Setelah mendengar penjelasannya aku mengambilnya dengan masih menarus curiga, dia mempersilahkam kami untuk melanjutkan perjalanan. Aku keluar dari tempat itu menuju atas, aku keluar di sebuah rumah bobrok di dekat istana. Aku memutuskan untuk mengobati luka ku dan mencari teman temanku untuk mengembalikan Hana. Hana tak banyak bicara selama perjalanan mungkin karena ia trauma, aku memberinya sebuah permen untuk menenangkannya, itu berhasil Hana mulai kembali berbicara, Setelah tiba di penginapan aku mulai mengobati lukaku dan menyembunyikan pedang yang baru aku dapat tadi, aku tak ingin pedang ini di ambil oleh pangeran karena itu aku menyembunikannya.
Setelah mandi aku, ingin mencari pangeran, Askaya, dan Salasis tetapi ternyata mereka sudah kembali tepat saat aku baru ingin keluar mereka sudah ada di depan pintu. Kami pun mengobrol bersama, juga kami akan mengembalkan Hana pada ibunya di istana esok hari karena hari sudah sangat sore, juga sepertinya malam ini akan turun hujan. Sekitar tengah malam aku mendengan ada suara suara seperti suara besi, aku harus mengecek aku berusaha untuk membangunkan pangeran tetapi itu terlalu sulit, jadi aku mencarinya sendiri, aku berjalan semakin dekat dengan suarannya, aku akhirnya sampai di depan kamar, Salasis, Askaya, dan Hana. Aku mulai resah bila ada apa apa,jika aku membuka pintunya akan 50/50, jika salah akan bahaya, bila benar mereka akan selamat, aku baru ingat mengapa aku tak mengetuk pintu mereka saja agar mereka bangun.
Saat aku mengetuk tak ada respon, aku mengetuk untuk yang kedua kalinya, masih tak ada respon aku mulai hawatir saat ketukan yang ketiga akhirnya Salasis membuka pintu, aku bertanya apakah ia mendengar suara besi yang bergerak aku hawatir bahwa ada seorang pembunuh bayaran, Salasis tak mendengar apapun. Setelah kami berbincang cukup lama, Suara ledakan terdengar dari lantai atas, kami pun berlari untuk memeriksa, benar saja pangeran sedang bertarung dengan beberapa orang yang memakai jubah hitam dan lambang aneh di punggunnya. Kami ikut membantu pangeran mengalahkan mereka yang berjumlah 4 orang, kami bertarung di tempat yang sempit, kami tentu saja dapat mengalahkan mereka. Tetapi karena api yang di buat oleh pangeran kami harus cepat cepat pergi dari tempat ini. Askaya sudah duluan di luar menggendong Hana, kami juga sudah membawa beberapa barang kami, Bayak juga orang yang menginap di sana ikut keluar. Untung saja hujan turun, memadamkan pai yang membakar penginapan ini. Selesai api pada tiba tiba ada banyak sekali orang yang memakai jubbah hitam juga lambing yang sama seperti beberapa orang yang menyerang kami tadi, mereka benar benar ada banyak sepertinnya ada lebih dari 100 orang.
Salah satu dari mereka datang kepada kami ia bilang anak yang kami bawa, atau Hana adalah budak yang dia beli dari Kura ia ingin mengambilnya karena dia adalah wadah untuk sang maha agung, dia juga menjelaskan bahwa semua yang ada di sini mereka yang mengendalikan termasuk ibunya Hana yaitu ratu Hani, dia sekarang telah di cuci otaknya oleh mereka untuk mematuhi semua ucapan mereka. Sepertinya ratu Hani ingin menyelamatkan putrinya jadi ia mengirim keluar putri dari sini, tetapi karena Hana masih kecil ia malah kembali ke sini. Keputusan kami sudah bulat kami akan menyelesaikan masalah ini sampai ke akarnya.