Menang Telak

"Pertandingan selanjutnya silahkan masuk kedalam arena pertarungan yang dimana ada Alsya Talisya dari arah kanan memasuki arena dengan parasnya yang cantik, "Robot wasit menunjuk Alsya yang masuk disambut teriakan para penonton menyambutnya dengan meriah.

"Dan disebelah kiri ada Storm Relms juga memasuki arena manantang Alsya sang pedang bunga darah, "Penonton kembali menyoraki Storm bukan menyambutnya malahan meremehkan kemampuan Storm.

"Banyak omong!...

"Giliran diserang monster malah lari, "Kesal Storm didalam hatinya sambil menatap penonton yang dia anggap musuh baginya.

"Tanpa berlama lama lagi pertandingan!...

"Dimulai, "Robot wasit resmi memulai pertarungan mereka berdua.

"Hiyat, "Alsya langsung saja menyerang Storm dengan senjata pedangnya kearah Storm.

"Traaang, "Storm menahan pedang yang hendak melukainya tangan pedangnya.

"Cuma segini saja kemampuanmu?... "Tanya Alsya pada Storm sambil mundur kebelakang.

"Terus?... "Tanya Storm balik padanya.

"Mati saja kau, "Teriak Alsya kembali menyerang dengan pedangnya dengan banyak ayunan pedang dengan cepatnya.

"Sreeet, "Storm terluka didadanya dan bajunya robek sedikit tidak sempat menghindar karena Alsya terlalu cepat mengayunkan pedangnya tadi.

"Mengalah saja sama perempuan?... "Alsya mengusulkan mengalah daripada mati ditangannya.

"Hahaha!...

"Hanya orang bodoh yang mau mengalah dengan seorang perempuan, "Teriak Storm lalu menghilang dari pandangannya dan menghajar Alsya habis habbisan tak peduli baginya siapa.

"Kraak, "Alsya terbanting ketanah dengan luka dimulutnya mengeluarkan darah segar.

"Sialan, dia tidak bisa dikelabui!... "Kesal Alsya dalam hatinya.

"Aku akan mendapatkan apa yang ku mau apapun itu!... "Tegas Storm pada Alsya yang berusaha berdiri.

"Kalau begitu akan kulenyapkan jiwamu hingga tak bersisa!...

"Domain,

"Bunga Darah Pemakan Jiwa, "Alsya mengaktifkan domainnya dan kembali menggunakan tekniknya saat mengalahkan Iwan.

"Wuuus, "Bunga berwarna merah terbang dilangit melayang layang diudara perlahan lahan mencoba menarik jiwa Storm.

"Aaargh, "Teriak Storm dengan keras.

"Hahaha, "Tapi ternyata Storm pura pura saja nyatanya teknik milik Alsya takkan mampu membunuhnya.

"Bagaimana bisa?... "Alsya bertanya tanya dalam hati tak percaya melihat langsung teknik bunga darah tak berani memakan jiwa Storm.

"Kau pikir cuma kau saja yang bisa menghisap apapun!...

"Kau salah!...

"Akan kukeluarkan teknikku, "Storm berkata sambil berdiri lalu bersiap mengeluarkan tekniknya.

"Percuma saja kau tidak bisa lolos dari bunga darah pemakan jiwa milikku ini, "Alsya yakin dengan kekuatannya bisa mengalahkannya.

"Black hole, "Tiba tiba langit menjadi gelap ternyata diatas sana ada black hole besar menghisap cahaya maupun debu dan gas kosmik ruang angkasa.

"Mustahil, "Alsya gemetar takut sekali melihat lubang hitam yang akan menghisap apapun.

"Wuuuus, "Bunga darah pemakan jiwa milik Alsya tersedot masuk kedalam lubang hitam.

"Panik gak panik gak?... "Tanya Storm didalam hatinya padahal black hole itu cuma cermin belaka yang dibuatnya seolah seperti nyata.

Cuaca siang berubah menjadi malam hanya ada sinar rembulan saja yang belum tersedot masuk kedalam lubang hitam. Alsya yang ketakutan melihat lubang hitam yang perlahan lahan menghancurkan planet planet lain termasuk bumi memutuskan menyerah saja.

"Aku menyerah!...

"Tolong hentikan ini, "Pinta Alsya pada Storm menyuruhnya menghentikan lubang hitam yang dibuatnya.

"Tiik, "Darah keluar dari mata Storm bersamaan dengan itu domain beserta lubang hitam ikut lenyap.

"Pemenang kali ini Storm Relms!...

"Dia memecahkan rekor mengalahkan lawannya dalam waktu beberapa menit saja, "Robot wasit menunjuk Storm sebagai pemenangnya karena Alsya memilih menyerah.

Para penonton bersorak meriah menyambut kemenangan Storm karena mengalahkan Alsya cuma sedikit waktu saja. Tak lupa Storm menghapus ingatan Alsya yang melihat black hole miliknya agar tidak ada yang tahu.

"Mengapa aku tidak mengingat apapun tentang pertarungan tadi?... "Tanya Alsya pada dirinya sendiri tak mau terus mencari tahunya Alsya menganggap jika dia memang kalah dari Storm.

"Sialan, aku terlalu banyak menggunakan kekuatan mataku, "Storm berjalan memegangi matanya yang sedikit memerah.

"Kak!... "Panggil suara anak kecil yang ternyata Jessica.

"Ada apa?... "Tanya Storm pada Jessica.

"Tidak apa kak, "Jessica hanya mencari kakaknya saja.

"Aneh sekali, "Pekik Storm didalam hatinya