Bab 4-Bunga Penakluk Kumbang

Seekor kumbang mati dengan jantan

dalam dekapan sekuntum bunga

dengan nektar yang masih berlelehan

dari mulutnya yang berbusa bisa

Saat Raden Soca mencari keberadaan Sekar Wangi kesana kemari di tengah hutan, sebenarnya Unduh Kusuma yang sangat licik sudah memperkirakan bahwa apabila dia melarikan Sekar Wangi dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuh, sudah pasti pemuda sakti itu akan mudah menemukannya. Karena itulah begitu pertempuran babak akhir yang akhirnya menewaskan gurunya, Unduh Kusuma hanya bersembunyi di balik semak lebat.

Awalnya Unduh Kusuma hendak membuat Sekar Wangi tidak bisa menjerit atau bersuara dan hendak menotok urat lehernya. Tapi Sekar Wangi menggeleng-gelengkan kepala memberi isyarat dia tidak perlu melakukannya. Gadis itu bahkan mendekatkan bibirnya ke Unduh Kusuma dan menciumnya dengan ganas. Tubuhnya tidak bisa bergerak karena pengaruh totokan, tapi gadis itu masih menggerakkan leher dan kepalanya.

Unduh Kusuma semula curiga tawanannya yang cantik molek ini sedang bersiasat untuk membebaskan diri. Namun merasakan betapa bernafsunya gadis ini saat menciumnya, Unduh Kusuma lalu sadar bahwa dia sedang menawan seorang gadis yang binal. Atau setidaknya sedang berusaha ke arah sana. Unduh Kusuma menjadi gembira bukan main. Dia tidak perlu memaksa gadis ini menuruti hawa nafsunya. Gadis ini satu sifat dengannya.

Unduh Kusuma tidak jadi menotok urat leher gadis itu, bahkan membebaskannya sama sekali dari semua totokan. Dia memberi isyarat agar Sekar Wangi diam saat Raden Soca memulai pengejaran dan pencariannya. Unduh Kusuma kagum bukan main melihat betapa ringannya tubuh Raden Soca saat melayang dari pohon ke pohon dan betapa cepatnya pemuda itu saat berlari mengejar dirinya ke arah yang memang sudah diperkirakannya. Unduh Kusuma tidak mau keluar dari persembunyiannya terlebih dahulu untuk mengurus mayat gurunya. Dia ingin memastikan Raden Soca sudah berada di tempat yang cukup jauh dan tidak kembali ke sini.

Karena itu Unduh Kusuma mengajak Sekar Wangi menyusup masuk ke dalam gua kecil yang berada tidak jauh dari semak lebat tempat mereka bersembunyi. Gua itu sama sekali tidak terlihat karena tertutupi oleh semak perdu yang sangat rimbun. Di gua itulah kedua orang itu menuntaskan percintaannya.

Betapa bisa dibayangkan bagaimana sifat Unduh Kusuma. Asik bercinta dengan Sekar Wangi sementara jasad gurunya tergeletak tak jauh dari situ.

Keesokan harinya barulah Unduh Kusuma keluar dari gua bersama Sekar Wangi. Wajah Unduh Kusuma terlihat pucat dan kuyu. Sedangkan raut muka Sekar Wangi nampak segar kemerahan. Seolah putri Ayu Wulan itu dilahirkan kembali ke dunia dengan sifat yang sangat bertolak belakang. Seorang perempuan yang kelak akan menggemparkan dunia persilatan sebagai Bunga Penakluk Kumbang.

Meskipun sifatnya sudah berubah, tapi Sekar Wangi masih punya rasa kasihan melihat jasad Si Tua Aneh yang tergeletak merana di tanah. Gadis itu memberi isyarat kepada Unduh Kusuma untuk mendekat.

"Kuburkan jenazah orang tua itu, Kanda." Suaranya lembut namun penuh dengan nada perintah.

Anehnya Unduh Kusuma mengangguk patuh. Lelaki yang biasanya penakluk wanita itu menuruti perintah Sekar Wangi dengan segera. Diangkatnya jasad Si Tua Aneh setelah menggali lubang kubur cukup besar. Pemakaman itu tanpa disertai upacara apa-apa. Setelah menguruk lubang kubur, Unduh Kusuma menoleh ke arah Sekar Wangi. Menatap gadis cantik yang sedang membenahi rambut panjangnya. Melepaskan tali yang mengikat dan membiarkan rambut panjangnya tergerai hingga pinggang. Penampilan Sekar Wangi nampak sangat mempesona dan sedikit misterius. Unduh Kusuma sendiri yang tadi sedang menunggu perintah selanjutnya, sampai menganga lebar mulutnya. Dia benar-benar terpesona hingga pada titik tertinggi dalam hidupnya.

