Bab 12

 Entah apa yang terjadi pedang katana yang aku bawa tiba tiba bersinar dan dari pegangannya keluar banyak darah itu memenuhi sarung pedannya, aku mengeluarkan pedangnya dan memegangnya, setiap darah yang keluar tiba tiba masuk ke dalam tubuh melalui tanganku, darahnya semakin membuat badan ku berwarna merah darah, dalam beberapa detik semua darah dalam tubuhku tersedot ke punggung tangan dan membuat simbol Stigma, bisa di bilang simbol negetif. Pedang yang tadinya patah kembali utuh dengan bilah yang lebih tajam. Sepertinya ini kesempatanku untuk menyerang balik, aku mulai dengan mencoba menyayat kakinya, satu tebasan sudah ku lakukan rasanya seperti memotong tahu, moster itu ternyata dapat dengan cepat menyembuhkan dirinya, mau sebanyak apapun aku melukainya, luka itu akan terus sembuh. Aku mencoba untuk menghancurkan kristalnya, hanya butuh 3 serangan untuk menghancurkannya, aku membawa Hana keluar dari sana dan memindahkannya ke tempat yang aman. Monter itu berteriak saat aku berhasil menghancurkan Kristal di kepalanya.

 Setelah membawa Hana ke tempat aman, aku bersiap untuk melawannya lagi karena sekarang aku memiliki kekuatan untuk melawannya. Aku mencoba untuk terus melawannya tetapi masih sama lukanya terus sembuh, tiba tiba aku ingat ayahku pernah menceritakan sebuah kisah dia bilang '' ada seseorang yang ingin membunuh moster tetapi sulit karena moster itu terus tumbuh jika di serang, ia pun memiliki ide untuk membuatnya kesakitan hingga moster itu hanya ingin mati ''. Terima kasih ayah dongen yang ayah ceritakan berguna sekarang, aku mulai dengan menyayat sebayak bayaknya dengan posisi yang asal entah sudah berapa ribu aku menebasnya, tetapi yang pasti moster ini terlihat kesakitan, aku terus menambah kecepatan seranganku, hingga moster itu pun mati, dia seperti gumpalan daging cincang, sudah tak berbentuk. ''Hahh'' sungguh melelahkan tiba tiba pedang katana yang ku pegang kembali pecah dan masuk kedalam Stigma, saat aku membayangkan pedang itu kembali tiba tiba pedang itu keluar dari stigma, sungguh sangat membatu.

 Kukira tanda Stigma ini akan merugikanku, setelahnya aku pingsan karena kekurangan banyak darah dan kelelahan. Aku bangun di sebuah rumah sakit, banyak juga orang di sana mungkin karena kejadian tadi malam, pagi yang cerah, yah aku harus mencari teman temanku, ok aku langsung menemukan pangeran ya karena ada sebuah tenda dengan lambang kerajaan, aku akan ke sana dulu untuk mengecek apakah Askaya, Salasis, dan Hana ada di sana atau tidak. Benar saja mereka ada di sana sedang di obati, mengapa hanya aku yang tidak diobati di sini, dasar rasis. Yah bodo amat setelah menyapa mereka, aku membahas tentang Hana lagi kami tak mau lagi menunda untuk mengambalikan Hana pada ibunya, saat Hana sudah sadar kita akan langsung mengembalikannya, Tak butuh waktu lama Hana akhirnya sudah sadar kami pun bersiap untuk pergi ke istana untuk menemui sang ratu, setelah selesai bersiap siap untuk pergi. Tiba tiba datang rombongan pasukan kerajaan yang datang ada juga Ratu Hani di sana, kami sebenarnya masih hawatir bila ratu Hani masih dalam pengaruh cuci otak, tetapi Salasis mengatakan bahwa ratu Hani sudah tidak dalam pengaruh cuci otak, kami pun mempertemukan mereka berdua, sungguh akhir yang mengharukan melihat ibu dan anak yang sudah lama terpisah dapat kembali lagi.