Arena pertarungan.
"Bang!"
"BOOM!
Dalam beberapa menit saja pertarungan berlangsung dengan begitu membosankan.
Iron Crone menumbangkan banyak petarung lain begitu mudahnya. Kebanyakan dari para petarung ialah para tahanan diruang bawah tanah.
Iron Crone menutup mulutnya merasa ngantuk menghadapi lawan tidak sebanding dengannya.
"Ayolah beri aku lawan yang kuat?"
Iron Crone memohon agar dia diberikan lawan yang sepadan untuknya
Sebagai maniac pertarungan, Iron Crone bosan jika menghadapi cecunguk lemah yang terkapar disekitarnya.
"Dia pria gila pertarungan? Kita bisa mati kapan saja jika berani menyinggungnya?"...
Beberapa penonton bahkan para Warrior gemetaran karena banyak petarung berhamburan disekitar arena.
"Maaf, apa anda tuan Iron Crone si legenda hidup itu? Senang bertemu denganmu tuan Iron Crone!"...
Tiba tiba saja muncul pemuda yang entah darimana asalnya.
Dari nada bicaranya saja Iron Crone bisa menebak bahwa dia sangat lemah bahkan begitu lemah. Iron Crone yang tidak tertarik dengan orang lemah seperti dirinya itu menjawab dengan bangga.
"Hahaha"
"Kau penggemar beratku anak muda? Bagus, bagus, aku akan memperlihatkanmu cara bertarung yang sesungguhnya...
Iron Crone sama sekali tidak berniat menghajar pemuda tersebut.
Akan tetapi Storm yang merencanakan sebuah ide dari dirinya sendiri sengaja memancing amarahnya. Storm dengan suara khas orang lemah tetapi meremehkan mulai memprovokasinya.
"Anda memang kuat tuan Iron Crone tetapi sangat disayangkan tuan Warrios berkata kepada saya...
"Iron Crone terlalu lemah jika berhadapan denganku!"
"Lalu dia menertawakan anda tuanku!"
Mendengar ucapan pemuda tersebut sontak Iron Crone marah.
"Bangsat, beraninya prajurit rendahan itu mengejekku? Siapa dia hingga mencoba menganggapku terlalu lemah?"...
Iron Crone benar benar tidak bisa terima jika harga dirinya diinjak injak olehnya.
Warrios sendiri salah satu temannya dan mereka terkadang bekerja sama dalam melakukan berbagai pertarungan ilegal.
Iron Crone tidak menyangka orang yang dipercayanya justru menjelekkan nama dirinya dan dia tidak bisa menerimanya.
"Bang!
Karena marah tidak karuan tanpa sengaja Iron Crone menghantamkan kepala kapak raksasanya kekepala pemuda itu hingga pingsan.
"Sial, kepalaku seperti dikelilingi oleh kunang kunang?"
Storm terbaring dengan wajah kesal menatap keatas secara samar samar.
Efek hantaman itu memanglah tidak membuatnya mengalami luka apapun. Hanya saja kepalanya yang tidak siap justru menjadi pusing terkena kapak besi dari Iron Crone.
"Aduh, dia pingsan?"
Iron Crone yang tersadar menggaruk kepalanya dengan sedikit merasa bersalah.
"Hei kau, antar dia ketempat perawatan!"
Karena tidak mau mengurus orang seperti itu lalu Iron Crone menunjuk salah satu petugas penjaga melakukannya.
"Baik, saya akan mengantarkannya!"
Petugas penjaga itu lantas membangunkan tubuh pemuda itu lalu membopongnya menuju tempat perawatan tidak jauh dari istana.
"Aku harus memberi peringatan keras kepada Warrios sialan itu!"
Dengan penuh amarah Iron Crone meninggalkan arena dan berjalan menuju ruangan dimana Warrios berada.
Iron Crone harus memberi jera Warrios agar tidak meremehkannya lagi. Jika bukan karena dia teman kenalannya maka Iron Crone akan menghabisinya dengan tangannya sendiri.