Menangkap Ikan

"Apa ini benar pak?... "Tanya Storm menyerahkan sandiks itu ke meja kerja pak Robert.

"Iya benar!...

"Terima kasih kalau begitu, "Pak Robert sangat berterima kasih pada Storm yang mau menolongnya.

"Ini terimalah!... "Pak Robert memberikan beberapa uang pada Storm.

"Tapi pak.. !... "

"Ambil saja nak Storm!... "Pak Robert menyuruh Storm mengambilnya.

"Terima kasih pak!...

"Saya permisi dulu, "Meski dirinya menolong tanpa mengharapkan apa apa tapi kalau dipaksa bisa apa pikir Storm.

"Lumayan juga!... "Storm menyimpan uangnya disaku celana tidak punya dompet untuk menyimpannya.

Storm berjalan pulang karena sudah lama juga dia dikantor bersih bersih sambil melihat lihat pinggiran kota. Banyak sekali toko toko yang menjual berbagai kebutuhan mulai makanan, mainan dan barang elektronik.

"Pak saya beli ini, "Storm membeli boneka untuk Jessica.

Setelah membeli boneka dan membawanya tak lupa juga Storm membeli banyak makanan karena tidak sempat masak. Cukup lama menunggu akhirnya Storm melanjutkan jalannya kearah rumahnya tak lama Storm sudah tiba.

"Kak Storm apa itu?... "Jessica yang melihat kedatangan Storm menunjuk barang bawaannya.

"Ini boneka yang kakak beli tadi!...

"Apa masih bagus?... "Storm memberikan boneka berbentuk serigala pada Jessica.

"Bagus kak!...

"Makasih kak Storm, "Jessica memeluk Storm dengan erat karena membelikannya boneka.

"Lepaskan, ini makanlah didapur!...

"Kakak ingin ingin istirahat, "Setelah itu Storm berjalan meninggalkan Jessica sendrian kekamarnya.

Jessica memakan makanan yang dibawa Storm tadi setelah kenyang Jessica membawa boneka barunya kekamar untuk tidur. Sedangkan Storm menahan rasa laparnya karena beberapa hari dia tidak makan dan hanya memberikannya saja pada Jessica.

"Bukkk, "Storm melompat dari jendela kamarnya lalu pergi kearah hutan.

Dijalan Storm menggunakan kekuatannya mencari keberadaan monster dan tak lama Storm berlari cepat ketepi sungai. Ternyata tidak ada monster disana membuat Storm kesal lalu duduk dipinggir sungai memperhatikan genangan air yang lewat.

"Apa aku sudah menjadi kakek kakek?... "Storm terus mendekatkan wajahnya pada air sungai tak percaya rambutnya berwarna putih.

"Apa mungkin karena aku menjadi monster waktu itu?... "Storm bergumam didalam hati tak tahu kenapa rambutnya bisa menjadi putih Storm yakin jika rambut berwarna putih artinya orang itu sudah menjadi kakek beruban.

"Lupakan saja, "Storm tak mau ambil pusing dan memilih menyandarkan tubuhnya pada pohon didekatnya.

Cukup lama Storm merenung dan mempunyai ide yaitu menangkap ikan disungai ini dan langsung beranjak dari tempatnya. Berjalan kesungai yang surut setinggi kakinya saja membuat Storm bisa melihat ikan ikan berenang disekitarnya.

"Happ!... "Happ!...

"Sepertinya sudah cukup, "Storm membawa banyak ikan yang ditangkapnya dengan tangan saja.

"Cusss, "Storm menghidupkan api dengan tangan kananya mengeluarkan api.

"Kenyang sekali, "Setelah puas menyanyap ikan tangkapannya Storm kembali bersandar dipohon tadi.

"Aargh, "Kepala Storm terasa sakit dan yang membuatnya semakin pusing adalah mengingat wanita yang ditabraknya dicafe itu mirip seperti ibunya.

"Ibu, "Storm kembali kemasa lalu sebelum dirinya lahir melihat dengan jelas jika benar wanita yang ditabraknya ibu kandungnya sendiri.

"Jangan tinggalkan aku bu, "Teriak Storm yang ingin mendekati ibunya namun hal aneh kembali terjadi.

"Aaargh, "Storm kembali kemasa sekarang dimana dia tadi berada.

Tak lama Storm tertidur bersandar dibatang pohon sambil ditiup angin yang berhembus membuat tidurnya sangat nyenyak. Sore hari sudah tiba Storm segera bangun dari tidurnya mengingat apa yang terjadi sebelumnya.

"Aku baru ingat!... "Storm beranjak dari tempatnya lalu berdiri berjalan kembali pulang takut Jessica mencarinya.

Sambil berjalan Storm sudah membulatkan tekadnya akan menemui wanita yang pernah ditabraknya. Bertanya kenapa ibunya tidak memperdulikan dirinya jika bertemu jika tidak maka Storm hanya bisa menunggu saja.

"Lelah sekali, "Setibanya dikamar Storm langsung berbaring kelelahan.

"Tokk!.. "Tokk!...

"Hah, siapa yang mengetuk pintu?... "Meski lelah Storm tetap berjalan menghampiri siapa yang ingin berkunjung kerumahnya tetangga saja Storm tidak punya apalagi orang lain.

"Ceklek, "Storm yang kelelahan terkejut ternyata yang mengetuk pintu tadi Lucy.

"Silahkan masuk, "Storm mempersilahkan Lucy masuk kerumah kumuhnya.

"Ee.. maafkan aku tidak punya apa apa untuk melayani tamu, "Storm garuk garuk kepala yang tak gatal sangat malu sekali tidak ada yang bisa diberikannya pada tamunya.

"Tidak apa Storm!.. "Lucy mengerti kondisi Storm jadi dia tidak mempermasalahkannya.