Bab 21

 Kami naik kelantai dua semakin banyak krpiting di sana aku mulai bosan dengan kepiting kepiting ini, naik ke lantai ke tiga kami terkejut karena ukuran kepiting ini semakin besar walaupun jumlah mereka masih bisa di hitung jari. Kami terus naik hingga di lantai ke lima kami bertemu dengan raja para kepiting tubuhnnya merah ua dengan tambahan garis garis emas, setelah melihat kami ia lari dengan sangat cepat kami pun mengejarnya tetapi kepiting ini terus di lindungi oleh pasukannya kami pun berencana untuk berpencar dan menjebaknya untuk mempermudah penangkapan raja kepiting ini. Tetapi ternya tak semudah itu, kami kewalahan mengejarnya hingga sang raja kepiting ini lari menuju lantai bawah, aku dan Moun mengejarnya tetapi karena kami berpencar mungkin yang lain masih mencari di atas.

 Saat di bawah kami berhasil memojokkannya dan ternyata raja kepiting ini cukup keras butuh beberapa tebasan untuk bisa menembus cangkangnnya bahkan gigitan Moun saja tak cukup untuk mengoresnya. Walaupun butuh usaha yang lebih tapi kami tetap bisa mengalahkannya, sangat sulit untuk membunuhnya karena ia terus saja memanggil pasukannya, Moun terluka cukup parah, kami beristirahat terlebih dahulu untuk mengobati luka kami, setelahnnya tiba tiba ada sebuah geteran besar terjadi id lantai atas, kamipun pergi untuk melihatnnya. Sesampainnya di sana ternyata aku melihat sesuatu yang tidak bisa di percaya, para hiu yang lain sedang melawan raja kepiting , tak ada waktu untuk berpikir, langsung saja kami membunuhnya, kali ini kami membunuhnya dengan sangat cepat karena tak ada yang menganggu. 

 Setelah membunuhnnya aku Kembali berpikir mengapa raja kepiting ada dua, tak cukup keheranan tiba tiba kami semua melihat satu lagi raja kepiting, Moun bilang tak usah mengejarnya karena mungkin itu tipuan yang raja kepiting buat. Kami pun pergi kelantai 6, lantai paling atas dari istana ini. Cukup sulit karena semakin banyak kepiting besar yang menghalangi jalan kami, Tetapi tenang saja kita masih bisa menghadapi semua kepiting itu karena kita jago. Saat sampai di lantai paling atas aku dapat melihat sebuah kepiting besar dengan warna emas di seluruh badannya, kami yakin bahwa itu adalah sang raja kepiting, mungkin ini akan menjadi pertarungan yang sulit bukan saja karena ukurannya yang besar tetapi karena ada banyak juga kepirting dengan garis emas yang ada di sini.

 Kami masih berharap pasukan bantuan datang menolong kami, juga mengapa mereka tak kunjung datang. Seperti yang aku bilang ada jendela di lantai paling atas ini, betapa terkejutnya aku melihat apa yang ada di luar, semua gelap gulita tak ada Cahaya yang masuk kedalam sini karena terhalang oleh pelindung yang munkin di buat oleh raja kepiting sehingga pasukan bantuan tak bisa masuk ke sini. Setelah tahu kami terjebak disini, kami memang harus bisa mengalahkan raja kepiting ini agar bisa keluar dengan selamat. Sepertinya kami harus memulai serang pertama pada mereka, sebenarnya sedari tadi mereka hanya diam memandang kami tanpa melakukan apapun, tetapi kami hawatir bila kami hanya berdiam diri saja justru kami lah yang akan langsung diserang. Moun bilang aku hanya harus fokus menyerang sang raja sedangkan mereka akan menyerang pasukan pasukannya, karena hanya pedang yang aku punya lah yang dapat mengores tubuh sang raja,