Menang

"Pemenang pertandingan keempat dimenangkan oleh Storm Realms, "Robot wasit mununjuk Storm sebagai pemenang kali ini.

Penonton bersorak meriah menyambut kemenangan Storm dengan waktu yang cukup singkat. Storm berjalan keluar arena tidak menghiraukan orang orang yang menyoraki atas kemenangannya.

"Berisik sekali, "Kutuk Storm didalam hati yang merasa risih mendengar teriakan penonton.

"Semi final tournament ini akan mempertemukan pemenang pertandingan sebelum sebelumnya!...

"Pertandingan pertama Daguel Phitdez akan berhadapan dengan Riyu!...

"Pertandingan kedua Alsya Talisya akan melawan Storm Realms!...

"Yang menang berhak melaju kebabak final!... "Robot wasit mengumumkan pertandingan semi final tournamet yang akan dimulai besok hari.

Ada dua peserta yang mati dalam tournament ini yakni Iwan Yorgile dan Bill Leonard saat berhadapan dengan lawan mereka. Meski begitu peraturan tournament memperbolehkan menghabisi lawan bertarung mereka. Bahkan peraturan tournament ini boleh menggunakan kekuatan terkuat mereka masing masing peserta.

"Drttt, "Storm bangun tidurnya terganggu dengan jam tangannya yang bergetar.

"Sudah pagi ternyata, "Hari sudah pagi dimana hari ini adalah pertandingan semi final tournament.

"Kak kesini, "Teriak Jessica pada Storm yang berjalan diluar restoran.

"Sejak kapan kalian ada disini?... "Tanya Storm yang duduk dikursi yang kosong.

"Aku ingin membangunkanmu tidur tadi!...

"Tapi tidak bangun bangun jadinya aku dan Jessica menunggun disini saja, "Ucap Lucy sambil menyodorkan banyak makanan padanya.

Tanpa basa basi lagi Storm memakan semua makanan yang ada dihadapannya dengan lahapnya. Kebetulan sekali dia juga sudah lapar tidak makan hanya fokus bertarung dan berlatih saja.

"Pelan pelan nanti keselek Storm, "Lucy melihat cara makan Storm yang begitu lahapnya menyuruh makannya pelan pelan saja.

"Mungkin kakak lapar?... "Jessica menimpali perkataannya.

"Aaaa, "Storm bersandar dikursi setelah menghabiskan banyak makanan tak bersisa.

"Enak sekali!...

"Tapi aku nanti aku bayar kalau ada uang!... "Storm garuk garuk kepala yang tak gatal baru sadar tidak membawa uang karena lupa.

"Tidak apa!... "Lucy tidak mempermasalahkannya.

"Tidak usah, nanti kuganti tenang saja, "Storm tak mau mengalah baginya hutang harus dibayar.

"Beneran Storm tidak apa, "Lucy kesal dengannya karena tak mau mendengarkannya.

"Tidak per... !... "Belum sempat bersi keras ingin membayarnya.

"Baiklah jika itu maumu, "Akhirnya Storm mengalah saja daripada meladeninya.

"Laki laki macam apa aku ini?... "Storm merendahakan dirinya sendiri karena lagi lagi merasa tidak enak jika terus berada didekatnya.

Mereka bertiga berjalan keluar setelah selesai makan dan menuju ketempat tournament yang akan dimulai sebentar lagi. Ditengah jalan Storm hanya diam saja tidak bicara ingin sekali dia pergi meninggalkan Lucy sejauh jauhnya agar tidak merepotkannya lagi.

"Selamat datang kembali para penonton sekalian, berjumpa lagi dengan saya Joy yang akan menemani kalian dalam pertandingan yang akan dimulai hari ini, "Para penonton begitu sumringah tak sabar menantikan pertarungan berikutnya.

"Lama amat, "Protes Storm pada Joy yang banyak basa basi.

"Diam kau, "Teriak Joy yang tak terima diprotes Storm.

"Tanpa berlama lama lagi kita mulai saja pertarungan kali ini!...

"Orang yang dijuluki Monster Laut atau Riyu akan manantang Giant Monster atau Daguel Phitdez!...

"Api melawan air tentu air yang akan menang, "Gumam Riyu dalam hati sambil berjalan masuk kedalam arena pertandingan.

"Lihatlah seberapa kuat dirimu, "Daguel juga masuk kedalam arena sambil bertanya tanya dalam hati.

"Kenapa perasaaanku tidak nyaman begini?... "Storm merasa tubuhnya terasa sakit seperti ingin meminum darah manusia mungkin sel monster didalam tubuhnya bereaksi ingin menjadi monster.

"Kraakk, "Storm menusuk perutnya sendiri dengan pedangnya.

"Tikk, "Darah keluar dari perutnya dengan perlahan lahan.

Tak lama perut Storm berenegerasi memulihkan lukanya dengan sangat cepatnya hingga benar benar sembuh. Akhirnya Storm bernafas lega karena rasa sakitnya menghilang dengan sendirinya.

"Bisa bahaya kalau menjadi monster ditempat ini!... "Storm tidak bisa membayangkan jika dia menjadi mosnter maka dirinya akan membantai semua orang yang dilihatnya.

"Setidaknya aku berusaha agar tidak menjadi monster, "Storm berusaha agar dirinya tidak menjadi mosnter yang haus akan darah.