Ditahanan ruang bawah tanah.
Storm seperti tahanan pada umumnya, Storm terkadang hanya diberi makan roti kosong tanpa apa apa. Meski begitu dia begitu menikmatinya sebab Storm sengaja tidak berniat kabur.
Dia harus berlama lama agar bisa menjelajahi kerajaan Wisteria didunia game ini.
"Hei kau!"
Storm mengangkat alisnya dengan heran.
"Aku?"
"Cepat kau ikut memasuki arena pertarungan! Para penonton tidak sabar melihat tahanan lemah sepertimu mati mengenaskan!"...
Warrios kembali mengejeknya lalu segera menyeret Storm menggunakan rantai yang terikat dikedua tangannya.
Diarena pertarungan.
"Wuaah!
Sorakan para penonton sangat meriah menyambut banyak petarung yang siap bertarung.
"Nikmati hari hari terakhirmu, Hahaha!"
Storm tidak memperdulikan provokasi Warrios dan memilih mulai memasuki arena.
"Pak tua itu cukup tersiksa disel tahanan? Apa aku membebaskannya ya?"
Storm bergumam didalam hatinya dengan ragu.
Seorang kakek tua sebelumnya itu mengaku penyihir jahat seperti keberadaannya memang ditutupi oleh pihak kerajaan.
Storm dengan cepat menggelengkan kepalanya.
"Tidak, tidak! Aku tidak perlu memikirkan pak tua itu!"...
Storm mengangkat bahunya dengan malas dan tidak terlalu mempercayai pernyataannya.
"Itu tuan Iron Crane?"
"Semangat tuan Iron Crane!"
"Iron Crane! Iron Crane!"...
Semua penonton menyoraki sosok pria berbadan besar yang menyeret kapak berukuran besarnya.
Dialah Iron Crane, sosok idola bagi pecinta petarung terutama diarena pertarungan. Iron Crane telah memenangkan sebanyak sepuluh kali Tournament Truthfulness.
Yaitu sebuah Tournament yang diadakan setiap satu tahun sekali.
Tujuan pertarungan diarena ini sebagai tiket kualifikasi mendapatkan diri sebagai peserta Tournament Truthfulness.
"Sepertinya dia orang terkuat ditempat ini?"
Storm tidak sabar menghajar orang bernama Iron Crone itu.
Namun Storm segera menarik dirinya, dia tidak mau tergesa gesa melakukannya. Storm lebih memilih berpura pura lemah saja dihadapannya sebagai bentuk perkenalan singkatnya.