Kami mulai kembali dengan melihat sekeliling, semua yang ada di sini telah berganti semua jalan, lahar, hingga langit langit berubah sekarang langit langit semakin rendah jalan jalan semakin bercabang, kami kebingunag dengan situasi ini, tak mau hanya berdiam diri tanpa hasil kami berusaha memecahkan masalah ini sebari bergerak mencoba berbagai cara, tetapi yang kami dapat hanya kelelahan. Kami seperti tejebak di pemanggang tak ada jalan keluar terus berputar dan berulang kami tak tahu apa yang harus kami lakukan, aku kembali mengambil batu yang kami kira menyesatkan kami setelah mencoba melakukan sesuatu pada batu itu taka da perubahan di tambah batu itu sangat keras. Kami harus cepat memikirkan solusi jika tidak kami akam menjadi daging panggang di sini, ditengah kebingungan kami, ada beberapa monster lagi yang menyerang, kami kewalahan menghadapi mereka semua karena jumlah mereka yang sangat banyak aku memiliki ide untuk mengghempaskan mereka ke kolam lahar agar mereka mati dengan cepat.
Alih alih mati kepanasan mereka malah berenang di lahar itu seperti tidak merasa panas, pertarungan yang sengit kamipun beristirahat sejenak. Saat istirahat itulah aku teringat kejadian tadi bukannya kera kera itu mati saat pangeran menggunakan sihir apinya mereka semua mati tepanggan lantas mengapa kera itu saat jatuh ke kolam lahar tidak merasa apa apa. Sepertinya ada sesuatu di kolam lahar ini walaupun gua ini berubah tetapi lokasi kolam lahar ini tak pernah berubah. Aku mencoba dengan memasukkan 1 jari ku, teman teman ku terkejut dengan apa yang aku lakukan, tetapi jariku tetap utuh tak terasa panas. Aku memastikannya lagi dengan memasukkan tanganku, hasilnya tetap sama tak ada perubahan.
Setelah melihatku mereka pun ikut memastikannya, benar saja kami pun bersiap siap untuk masuk kedalam lahar ini, saat masuk terasa dingin tetapi saat masuk lebih dalam terasa hangat. Hingga kami tiba di sebuah tempat sanagt aneh seperti ada di dunia lain gravitasi menjadi terbalik sekarang kami seperti ada di atas permukan air. Kami berenang ke pesisir, sungguh lingkungan yang sangat aneh, banyak tumbuhan bersinar semua tumbuhan ini baru kami lihat, banyak juga tumbuhan di sini dan kebetulan perbekalan kami habis, mencari makanan dan memilih milih yang aman di makan, itulah yang kami lakukan, untung ada Salasis dia memiliki kemampuan untuk menilai, pemilihan makanan menjadi sangat mudah.
Setelah beristirahat kami melanjutkannya dengan berjalan jalan hampir taka da monster atau pun hewan sungguh sangat menyeramkan, ini membuat kami semua hawatir, taka da satupun yang menurunkan kewaspadaannya, karena tempat ini sangat baru bagi kami. Kami berjalan bagaikan zombie berjalan tanpa tujuan hanya mengandalkan insting kami berputar cukup lama, kami teringat dengan batu yang kami temukan kami mencoba dengan berbagai cara hingga, aku teringat pernah melihat jenis batu yang sama yaitu batu yang ada di cincin ruanng. Aku langsung mencobanya dengan satu kali percobaan tiba tiba muncul sebuh lubang dimensi aku mencoba memasukkan barang ke dalamnya buah buahan yang aku temuakan dan sebuah batu besar, saat aku mencoba mengambilnya sebari membayangkannya, ternyata berhasil kamipun gembira dan mulai memasukkan semua barang bawan kami tetapi batu ini hanya satu, bila di potong akan sulit karena terlalu keras.