Bab 13

 Sang ratu memberikan banyak terima kasih pada kami dia mengundang kami datang ke istana karena ia ingin memberi kami hadiah karena telah menyelamatkan putrinya juga karena telah membunuh monster raksasa yang membahayakan negeri ini. Sang ratu juga meminta maaf pada masyarakatnya karena tak becus dalam menjalankan negri ini, ia berjanji kedepannya kejadian seperti ini tak akan terulang. Karena Hana telah kembali pada ibunya kami pun akan beristirahat selama beberapa hari, setelah kami mulai sembuh dan kotapun sudah mulai di perbaiki. Datanglah sebuah surat undangan resmi dari ratu Hani, dia mengundang kami untuk diberi gelar penghormatan atas jasa jasa kami. Tanpa banyak persiapan kami pergi ke istana, sesampainya disana banyak sekali orang orang yang sedang berpesta, setelah kami memasuki ruangan, Ratu Hani langsung memanggil kami, ratu Hani memperkenalkan kami di depan semua orang dan memberi kami sebuah mendali ratu Hani juga memberi kami hadiah berupa sekantung penuh emas, serta sebuah tongkat sihir yang dapat mengkali lipatkan ukurann sihir yang di keluarkan, tentu tongkat itu di ambil oleh pangeran. 

 Setelah pemberian penghargaan selesai kami menikmati pesta itu, kami di sana hingga malam, karena ratu Hani menyiapkan sebuah kamar untuk kami menginap selama satu malam, tak banyak yang aku laakukan hanyak makan, menyapa, dan bernafas. Malam pun tiba, semua orang tertidur aku ingin mencari angin sebentar, berjalan jalan di taman terdengar menyenangkan. Di taman aku dapat melihat semua bintang di langit dengan jelas sungguh pemandangan yang indah, aku jadi teringat masa kecil ku, aku lahir dari ayah seorang petani tapi itu tak membatasiku untuk menjadi kuat, sejak dulu cita citaku adalh menjadi seorang pahlawan, tetapi ayahku berkata, ''Hanya orang dari dunia luar yang memiliki bakat tinggi yang dapat menjadi pahlawan''. Sepertinya sudah cukup mengingat masa lalu.

 Aku kembali berjalan berkeliling melihat lihat taman, selain bintang bintang tak ada lagi yang menarik aku memutuskan untuk kembali saja ke kamar ku, setelah samapi lorong aku melewati kamar pangeran, seperti biasa ada suara suara aneh, aku tak mengerti mengapa mereka tak bosan bosan. Dalam perjalanan kembali ke kamar aku bertemu dengan Askaya, otaku mulai berpikir, aku menanyakan mau kemanadia, ia ingin ke kamar pangeran, aku bertanya lagi Salasis ada di mana, dia bilang udah duluan ke kamar pangeran. Deangan otak yang sangat pintar ini aku kembali ke kamar untuk tidur. Paginya seperti yang kudagu, pangeran bergandengan dengan Askaya dan Salasis, sebelum kami pergi dari istana kami pun berpamitan dengan sang ratu dan Hana, kami diminta untuk sarapan di sini dulu ssebelum pergi. Tetapi di meja makan suasananya gak enak aku duduk didepan pangeran yang lagi suap suapan, apa aku juga suap suapan saa ratu Hani, untung ada Hana jadi aku menyuapi Hana saja, hitung hitung latihan suapin anak buat masa depan. Maunya suapin ratu Hani sih tapi nanti malah menjadi masalah, septelah makan kami mengobrol ringan dengan ratu Hani, juga kami menanyakna beberapa hal tentang Dungeon Hamen karena ini lah alasan utama kita ke sini untuk mencari bagian pedang untuk mengalahkan raja iblis. Setelah makan kami pun mengucapkan selamat tinggal, Hana menangis dan memelukku, aku menawarkan ratu juga, maksudnya aku menawarkan Hana untuk memeluk ratu juga.