Paginya seperti biasa pangeran tak ada di kasurnya, aku pun tak memperdulikannya dan mandi pagi di sungai yang dialihpungsikan menjadi pemandian sebelum sampai ke sana aku terdiam bukan karena dipatok ular tetapi karena ada Asasis juga di sana, untung saja tempat pemandian itu hampir tertutup sepenuhnya ada pagar di sekelilingnya jadi aku hanya dapat melihat wajahnya, karena ada Asasis aku menunggu di sana. Akhirnya setelah Asasis keluar dari sana ini saatnya aku mandi. Selesai mandi kami berempat makan bersama dan bersiap siap untuk pindah, keluar dari ibu kota ke kota Noun untuk melakukan pembersihan yang kedua yaitu di dungeon Hamen. Sebenarnya kami baru mendapat informasi bahwa ada beberapa bagian pedang yang dapat di satukan untuk membuat 1 pedang utuh yang dapat digunakan untuk membunuh sang raja iblis dan salah satunya ada di sini.
Petualangan kami akan di mulai hari ini.
Kami pergi ke sana menumpang dengan seorang pedagang yang bernama Gery, dia akan mengantar kami sebagai bayaranya kami harus melindunginnya dari bahaya selama perjalanan, yah itu pertukaran yang sangat adil. Pedagang ini ingin pergi ke kota Noun untuk berdagang hewan tempur aku tak mengeerti apa yang dimaksud dengan hewan tempur, dia membawa 3 gerobak , 2 gerobak tertutup dan satu gerobak yang berisi makanan dan barang, kami naik di sana ,selama perjalanan ini hampir tak ada masalah sama sekali semua berjalan dengan tenang, saat kami hampir tiba di kota aku dapat melihat sebuah tangan di salah satu kereta. Aku langsung memberhentikannya, kami pun menentang adanya jual beli budak Aku tak tahu apa yang di pikir kan oleh Grey, dia dan komplotannya mengepung kami, Grey bilang semua ini telah biasa di lakukan oleh orang orang di kota Noun, Grey bilang budak budak ini akan di jual di Koloseum untuk bertarung sampai mati.
Kami tak bisa membiarkannya, tak perlu lagi negosiasi kami bersiap siap untuk bertempur melawan mereka, pertarungan yang tak bisa di hindarkan mereka berjumlah kira kira 10 orang, yah aku tak mengerti mengapa Grey masih ingin mengajak kami padahal ia memiliki 10 orang bersamannya, mungkin dengan memanfaatkan pangeran ia bisa dengan bebas menjual belikan budak di ibu kota. Kami berencana untuk menerobos musuh dari satu arah agar kami tidak terkepung dan membuat mereka hanya menyerang dari satu arah, karena kami hanya memiliki satu orang yang dapat meyerang dari jarak dekat yaitu aku. Mereka ternyata sangat lemah kecuali 3 orang kami kesulitan mengalahkannya pergerakan mereka sangat cepat dan kompak, aku menyebut mereka 3 sejoli karena muka, pakaian, dan senjata mereka sama yang memembedakan hanyalah warna ikat kepala mereka. Singkat cerita kami berhasil mengalahkan mereka semua dan menangkap Gery, peran Salasis benar benar berguna walaupun mereka terus menerus melukai kami, tapi Salasis juga terus mengobati kami.
Setelahnya kami pun melepaskan para pudak dari kereta kereta ini. DI dalam salah satu kereta, kami menemukan 1 orang anak kecil, ia pingsan kami pun membawanya pergi bersama kami tentu aku yang menggendonnya. Setelah jalan cukup jauh kami akhirnya sampai di kota Noun, hal pertama yang kami kunjungi adalah penginapan, masih dengan 2 kamar 2 kasur karena anak ini anak perempuan aku serahkan pada Asasis.