Sekar Wangi berkata lirih sambil mulai berjalan.

"Kita pergi, Kanda. Kita ke Pajang. Kau harus mengambil sebuah barang untukku di gudang pusaka Kerajaan Pajang."

Unduh Kusuma terhenyak kaget. Mengambil pusaka? Di gudang Kerajaan Pajang? Apakah gadis ini sengaja ingin membunuhnya? Gila!

Sekar Wangi menoleh dengan gerakan gemulai.

"Kau keberatan, Kanda? Kau mau aku pergi mencari orang lain yang sanggup melakukannya untukku?"

Dengan tergesa-gesa Unduh Kusuma menggeleng-gelengkan kepala dengan gerakan gugup.

"Tidak, tidak! Jangan! Aku akan melakukannya untukmu. Asal jangan tinggalkan aku."

Sekar Wangi tersenyum tipis sambil terus berjalan. Ah, seandainya Raden Soca semudah ini bisa ditaklukkan oleh tubuhnya. Gairah Sekar Wangi menyala hebat. Dia harus bisa mendapatkan pemuda tampan yang sulit dirayu itu.

-----

Raden Soca berhenti di sebuah perkampungan di kaki Gunung Pangrango. Pemuda ini benar-benar kebingungan. Unduh Kusuma dan Sekar Wangi seolah hilang ditelan bumi. Segitu hebatkah ilmu meringakan tubuh Unduh Kusuma?

Pemuda itu sudah bertanya kepada beberapa penduduk yang dijumpainya. Tidak ada satupun yang pernah melihat seorang lelaki gagah tampan dan perempuan cantik yang berjalan bersama-sama turun dari lereng Gunung Pangrango.

Raden Soca termenung sambil duduk di dangau pinggiran sawah. Apa yang harus dilakukannya sekarang? Meskipun yakin bahwa Unduh Kusuma tidak mungkin berpayah-payah menculik Sekar Wangi kalau hanya ingin sekedar mencelakainya.

Unduh Kusuma adalah seorang tokoh silat kenamaan yang terkenal dengan sifat bejatnya. Dia pasti tidak akan melepaskan kesempatan untuk gadis secantik dan semolek Sekar Wangi. Raden Soca menggeleng-gelengkan kepalanya. Gadis itu mencoba merayunya habis-habisan. Pasti dia juga bisa menaklukkan hati Unduh Kusuma untuk tidak membunuhnya. Meskipun harus menyerahkan kehormatannya. Ah! Untuk apa dia harus mengkhawatirkan gadis yang memang tidak berniat mempertahankan kehormatannya?

Raden Soca menetapkan hatinya. Dia yakin gadis itu masih hidup. Sekarang saatnya menunaikan tugasnya yang sedikit terbengkalai gara-gara urusan Sekar Wangi. Sambil melakukan perjalanan ke Pulau Dewata, dia bisa mulai mengumpulkan informasi mengenai keberadaan cucu Ratu Laut Selatan. Ratu gaib itu tidak memberikan informasi apapun yang bisa dijadikannya petunjuk kecuali bahwa cucunya diculik oleh Siluman Karimun Jawa dan ditahan di sebuah tempat bernama Lembah Neraka di Gunung Wilis.

Tapi itu informasi lama. Bisa jadi cucu ratu gaib itu sudah tidak berada di Gunung Wilis. Barangkali juga sudah mati. Sepantaran Ratri Geni? Bila didasarkan pada perhitungan dunia gaib, berarti gadis cucu Ratu Laut Selatan itu berusia sekitar hampir tiga puluhan. Raden Soca mencoba memutar otaknya. Bagaimana caranya menemukan Siluman Karimun Jawa? Tokoh siluman dari laut utara itulah kunci jawaban dari semua pertanyaan yang berpusar di kepalanya.

Dia tidak punya masalah jika harus pergi ke laut utara. Tubuhnya tidak akan terbaui aroma asin laut selatan karena dia bukanlah termasuk bangsa gaib laut selatan. Panglima Kelelawar adalah bangsawan daratan Jawa, sedangkan ibunya adalah seorang wanita cantik dan lugu anak dari seorang nelayan biasa yang meninggal dunia saat melahirkannya.

Raden Soca tahu tempat mana yang harus pertama dituju. Tubuhnya berkelebat lenyap dari dangau menuju jajaran pegunungan Wilis di Jawa bagian timur.

****