Penyerbuan Para Bandit Gunung

Dihari yang cerah itu.

Rombongan Bears menghentikan laju kereta kuda mereka. Mereka mendapat serangan anak panah dari jarak jauh yang menghujani mereka.

Ditambah udara berhembus tertutupi sebagian debu yang tebal. Hal itu memudarkan pandangan setiap orang.

"Huah!

"Apa yang terjadi? Mengapa berhenti?"

Storm yang tertidur terbangun karena merasa seperti mendengar kegaduhan dari luar.

Didalam gerbong itu hanya dia seorang yang berada ditempat tersebut. Storm lantas segera turun dari gerbong dan melihat situasi mendadak seperti ini.

"Jangan bergerak semakin menjauh tuan Rem! Para bandit gunung mulai melancarkan aksinya!"

Bears lantas berkata sedikit berteriak dan memperingatkan Rem yang sama sekali tidak mengetahui situasi.

"Bandit gunung?"

Storm berhenti lalu menatap Bears bersama para bawahan lainnya itu.

Dilihat bagaimanapun Storm bisa menyimpulkan jika bandit gunung itu sangatlah berbahaya tetapi tidak sesuai perkataan Cyla.

Terbukti wajah Bears tampak waspada seolah takut berhadapan langsung dengan mereka.

[Ding, terdeteksi... ]

[Sekitar sepuluh bandit gunung mendekat ketempat ini ]

Storm langsung saja memperingatkan semua orang untuk waspada setelah Cyla memberitahunya.

Lalu.

"Whussh!

"Slash!

"Brak"

Beberapa pasukan Bears bertumbangan dari balik debu yang semakin menebal.

Memanfaatkan situasi menguntung seperti ini. Balva bergerak disaat debu beterbangan dicuaca yang panas ini.

Maka dengan tidak mudah baginya melumpuhkan beberapa bahkan banyak pasukan rombongan yang hendak mereka rampas.

"Cepat habisi mereka semua!"

Titahnya lantang sambil mengangkat pedang besarnya keatas kepalanya.

"Serang!"

"Slash!

"Slash!

Pasukan Balva berlarian maju menyerbu dengan semangat berkobar.

Dalam waktu tak sampai lima menit saja pasukan Bears bertumbangan dengan luka luka fatal yang diterima.

"Keluar kalian! Jangan bersembunyi layaknya pengecut!"

Bears berteriak dengan marah melihat pasukannya terkapar dalam keadaan luka serius.

Bears sangatlah kesal dalam kondisi terdesak seperti ini, semua bawahannya bertumbangan dimana mana. 

Para bandit gunung begitu licik memanfaatkan pandangan berdebu menyerbu pasukannya yang kesulitan membaca arah pergerakan.