Bagaimana kalau kita membuat boomerang juga, Po?"

"Ide bagus! Ah, andai Masu ikutan di sini."

"Hmm, menurutku kita mampir ke kosannya nanti pas pulang. Ngasih oleh-oleh?"

"Aww, mau ... nak ketemu Masu juga meski cuma sebentar."

"Dia pasti senang waktu mengerjakan tugas disemangati."

"Okeeee!"

"Baiklah, kita belanjakan dulu dia baru tancap ke rumah."

"Sip."

Jeff dan Apo pun masuk swalayan lain untuk belanjanya Masu. Sebagai ganti baru ingat kawan, keduanya memilih benda yang dibilang cukup banyak juga.

"Sudah, Po?" tanya Jeff yang membawa sekeranjang penuh.

"Sudah dong, dan lihat! Aku menemukan hoodie kembaran bertiga juga. Lucu. Nanti di mobil baru kuberikan yang satu untukmu."

"Thank you."

"Masama."

Mereka pun bertolak langsung ke kosan Masu, butuh 20 menit untuk sampai ke sana karena lalu lintas sibuk. Sore begini waktu mayoritas pekerja pulang ke rumah. Saat Jeff menyetir, Apo sibuk memisahkan hadiah di kursi kemudinya. "Ini buat aku, ini buat Masu, yang ini Jeff--" Tapi ketika sampai Jeff tiba-tiba menyentakkan fokusnya dengan tepukan yang ribut.

"Apo, Apo, Apo ... lihat. Hei, kau pasti takkan percaya!"

"Hah? Apa? Apa?"

Apo pun langsung menoleh.

Jeff menurunkan kaca jendela mobilnya. Mereka mengintip. Di depan kosan Masu Junyangdingkul di-kabedon seorang lelaki tampan dengan ciuman yang brutal.

"ARRRRGHHH! MINGGIR! TIDAK MAU! PAK EARTH, ANDA TIDAK SEHARUSNYA MELAKUKAN INI! HEI! ANDA INI KAN DOSEN SAYA! MFFFFFF--!!"

Masu pun didorong masuk kosan sebelum menimbulkan keributan lebih. Pintu terbanting Earth dengan kunci pati yang cukup berisik.

"Oh, ya ampun, Po ... barusan kita dapat tontonan terlarang! Dosen x Mahasiswa! Menurutmu kita dobrak atau biar dia diperkosa saja?" seru Jeff yang entah kenapa semangat. Mungkin karena pernah digodai Masu sewaktu pacaran, remaja itu jadi ingin balas dendam dengan muka pain killer-nya.

"E-Eh? Ya tidak tahu, kok tanya aku?" bingung Apo. "Masalahnya si dosen itu naksir betulan atau tidak sama Masu? Kelihatannya muda sekali. Rasanya tidak mungkin kalau dia sudah punya pasangan yang lain."

"Kan, kan, kan!"

"T-Tapi kan Masu belum tentu suka. Kasihan loh kalau di-unboxing sama orang asing. Nanti kalau hamil sepertiku bagaimana? Mana belum dinikahi."

"Hei ... tapi kalau plot-twist Masu suka dan kita malah mengganggu mereka? Kan dia bilang, "Anda itu dosen saya!", bukannya "Sialan brengsek aku benci padamu!"

"Isshhhh, intinya Masu salah ya tidak pernah curhat kita soal dosennya yang itu! Mana tahu dia suka atau tidak! Ayo turun, Jeff!!" marah Apo. "Kalau random begini, namanya diperkosa ya tetap diperkosa! Aku akan duluan nanti gantian dirimu!"

Jeff malah panik karena dengan perut besar itu Apo siap dengan kuda-kuda dobrak.

"HEI! APO NATTAWIN KAU INI JANGAN SEMBARANGAN! MUNDUR TIDAK? AKU SAJA YANG LAKUKAN!!!" teriak Jeff ikut menyusul keluar. Keringatnya sudah turun sejagung-jagung. Bisa mati dia nanti kena marah sesi 2 oleh Mile Phakphum terhormat.

"Eh?"

Apo pun ditarik dari depan pintu.

"Hubungi Newyear! Cepat! Aku akan hitung sampai tiga," kata Jeff. "Satu ... dua ... ti--"

Tak seperti ekspektasi. Pintu kosan malah sudah terbuka saat Jeff melemparkan bahunya untuk menghantam lawan.

Bersambung ....