Kami sangat kelelahan karena melawan kepiting hitam ini, juga selama pertempuran tadi sudah pasti semua hiu terluka tetapi untungnya saja lebih banyak yang terluka dari pada yang terbunuh. Kami akan beristirahat dan setelah bersih bersih kami akan mengumumkan bahwa istana ini sudah di ambilalih kembali oleh para hiu, agar para hiu di luar sana tahu, bahwa rumah mereka telah Kembali. Kami tak beristirahat telalu lama karena masih ada sedikit kepiting yang harus dibersihkan dari istana ini, juga kami akan membersihkan mayat mayat kepiting yang mati dipertempuran ini dan memakamkan semua hiu yang mati dengan layak. Walau ini menyulitkan tetapi harus dilakukan, sebenarnya semua telah selesai dan aku bisa langsung pulang tetapi aku memutuskan untuk membantu dulu karena aku belum mendapat bayaran yang sudah di janjikan Gurya padaku.
Saat aku membersihkan sisa sisa kepiting dari istana, aku kembali dibuat bingung karena kepiting ini tak ada habisnnya. Moun juga berpikir hal yang sama dengan ku, jadi kami semua berpencar ke seluruh istana, karena mungkin saja ada sarang kepiting yang isinya telur telur mereka. Kami mencari cukup lama hingga salah satu hiu menemukan jalan bawah tanah yang cukup panjang, dan di ujung jalan ini adalah sarang para kepiting. Di sana terdapat 1 moster mirip kepiting berkulit biru dengan duri duri tajam menutupi hampir seluruh tubuhnya, dan memiliki 4 capit raksasa, sepertinya kami akan bertempur lagi dengan moster ini. Setelah melihatnya kami sepakat bahwa dia adalah ratu dari para kepiting, Tempat kami sekarang cukup mengerikan karena semua ruangan ini berisi telur kepiting, bila telur telur ini menetas maka kami semua sudah pasti akan mati.
Ratu kepiting sudah mengangkat tangannya bersiap menyerang, ini pertanda pertempuran akan di mulai. Satu ayunan tangan dari sang ratu dapat membuat gempa yang cukup hebat, Langsung saja aku menebas tangnnya, tetapi tak seperti bayangan ku kulitnnya sangat lembut, tak ambil pusing aku kembali menyerangnnya di ikuti oleh bara hiu. Kami mencincangnya hingga ia menunduk pertanda akan menembakkan durinnya, untung saja kami semua bisa menghindari duri itu tanpa ada yang terubunuh. Tiba tiba kepiting itu berteriak cukup keras hingga telingaku berdarah, para hiu pun ada yang pingsan karenanya. SEtelah teriakan itu, beberapa kantung telur menetas dan mengeluarkan kepiting dengan badan penuh emas, tubuhnya sangat mirip dengan sang raja. kami pikir pertempuran ini akan menjadi lebih mudah ternyata tidak, sekarang ada 3 kepiting mirip raja kepiting yang kami bunuh.
Walaupun ukurannya sepertinnya lebih kecil dari raja kepiting tadi, tetapi ketebalan kulitnnya masih sama, aku kewalahan begitu juga para hiu. Untung saja dari semua hiu ada Sant yang paling kuat di antara mereka, dia dapat imbang melawan satu raja kepiting disini. Sayangnya di sini tidak ada Gurya, atau pun Moun karena tadi kami berpencar sehingga lupa untuk memberi tahunya, karena itu aku menyuruh semua hiu untuk mundur membawa semua yang pingsan dan pergi memberi tahu Gurya dan Moun. Disini tinggal ada aku dan Sant disini kami hanya bisa menahan mereka tidak dengan membunuhnya. Sang ratu tiba tiba berteriak kembali membuat kami terhempas jauh ke dinding begitu juga dengan sant, aku dapat melihat dari raut wajahnya yang sedang marah, bahwa dia ingin sekali untuk membunuh sang ratu.