Salah Sangka

"Ampun pak, "Storm menutup kedua matanya karena bahunya dirangkul tentara yang mengejarnya.

"Apa maksudmu?... "Para penduduk berkerumunan tidak mengerti apa yang dilakukan Storm.

"I.. ini kesalahpahaman saja!...

"Dia adik saya!...

"Jadi tidak mungkin berbuat aneh aneh!... "Storm berusaha merayu mereka agar melepaskannya pergi.

"Jadi ini kenapa kamu lari tadi?... "Penduduk mengerti apa yang dikatakan Storm.

"Iya, pak, bu jangan kurung saya!... "Storm lagi lagi membujuk mereka agar percaya dengannya.

"Kita kesini tidak menangkapmu anak muda!... "Kata tentara itu menenangkan Storm yang terlihat gelisah.

"Jadi kenapa kalian mengejarku tadi?... "Storm menunjuk mereka dengan curiga.

"Kami berterima kasih atas bantuanmu mengalahkan banyak monster sendirian!...

"Sebagai ucapan terima kasih kami!...

"Apakah nak Storm mau ikut dengan kami untuk makan makan bersama!... "Mereka menawarkan makanan sebagai ucapan terima kasihnya karena para penduduk tidak punya barang barang yang bisa diberikan kepada Storm.

Storm mengangguk setuju dengan tawaran mereka tahu jika hidup mereka juga terbilang serba ada jadi Storm hanya memenuhi keinginannya saja. Jessica mengikuti Storm yang berjalan bersama yang lain kembali kekota bawah tanah yang tak jauh dari mereka. Setelah sampai tentara yang mengejarnya tadi kembali berjaga di tempatnya takut jika ada lagi monster tersisa.

'Ahh, "Storm kenyang setelah makan dengan lahapnya sambil bersandar dibatu besar.

"Lahap sekali makannya, "Semua orang melihat Storm yang makan sendirian dengan lahapnya.

"Kalau boleh tau siapa namamu anak muda, "Tanya kepala penduduk dikota bawah tanah yang tersisa setelah serangan monster tadi yang menewaskan banyak penduduk lainnya.

"Namaku Storm Realms kek, "Storm mengenalkan dirinya sambil duduk didekat mereka berkumpul.

"Hmm, Nama yang aneh!...

"Tapi siapa yang memberimu nama?...

"Nenek yang memberiku nama!...

"Jadi begitu ya, "Kakek yang dipanggil Storm mengelus elus jenggotnya yang putih keheranan dengan Storm yang bertingkah seperti anak kecil padahal usianya sudah mulai dewasa.

"Berapa umurmu nak Storm?... "Tanya kakek lagi kepada Storm.

"Sembilan belas kek, "Jawab Storm dengan santainya membakar daging monster lalu hendak memakannya.

"Kak itu bahaya!...

"Jangan makan ini!... "Jessica mengambil daging yang dibakar Storm.

"Ini tidak bahaya cepat berikan padaku, "Storm berusaha mengambil dagingnya dari tangan Jessica.

"Ihh kakak tidak mendengarkanku, "Jessica kesal dengan Storm yang mengambil daging monster ditangannya lalu memakannya.

"Sepertinya anak ini ada kekuatan misterius dalam dirinya, "Kakek yang memperhatikan Storm dan Jessica yang bertengkar bisa merasakan ada kekuatan aneh dalam tubuhnya.

Yang dimaksud kakek tadi adalah Karl monster harimau dengan aura berwarna ungu yang sedang bersembunyi dari orang orang yang ingin menangkapnya karena sangat langka dimiliki monster lain. Kakek itu juga merasa iba dengan mereka berdua yang tidak memiliki orang tua dan tumbuh menjadi egois tidak memperdulikan orang lain meski itu hanya sifat Storm saja.

"Apa kalian ingin tinggal disini?... "Kakek itu menghentikan pertengkaran mereka berdua menawarkan tinggal dikota bawah tanah bersama dengannya.

"Maaf kek, terima kasih tawarannya!...

"Tapi saya ada urusan yang harus saya selesaikan, "Storm tidak ingin semua penduduk mati karena dirinya saat ini diincar Mira yang akan mengubahnya menjadi monster.

"Kakek mengerti, Tapi kalian istirahat dulu!...

"Besok kalian bisa pergi karena diluar sangat berbahaya saat malam hari!... "Kakek itu menyuruhnya untuk beristirahat sejenak untuk menambah tenaga mereka.

"Baik kek, "Jawab Storm dan Jessica serempak dan berhenti bertengkar lalu mengikutinya dari belakang.

"Ini kamar untuk kalian istirahat!...

"Jika ada apa apa tinggal panggil saya, "Kakek itu meminjamkan dua kamar untuk mereka berdua lalu setelahnya pergi.

"Dah kak, "Jessica memasuki kamarnya yang disebelah kamar Storm.

Setelah masuk kekamarnya Jessica merebahkan tubuhnya yang kecil. Tak lama tertidur kelelahan setelah bermain dengan Storm.

"Dahh, "Storm mengantuk karena hari sudah malam tak mau lama lama disini Storm masuk kekamarnya lalu berbaring dikasur.

"Kenapa monster tadi seperti dikendalikan?... "Storm bertanya tanya saat bertarung dengan monster yang menghancurkan kota tadi seperti memancingnya saja.

Storm yakin pasti Mira yang melakukannya siapa lagi selain dia yang ingin menjadikan dirinya monster. Tak mau lama lama berfikir lebih baik tidur saja urusan Mira nanti dirinya akan menghajarnya nanti dengan tangannya sendiri.