Pulau Seberang

Dipulau Seberang

Storm mendarat ditanah dengan hati hati setelah dirasa aman Storm berjalan dipinggir pantai lalu masuk kedalam hutan. Banyak pohon pohon yang tumbuh subur dipulau itu namun tidak ada tanda tanda ada monster ataupun penghuni pulau ini.

"Karl kenapa tidak ada monster?... "Storm bertanya sebab pulau ini terasa aneh.

"Saya juga tidak tahu tuan!...

"Tadi tadi yang saya rasakan dipulau ini seperti memanggil anda, "Karl menjelaskannya pada Storm.

"Bukk, "Storm terjatuh ketanah tersandung akar akar pohon yang tumbuh banyak.

"Banyak sekali akar pohon, "Sambil berdiri kembali Storm takjub dengan banyaknya akar pohon dan semak belukar bergelantungan diatas pohon.

"Silvia, "Dijalan Storm menyebut nama seorang wanita.

Ternyata Silvia adalah teman Storm saat kecil dan sering mengintipnya belajar meski Silvia selalu mengusirnya dan tidak pernah menganggapnya teman. Storm mengingat masa kecilnya kelam dirinya sering mengintip dikelas sekolah agar bisa ikut belajar. Tak lupa Storm berusaha agar Silvia mau berteman dengannya namun kebalikannya Silvia tidak pernah menganggapnya teman sama sekali. Saat remaja Storm dan Silvia berpisah karena Silvia yang pergi keluar kota walau Silvia tidak pernah menganggapnya teman. Tapi Storm selalu menganggap Silvia temannya karena Silvia adalah cinta pertama Storm.

"Huh, Kenapa aku terus mengingatnya?... "Storm bersandar disebuah pohon sedangkan Karl disuruhnya mencari sekeliling pulau jika menemukan sesuatu.

Storm dan Silvia dulu sering bersama walau Storm sering mengganggu Silvia tapi dia tidak membencinya. Hingga mereka tidak pernah bertemu lagi sampai saat ini dan membuat Storm memikirkannya.

"Mungkin, Inilah takdirku!... "Storm menahan tangisnya meratapi dirinya sendiri yang begitu malangnya.

"Ingat nak laki laki tidak boleh menangis!...

"Jangan hiraukan orang lain yang membencimu, berusahalah menjadi orang kuat tanpa mengharapkan apapun, karena kita lamanya hidup tidak ada yang tahu, jika kau ditakdirkan untuk sendirian tanpa ada pendamping maka ikhlaskanlah orang yang kamu cintai, dunia itu luas nak tidak ada yang tidak mungkin, "Nasihat nenek Storm yang dulu dianggapnya hanya dongeng saja kini sudah paham maksud perkataan neneknya.

"Tuan, saya menemukan sebuah labirin!...

"Tuan?... "Panggil Karl kepada Storm yang terdiam sebibu bahasa.

"Apa yang kamu temukan Karl?... "Tanya Storm yang tersenyum menutupi kesedihannya.

"Saya menemukan labirin yang besar!...

"Dan berada ditengah tengah pulau ini!... "Karl menjelaskan apa yang ditemukannya.

"Kita kesana!... "Storm mengajak Karl kedalam labirin sambil berjalan melewati Karl yang masih bingung dengan tuannya yang terlihat murung.

"Aku salut denganmu tuan!... "Karl bisa merasakan langsung jika didalam tubuh Storm muncul ribuan kebencian yang mendalam.

Karl juga bisa merasakan tuannya menahan dirinya menjadi monster karena efek putus asanya seseorang. Jiwa monster Storm seperti mengajaknya membunuh siapapun yang dilihatnya seolah tahu apa yang dirasakan Storm. Hanya saja Storm selalu menahan dirinya agar tidak jatuh dalam kegelapan.

"Kenapa diam saja?...

"Tunjukkan jalannya?... "Perintah Storm pada Karl yang masih berdiam diri.

Ditengah mencari keberadaan labirin berada Storm memegang mata kirinya yang aneh menurutnya bahkan pesawat Dragon Wild ada didalam matanya. Storm mencari cara mengeluarkan pesawat Dragon Wild dari matanya meski mustahil mengeluarkan pesawat dari matanya.

"Karl apa kau tahu kenapa mata kiriku ini bisa menghisap apapun kedalamnya?...

"Dan apa bisa mengeluarkan semua yang tersedot kedalamnya?... "Tanya Storm sambil berjalan dibelakang Karl.

"Kalau itu sih tuan!...

"Menurut saya mata anda seperti black hole!...

"Tapi setelah saya perhatikan dengan teliti, ternyata didalam mata kiri anda seperti alam semesta karena dipenuhi banyak bintang sangat kecil setelah saya perhatikan, "Karl menjawabnya dengan sesuai apa yang dilihatnya.

"Tidak mungkin!... "Storm tidak percaya akan hal itu bagaimana mungkin matanya mirip alam semesta.

"Apa aku bisa masuk kesana?... "Storm bertanya lagi pada Karl.

"Saya tidak tahu tuan!... "Karl tidak tahu cara masuk kedalam alam semesta dimata kiri Storm.

"Mengapa ini aneh sekali?... "Storm tak habis pikir dengan apa yang yang terjadi pada mata kirinya.

"Kekuatan diluar nalar, biasanya dimiliki dewa dan alien disemesta ini, "Jelas Karl kembali pada Storm yang terlihat gelisah.

"Kalau begitu apa aku bisa melenyapkan tata surya ini?... "Tanya Storm lagi pada Karl.

"Bisa tuan, jika mata kiri anda hancur maka akan sangat berbahaya dengan tata surya ini, karena black hole didalam mata kiri anda itu akan melenyapkan semuanya tak bersisa!... "Jawab Karl lagi.

"Siapa yang memberikan kekuatan mengerikan ini padaku, "Storm bertanya lagi.

"Mungkin alien disemesta lain, menginginkan anda pergi kesemesta lain!... "Menurut pendapat Karl.

"Apa jangan jangan?... "Storm langsung menepis pikirannya karena dia teringat Zelgrid mungkin saja ulahnya sebab Storm yakin siapa lagi kalau bukan Zelgrid pelakunya.