Dihari yang cerah itu.
Storm yang merasa Energy miliknya semakin terkuras berjalan sempoyongan seperti orang mabuk. Entah mengapa kepalanya sedikit terasa pusing sekali, padahal hal ini sangat jarang dia alami.
Entitas Absolute seperti dirinya ini mana mungkin melemah hanya karena hawa misterius yang menyedot Energy kehidupannya.
"Aku terlalu meremehkan musuh!"
Kini Storm sadar mungkin saja dia terlalu percaya diri hingga lupa.
Diatas langit masih ada langit, sekuat apapun dirinya masih ada yang jauh lebih kuat darinya baik segi kekuatan maupun kemutlakan.
Argart, Carol, Shylpy, dan Emily berjalan mengikuti langkah kakinya. Mereka khawatir dengan keadaannya yang tampak menahan rasa pusing dikepalanya itu.
Namun Rem dengan tegas tidak mau ditolong oleh mereka semua dan memilih berjalan dalam keadaan linglung.
"Arrh"
Karena tak kuasa lagi menahan rasa pusing dikepala dan Energy kehidupannya semakin berkurang terus menerus.
Akhirnya Storm tumbang, ambruk ketanah dengan wajah penuh keringat dan kekuatan yang tersegel. Semua Power Potential miliknya sama sekali tidak berfungsi seolah disegel oleh sesuatu.
"Tuan Rem?"
Sontak mereka semua bergegas mendekatinya yang terkapar itu.
Keadaan ini tidak menguntungkan mereka semua sebab tuan Rem tumbang seperti terkena kekuatan misterius.
Sebagai ras setengah hewan biasa atau sama sekali tidak mempunyai kekuatan mutlak. Argart dan lainnya bergantung penuh kepada tuan Rem.
Namun keadaan ini berbanding terbalik, kapan saja musuh menyerang maka mereka akan kalah dalam sekejab mata.
"Apa kamu tidak apa kak Rem?"
Shylpy, Emily dengan panik duduk ditepi tubuhnya terbaring lemah.
Carol berusaha sekuat mungkin menyembuhkan dengan teknik penyembuhan terbaiknya. Akan tetapi percuma, Rem tidak mudah disembuhkan.
"Apa yang sebenarnya terjadi tuan Rem? Mengapa anda tiba tiba saja menjadi seperti ini?"
Argart mendesaknya berkata jujur mengatakan apa yang membuatnya melemah tanpa sebab.
Storm hanya diam saja dengan tatapan kosong dan tidak memperdulikan pertanyaan Asgart. Entah didalam dirinya bisa merasakan bahwa jiwanya terasa terenggut.
"Ada- musuh kuat mengincarku!"
Hanya itu yang dikatakan olehnya dengan nada lemah.
Storm dapat merasakan bahwa dia yakin sesuatu misterius akan membunuhnya dikesempatan emas ini. Didalam dunia game, dia sama sekali tidak dapat berbuat banyak dikarenakan aturan game yang berusaha menyegel kekuatannya.
Dia yakin bahwa tak akan lama lagi kemunculannya akan berusaha menghancurkannya didalam dunia game ini.
"Apa maksudnya tuan Rem?"
Mereka semua saling pandang satu sama lain.
Apa makna dari perkataan itu?
Meski begitu mereka semua tidak mau mempertanyakannya lagi. Tuan Rem harus mereka tolong sebab bagaimanapun dia menjadi bagian desa Flungle.
"Peringatan ini?"
Dari sisa Aura Velora, Storm dapat mengetahui makna dari bahasa alien itu. Disana tertulis jika salah satu dewa TGV Games turun tangan mengincarnya.
Mengetahui fakta ini dia sangatlah tidak menyangka sama sekali, ternyata satu dewa sudah siap membunuhnya kapan saja.