Setelah selesai membahas rapat penting membahas para pemberontak kerajaan.
Tiba tiba saja putri Anna berlari tergesa gesa menuju ayahandanya diikuti oleh banyak Maid yang mengikutinya.
"Ayahanda!"
Teriak Anna dengan suara lantang dan dengan nafas sedikit lelah.
"Putriku? Apa yang membuatmu menemui ayahanda?"
Raja Graham sama sekali tidak menduga bahwa putrinya menemuinya setelah rapat penting ini.
Kelima Nobles memandangi gadis cantik yang mengenakan gaun megah itu. Mereka tahu jika dialah putri kerajaan Wisteria dan penerus langsung dari Raja Graham.
"Putri Anna? Lama tidak bertemu, kamu semakin cantik saja?"...
Drake berucap terpana melihat kehadiran putri dari Raja Graham.
Dari dulu dia sudah menaruh perasaan terhadapnya hanya saja Raja Graham tidak pernah menyetujuinya.
Karena dia dianggap tidak pantas bersanding dengannya. Meski begitu Drake tidak masalah sebab dia sendiri juga mempunyai keluarga kecilnya sendiri.
"Aku mendengar dari salah satu pelayan istana bahwa ada seorang pangeran tampan yang memasuki kerajaan?"
"Mengapa ayahanda tidak memberitahuku jika aku akan dilamar oleh pangeran itu? Lalu sekarang dia ditahan karena dianggap penyusup oleh para Warrior!"...
Anna berkata dengan kecewa kepada ayahandanya.
Selain tidak mengatakan sejujurnya dan kini pangeran yang akan melamarnya justru ditahan. Anna harus meminta penjelasan langsung oleh ayahandanya sendiri.
"Tunggu, pangeran? Sejak kapan aku menyembunyikan rahasia tidak terbukti benar itu?"...
Raja Graham memijit pelipisnya dengan pusing.
Seorang pangeran?
Darimana dia berasal? Apa dari negeri yang jauh?
Raja Graham menarik nafas pelan lalu menghembuskannya.
"Dengar putriku ayahanda sama sekali tidak merahasiakan apapun...
"Ayahanda justru baru tahu jika ada seorang pangeran datang berkunjung kenegeri ini?"...
Mendengar ucapan sang ayahanda sontak Anna kaget bukan kepalang.
"Jangan bercanda ayahanda? Bukankah pangeran yang selalu kubayangkan datang melamarku sebagai pasangannya?"
Mata Anna berkaca kaca ternyata rupanya dia salah mengira dengan dugaannya sendiri.
"Demi dewa Lozarthat, ayahanda tidak berbohong putriku!"
Raja Graham sedikit iba melihat putrinya yang tampak mengira jika akan ada seorang pangeran melamarnya.
Kelima Nobles, para Maid, para prajurit kerajaan, serta keluarga bangsawan rendahan lainnya hanya memandang percakapan mereka berdua.
Mereka sadar jika ikut campur urusan masalah pribadi Raja Graham justru menghancurkan status mereka sendiri. Oleh karena itu mereka hanya bisa menyimak saja sembari menikmati cemilan mewah istana.
"Apa dia bukan seorang pangeran? Lalu apa benar ucapan nyonya itu ada benarnya?"
Anna berfikir dan berusaha memecahkan pertanyaan sulit dia ungkapkan meski sudah berusaha.
Lagi lagi mimpinya harus pudar setelah ayahandanya menyangkalnya jika dia sama sekali tidak tahu menahu mengenai pangeran yang ditanyakannya.
Tetapi Anna tidak menyerah dan dia akan melihat secara langsung seperti apa rupa dari pangeran tersebut.