Sang pangeran memulai serangan pertama dengan api yang sangat besar, kami memulai pertarungan, kami kewalahan karena jumlah mereka yang sangat banyak, Salasis sudah kehabisan energy keluar darah dari hidungnnya aku memutuskan untuk memindahkannya dengan gulungan pemindah tempat aku menyuruhnya untuk pergi bersama Hana dan Askaya, karena kami kesulitan jika harus menambah orang untuk di lindungi. Kami berdua pun terus bertarung, pangeran sydah tidak bisa menggunakan sihirnya, aku mnyerahkan pedangku pada pangeran dan akupun mengambil pedang yang aku sembunyikan, aku lupa untuk membawanya keluar saat kebakaran, aku berharap pedang itu masih bisa di pakai. Beruntungnya diriku karena masih utuh tanpa adanya goresan, aku menngunakannya, sungguh pedang yang hebat hanya satu tebasan aku dapat memotong sebuah kepala, detik menjadi menit, menit menjadi jam aku terus menebas leher mereka tak terhitung berapa banyak kepala yang aku tebas, pedangku berlumuran banyak darah walaupun air hujan terus membuatnya putih kembali.
Dentuman yang keras dan sinar biru yang memancar ke langit membuat pertarungan ini berhenti, seseorang dari mereka berkata ''Akhirnya sang agung telah datang'' mereka semua pergi menuju cahaya itu tanpa memperdulikan kami, kamipun pergi mencari Salasis, Askaya, dan Hana. Ternyata mereka datang dari arah cahaya itu mereka mengatakan bahwa, tiba tiba setiap urat Hana di tubuhnya bersinar, dan muncul gelombang kejut yang menghempaskan, Salasis, dan Askaya. Tiba tiba muncul sesosok monster raksasa putih dengan urat urat biru, kami yakin itu adalah sang maha agung yang mereka sebut. Monster itu mulai mengamuk mengghancurkan segala yang ada di depannya, monster itu berjalan menuju kami, kami lari dari sana karena monster itu bersiap menyerang kami. Serangan besar darinya menghempaskan kami, mengapa di saat ini mereka malah tidur, tak memiliki pilihan aku harus mengalahkannya, aku mengambil kembali pedangku lalu berlari dan melompat aku mencoba menyayat kulitnya tetapi tak ada berhasil, uratnya pun sama kerasnya, ketika aku bingung aku dapat melihat sebuah Kristal di kepalanya, ada Hana di sana aku pun mencoba untuk menebasnya agar aku bisa mengeluarkan Hana dari sana tetapi pedang yang kugunakan retak, pedang yang dapat menenebas leher banyak orang dengan mudah retak karena menebas sebuah kristal monster.
Aku memaksakan untuk tetap menghancurkan Kristal itu dan menolong Hana, belasan tebasan sudah ku ayunkan akhinya Kristal itu retak tetapi moster itu memukulku sangat keras aku dapat menahannya dengan pedangku, saat aku ingin menyerangnya kembali pedang yang kugunakan patah, pedang ini hancur berkeping keping. Moster itu terus menyerang tanpa henti, aku tak bisa berhenti hanya karna pedang yang patah, aku harus dapat mengalahkan moster itu, tak peduli bagaimana, aku harus menyelamat kannya agar tak ada lebih banyak orang yang mati. Aku menyarungkan kembali pedan ini, aku mengambil kembali pedang ku yang dulu karena kebetulan ada di dekat sana, aku kembali menciba untuk mengeluarka Kristal itu dari tubuhnya karena, kulitnya sama sekali tak bisa di gores, aku mencobanya dengan mencokel Kristal itu keluar, tetapi jika menggunakan pedang ini jauh lebih susah karena berat rasanya. Aku sudah jatuh beberapa kali tetapi tekatku untuk mengalahkannya belum hilang. Hinga bedan ini pun patah, aku terhenpas oleh ekornya sangat jauh dan menyakitkan.