Aku dan Calix memutuskan untuk menetap di penginapan lebih lama dengan tujuan yang sudah di tetapkan, calix sudah menginformasikan kepada orang nya yang berada di mansion untuk segera mengabari nya jika terjadi sesuatu diluar kendali mereka jadi untuk sekarang keadaan masih terkendali.
Besoknya kami terus mengawasi dan mengikuti Vince kemana pun dia pergi tanpa rencana apapun, sebenarnya aku memiliki keraguan untuk membawanya ke sisi Calix.
Dalam plot cerita, calix lah yang membawa dan membantu Vince keluar dari kegelapan nya dan cerita bagaimana calix membantu nya tidak tertulis dalam plot tersebut
'Kurasa pembuat game ini tidak tertarik sama sekali dengan semua karakter selain calix'
Apa yang harus kulakukan untuk menarik perhatian Vince..
Karl menatap lekat Vince yang duduk berhadapan dengan nya di lantai bawah penginapan, tatapan Karl membuat Vince menjadi gugup, disisi lain calix yang menahan tawanya melihat Karl dengan wajah datarnya sedang berpikir keras
'Lucu sekali, kenapa dia seserius itu'
Tidak heran kenapa dia begitu menyembunyikan dirinya, Vince pernah mengalami beberapa kali penyiksaan karna kemampuan nya, ada bekas luka di pipi kanannya. bekas luka goresan di sebabkan oleh orang sekitar yang mencoba menghakimi Vince dengan merobek mulut nya. dan tidak hanya itu saja, ada juga bekas luka goresan di sisi leher sebelah kanan nya yang disebabkan oleh ujung panah milik warga
Pada saat itu Vince berusaha melarikan diri tetapi ketahuan oleh para warga lalu mereka mencoba membunuh Vince dengan menggunakan anak panah, menurut mereka.. masalah ini akan berakhir dengan kematian Vince
'Mari hilangkan kewaspadaan nya terlebih dahulu'
SRAK!
Mata Vince dan Calix terbelalak melihat Karl yang tiba-tiba membuka tudung kepala nya hingga memperlihatkan penampilan mencolok nya yang berambut putih seperti salju dan mata merah terang, untungnya hanya mereka bertiga yang ada di penginapan kumuh tersebut, jadi Karl bernafas lega setelah memperlihatkan penampilan nya
"Hei! kami bukan orang jahat, boleh aku tau namamu?"
Calix tercengang mendengar perkataan pertama yang keluar dari mulut Karl setelah beberapa lama menatap Vince, calix mulai terkekeh pada tindakan Karl
'Karl, kamu terlihat seperti orang jahat'
Mendengar ucapan Karl, Vince hanya terdiam menunduk kan kepalanya
"Kau tidak mau berbicara? baiklah"
Saat Vince menunduk kan kepala, mata biru pudar Vince membesar melihat tangan dengan kulit putih diarahkan padanya, Vince perlahan mengangkat kepalanya lalu menatap Karl yang masih memasang wajah datarnya
"Tulis"
Karl mengernyit kesal merasa situasi disekitar nya mulai merepotkan dirinya, melihat Vince yang kebingungan, Karl sekali lagi menjelaskan nya di depan mata Vince dengan memperagakan ucapan nya yang meminta Vince untuk menulis apa yang ingin dia katakan di telapak tangan nya
"Namamu, cepat tulis"
Vince menggerakkan jari nya di atas telapak tangan Karl
"Begitu, jadi namamu Vince"
"Ya"
"Boleh aku memanggilmu Vince?"
"Ya"
"Baiklah, kau tidak perlu gugup karna kami disini tidak berniat untuk mengganggu mu"
"Ya"
"Kenapa kau tidak Ingin bicara?"
"Bukankah kau sudah tau?"
"Ya, aku tau tapi apa itu memang benar adanya?"
"Ya, orang-orang mengatakan itu kutukan"
"Jangan membawa kata orang-orang, aku tidak peduli dengan ucapan mereka, aku sedang bertanya padamu"
tindakan dan perkataan Karl tidak henti-hentinya membuat Vince terkejut, Vince merasa hatinya mulai tergoyahkan saat melakukan perbincangan dengan orang didepannya
'Sebelumnya tidak ada yang ingin mendengar cerita yang sesungguhnya padaku'
"Saya belum bisa memastikan nya, karna saya takut"
"Kalau begitu buktikan sekarang"
Terkesiap!
