Mata Kiri Yang Bisa Menyerap Apapun

"Terima kasih, sudah menjaga Jessica tadi!... "Storm yang disamping Lucy duduk dipinggir pantai mengucapkan terima kasihnya pada Lucy.

"Tidak perlu segitunya Storm!...

"Tadi itu aku cuma kebetulan lewat saja!... "Lucy menjawabnya sambil melihat matahari yang akan terbenam.

"Lupakan saja kalau begitu!... "Storm malu sekali dengan dirinya tak tahu apa yang terjadi.

"Kenapa kamu sendiran saja!...

"Apa tidak punya teman?... "Storm bertanya bingung tidak pernah melihat teman Lucy.

"Aku punya teman kok!...

"Tapi mereka sibuk dengan urusan mereka masing masing!... "Balas Lucy yang cemberut.

"Bukannya Laura dan Aurel itu temanmu juga?... "Storm kembali bertanya padanya.

"Aku berteman dengannya cuma sebentar saja!...

"Selepas itu aku tidak pernah lagi bertemu mereka!... "Lucy menjawabnya dengan jujur.

"Kau tahu jika mereka ingin membunuhku!... "Storm mengatakan jika temannya mencoba menghabisinya.

"Dari awal aku juga curiga dengan mereka!...

"Seperti menyembunyikan sesuatu dan benar dugaanku jika mereka punya rencana jahat, "Lucy membenarkan perkataan Storm sejak awal Lucy sudah curiga dengan teman Storm.

"Lihatlah itu!...

"Matahari sudah terbenam"Lucy menunjuk matahari yang tenggelam diarah barat.

"Kenapa aku merasa nyaman saat berada didekatnya, "Storm hanya diam saja sambil melirik Lucy.

"Storm kamu kenapa?... "Lucy membangunkan Storm dari lamunannya.

"Tidak apa, "Storm segera memandangi langit takut ketahuan.

Setelah puas melihat bintang bintang dilangit Storm ingin pulang namun sebelum itu dia akan mengantarkan Lucy pulang terlebih dahulu. Storm mengajak Lucy pulang karena hari sudah malam tentu saja Lucy juga ingin pulang jadi dia akan pulang bersama.

"Apa yang kau laku... kan?... "Lucy terpukau dengan ketampanan Storm yang saat ini dia digendong terbang oleh Storm.

"Fokus Storm, "Begitupun Storm yang terpesona dengan kecantikan Lucy namun tak mau meliriknya dan fokus terbang dengan armornya saja. Setelah lama terbang dengan sayap dan kaki armornya Storm melihat dari kejauhan rumah Lucy. Dengan cepat Storm mendekatinya lalu menuju depan rumahnya dan menurunkan Lucy didepan rumah.

"Wusss, "Storm langsung pergi dari sana dengan cepat takut orang lain salah paham dengannya.

Lucy langsung masuk kedalam rumah karena ayahnya pasti khawatir dengannya dan benar saja ayahnya sudah menunggu diruang makan.

"Darimana saja?... "Ayah Lucy bertanya kemana saja dia pergi karena anak buahnya tidak menemukannya.

"Dari rumah teman yah, "Jawab Lucy berbohong agar tidak dimarahi ayahnya.

Ayah Lucy tidak langsung mempercayainya dan akan mencari tahu sendiri tanpa sepengetahuannya. Setelah itu Lucy makan bersama ayahnya sambil memikirkan jika dia bilang tadi maka dia tidak akan bertemu Storm lagi.

"Karl apa Jessica sudah tidur?... "Storm yang baru sampai menanyakan Jessica pada Karl.

"Sudah tuan!... "Jawab Karl.

Storm pergi kekamarnya sedangkan Karl bersembunyi dibayangan Storm setelah sampai Storm berbaring dikasur kamarnya. Dan membuka kotak pemberian Sky mencoba mengotak atiknya penasaran apa isinya.

"Sulit sekali, "Storm tetap mencoba berusaha membuka meski selalu gagal.

Setelah beberapa menit lamanya akhirnya kotak itu terbuka dengan sendirinya betapa terkejutnya Storm ternyata isinya berupa benda yang tidak diketahuinya. Storm mengambil kartu identitas yang bertuliskan kerajaan Semesta yang tertulis dikartu yang dipegangnya.

"Untuk apa ini?... "Storm memandanginya cukup lama tidak tahu fungsinya.

Lalu Storm mengambil ada gelang tangan berupa seperti gelang tangan robot dan ada beberapa barang lainnya. Storm menyimpan semua barang itu saat akan meletakkan barang tadi kelemari mata kiri Storm kembali menghisab barang yang dipegangnya dan masuk kedalam mata kirinya.

"Aarrgh, "Storm menekan matanya yang mengeluarkan air setelah menghisab barang tadi.

"Aneh sekali mataku ini!... "Storm terbaring memegangi matanya.

"Aku tidak mungkin menjadi robot sepenuhnya, "Storm melihat tangan kanannya yang sudah menjadi tangan robot bisa berubah menjadi senjata. Tak lama Storm tertidur pulas setelah lelah memegangi matanya yang sakit entah apa yang terjadi pada mata kirinya.