bab 22

 Langsung saja aku melompat untuk menyerang raja kepiting satu tebasan memang bisa mengoresnya tapi itu masih kurang untuk dapat megalahkannya, apalagi membunuhnya jelas mustahil. Tidak peduli berapa kali pedangku patah, tidak peduli berapa banyak darah yang tumpah dari tubuh ku, asal kan bisa mengalahkannya semua akan ku lakukan. Bagaikan sedang terbang aku terus berputar dan menyayat monster ini, untung saja aku tak muntah. Memang sangat sulit untuk melukai kepiting kikir ini tetapi bukan masalah untuk ku, setelah ribuan tebasan akhirnnya aku dapat memotong 1 lengan dan 4 kakinya, sepertinya teman temanku juga dapat mengatasi semua pasukan raja kepiting, aku tak perlu hawatir lagi akan apapun Sekarang hanya fokus pada kepiting kikir ini.

 Sebelum aku menyerangnya lagi tiba tiba kepiting ini menunduk dan semua duri yang ada pada tubuhnya terbang ke penjuru ruangan, beberapa hiu terluka ada juga yang tumbang. Moun juga terkena di sirip kanannya, untung saja saja tak ada korban jiwa, kepiting ini benar benar menyebalkan dia harus di bunuh bagaimanapun caranya. Aku melompat Kembali ke atas kepalanya untuk memotong matanya, memang tak mudah karena kepiting ini terus saja bergerak, kali ini dari lubang lubang tadi keluar gelembung asam, ini sangat berbahaya bila pecah karena dapat melelehkan semuanya kecuali cangkang kepiting ini. Akhirnya aku dapat mengalahkan kepiting ini, semua tangan, mata, dan kaki sudah terpisah dari tubuhnya, mereka para hiu juga telah berhasil mengalahkan semua pasukan raja kepiting ini. 

 Saat kami bersorak kemenangan, tiba tiba penghalang hitan pun ikut runtuh bersamaan dengan kematian sang raja kepiting, Gurya, Sant, dan yang lain datang menghampiri kami, kami bersorak kemenangan Bersama. Tetapi tanpa di sadari tubuh dari sang raja kepiting bergetar dan mengeluarkan satu kepiting lagi dengan warna tubuh hitam legam, kami semua Bersiap di posisi menyerang karena kami tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Benar saja tiba tiba kepiting itu hilang bagaikan bayangan, tiba tiba saja dia ada di belakang kami dan langsung menyerang, satu dari kami mati karena serangannya. Meyerang, menghilang kepiting hitam itu terus melakukan itu, kami telah mencoba untuk melawannya tetapi terlalu sulit, sudah banyak yang mati oleh kepiting ini.

 Kami Hampir kehilangan harapan, kepiting ini lagi lagi memebuat penghalang, sehingga kami tak bisa kemana mana. Saat kamu sudah tak sanggup mangalahkannya hingga saat kepiting hitam ini ingin menyerang salah satu hiu, tiba tiba ada sebuah Kristal tajam yang berhasil menghalanginya sehingga hiu itu selamat. Reaksi kami semua bingung siapa yang telah membantu kami. Ditengah kebingungan itu kepiting ini masih saja menyerang kami, hingga Kristal ke dua muncuncul dari dalam tanah dan berhasil mematahkan satu tangan kepiting hitam itu, kami semakin terheranan, di tengan ke bingungan kami Gurya berkata dengan wajah terkejut bahwa ia yang dapat mengendalikan Kristal itu. Tanpa banyak berpikir kami menyuruh Gurya untuk melakukannya lagi. Benar saja satu serangan dari Kristal yang besar dan tajam tepat menembus tubuh kepiting itu, kami yakin itu pasti membunuhnnya karena setiap luka yang di akibatkan oleh serangan Kristal Gurya akan berubah menjadi Kristal yang sama.