"Apa?!"
"Bicaralah dan buktikan sekarang apakah itu memang kutukan atau bukan"
'aku sudah tau itu bukan kutukan, jadi seharusnya baik-baik saja'
"Saya tidak bisa"
"Kenapa?"
"Bagaimana jika kamu terluka?"
"Aku tidak akan terluka"
"Saya tidak mau"
"Jangan khawatir, aku tidak aka-"
"Tidak mau!"
BRAK!
Vince menghantam meja dengan keras hingga membuat calix dan Karl tersentak, Karl mengernyit
'Apa dalam plot anak ini memang keras kepala?'
"Baiklah, terserah kau saja"
"Ya"
"Tapi aku akan membuktikan nya padamu bahwa itu bukan lah kutukan"
Vince merasa angin berhembus kencang pada matanya yang hampir berlinang air mata, perasaan terharu dan lega bercampur aduk dalam hati Vince, meskipun wajah pria yang dia lihat didepannya terlihat dingin tapi Vince merasa tenang pada setiap kata yang pria itu katakan padanya.. Vince kembali ke kamarnya setelah merasa emosi nya yang tidak stabil
Karl mengernyit merasakan tatapan dari samping nya, Calix yang dari awal memperhatikan pembicaraan antara Vince dan Karl tersenyum lebar, seringai Calix semakin lebar saat ingin meledek Karl
"Hiks~ Karl, kupikir kau pria berhati dingin tapi ternyata aku salah, aku bangga padamu, Karl"
'Anak ini pasti bosan hidup'
"Apa anda pernah melihat tenggorokan seseorang meledak?"
"Meskipun selalu berkata kejam~ kamu adalah pria yang baik"
Karl menatap dingin calix, melihat mata merah menyala itu Calix dengan cepat menutup mulutnya
"Hah.. kita harus menghilangkan kewaspadaan nya terlebih dahulu jika kau ingin membuat nya bekerja untuk mu"
"Bekerja?"
"Ya?"
"Kenapa aku membuat nya bekerja?"
"Apa? bukankah kau butuh kekuatan?"
"Jadi selama ini kau berpikir aku membawamu untuk bekerja dengan ku?"
"Mungkin"
"Tidak masuk akal, kenapa kau memperlakukan dirimu seperti alat?"
"Hah?"
"Hah.. sudahlah, aku sama sekali tidak berniat membuatmu ataupun Vince bekerja untukku"
"Lalu untuk apa?"
"Apa kau melupakan permintaan ku, Karl?"
"Ya? apa maksudmu tentang pertemanan?"
"Ya"
'Dia melakukan itu untuk pertemanan? apa ini sungguhan? tapi mata itu terlihat serius"
"Maafkan aku Calix"
"Tolong jangan katakan itu lagi"
"Baiklah, aku mengerti"
"Lalu apa rencanamu selanjutnya?"
"Untuk sementara ini, kita harus berada di sekitarnya"
"Baiklah"
Calix dan Karl kembali ke kamarnya setelah menyelesaikan obrolan mereka, Calix menjatuhkan tubuhnya pada kasur yang terasa keras dan kasar, ruangan nya juga tidak terlihat bagus seperti kamar miliknya tapi dia merasakan kebebasan dalam kamar tersebut, berbeda pada saat dia berada di kamarnya yang membuat nya sulit bernafas, calix memikirkan saat pertama kali dia bertemu dengan Karl
Pada saat itu kaisar meminta ku untuk kembali tinggal di mansion utama, karna merasa kesal aku pergi ke keluar dari mansion dan berkeliling di ibukota, pada saat berjalan di sekitar pasar.. ada seorang anak berambut putih dengan mata merah terang dikelilingi oleh pria berbadan besar di dekat Gang, jarak pandang ku dengan Gang tersebut tidak lah dekat namun tidak jauh juga, aku berlari ke Gang tersebut untuk membantu anak itu tapi aku melihat nya yang berdiri diam mematung dengan mata merah yang terasa dingin
Dan setelah itu aku melihat nya membantai seluruh pedagang budak hanya dalam waktu sekejap, perasaan ngeri dan kagum tertuju pada anak itu hingga menarik perhatian ku untuk menjadikan nya teman ku
'Kenapa dia berpikir aku berniat membuatnya bekerja?'
NB : Percakapan antara Karl dan Vince menggunakan penulisan pada tangan Karl