Bab 7

 Paginya setelah bangun hal yang sama yang pernah aku bilang juga saat mau mandi aku melihat Asasis sedang memandikan si anak kecil padahal kemarin ia masih tidak berbicara tetapi sekarang aku dapat melihat dia sedang tertawa juga aku dapat warna matanya yang sangat biru. Saat jam makan kami mananyakan namanya, ia bernama Hana, katanya ia sengaja ikut ke sini ke kereta ini untuk bertemu ibunya di kota Noun, Tetapi si kimang Grey malah memasukkannya ke kereta budak untuk di jual. Kami pun memutuskan untuk mengembalikan anak ini dulu sebelum berangkat ke Dungeon Hamen, karena pasti mencari ibunya lebih mudah dari membalikan telapak tangan. Sebelum kami menanyakan nama ibunya dan tempat tinggalnya kami mengajaknya dulu untuk bersenang senang ya ''kami'' aku mengajaknya berjalan jalan, pangeran berkencan, dan Salasis tidur dipenginapan karena lelah mendengan ocehan dari anak ini sepanjang malam.

 Diperjalanan kami membeli makanan, makanan, dan makanan, entah bagaimana semua makanan yang dia makan dapat masuk semua, aku sebenarnya sudah curiga dari tadi ada satu orang yang terus menngikuti kami dari setelah aku keluar dari penginapan sampai sekarang, sungguh bikin suujon. Untung aku bertemu pangeran dan Askaya aku menitipkannya Hana padanya, unntuk melihat maksudnya aku pindah ke gang sempit yang kosong, benar saja akhirnya dia menunjukan maksudnya, ia ternyata ingin mengammbil anak kecil itu, ternyata nama ibunya adalah Ratu Hani, aku tak menyadarinya karena mana mereka sangat tidak mirip.

 Setelah menyadarinya aku pun segera mengejar Hana tetapi ternyata tak semudah itu pria di depanku tak semudah itu di kalahkan, di tambah aku meninggalkan senjataku di penginapan, dia menggunakan pedang ganda aku hanya dapat menghindari itu pula tak semua serangan dapat ku hindari beberapa luka sayatan masih aku dapatkan, aku mencoba melawat balik satu pulan yang berarti, satu pukulan yang menjatuhkan 1 pedangnya tapi dia berhasil menyata tangan kiriku. Luka yang dalam darah terus keluar, pandangan ku mulai kabur aku mencoba untuk tetap sadah, tanpa di sadari datang orang yang saat ini aku butuhkan, Salasis! Dia datang di waktu yang tepat setelah dia menggunakan sihirnya, aku kembali pulih akhirnya aku dapat menggalahkan pria ini dalam satu sayatan pedang yang memutus lehernya.

 Ini bukan waktunya bersantai aku harus mencari pangeran, Askaya, dan Hana, mereka dalam bahaya, kami berpencar untuk mencarinya. Setelah berkeliling aku amenemukannya berbaring di sebuah gang sempit, hanya ada pangeran dan Askaya tak ada Hana di sana, Asasis pun datang kami memutuskan untuk membawa mereka terlebih dahulu ke penginapan. Beberapa jam akhirnya mereka sadar aku menanyakan kemana anak perempuan itu, pangeran bilang ada sekitar 5 oarang yang menghampiri kami lalu membawa Hana pergi entah kemana tetapi dia melihat ada sebuah lambang ular merah yang membentuk angka delapan di salah satu leher mereka.