Tidak terasa hari berlalu dengan cepatnya. Saat ini Storm duduk dengan wajah berantakan disofa ruang tamunya.
Dia masih menetap diapartemen kota H27000, bukan karena malas pindah tetapi statusnya masihlah buronan dunia.
Tetapi bukan itu yang membuatnya gusar, melainkan sebuah kertas surat yang terletak diatas meja kaca itu.
"Sial, mengapa rumit sekali?"
Storm yang frustasi meremas rambutnya sendiri lalu setelahnya berbaring disofa.
Wajar saja dia terlihat kesal. Pasalnya Robert menyampaikan pesan melalui surat yang dikirimkannya bahwa pertunangan putrinya bersamanya akan digelar bulan depan.
Tak cuma itu saja, Emmanuel juga turut mengirimkannya pesan yang memintanya kembali menjadi Teacher diHigh School Zirzota Elite.
Terakhir dari Jester, badut itu mengirimkan pesan agar dia menjadi pelindung kota yang mana saat ini Protector Shield Wars telah menjadi organisasi cukup berpengaruh dibeberapa kota besar.
Jester berharap agar Rem turun tangan ikut serta membasmi kejahatan tingkat ancaman besar yang kapan saja tiba.
"Arrrh"
Karena terlalu pusing memikirkan semua itu, Storm berteriak kesal meluapkan amarahnya sendiri.
"Kasihan sekali takdirmu, makhluk lemah!"
Velora bersuara mengejek inangnya yang tampak marah marah tidak jelas itu.
Velora membagi kesadaran jiwanya menjadi dua, satu ditubuh alam bawah sadar Rem dan satunya lagi dialam bawah sadar Arabels.
Velora tahu jika kekasih dari inangnya tergolong sangat lemah. Oleh karena itu dia memberikan kesadaran jiwanya sedikit namun setidaknya bisa berfungsi jika keadaan terdesak.
"Diam kau monster sialan!"
Kutuk Storm yang marah dengan sorot mata tajamnya.
"Whusssh!
Aura membunuh seketika berhembus keluar dan menyelimuti sekitar apartemen.
"Grrrrh"
Velora hanya mengeram kesal sebab dia tidak akan bisa menang ditambah kekuatannya saat ini paling terlemahnya.
Apa yang harus kulakukan saat ini?
Pertanyaan itu bergerumuh didalam kepalanya.
Sebenarnya Storm sekarang sudah sama sekali tidak mempunyai urusan dikota H27000 ini. Akan tetapi rencana pertunangan itu justru menghalangi jalannya meninggalkan kota ini.
Cukup berat bagi Storm harus berpisah dari Arabels. Disatu sisi dia ingin bisa menjalani kebersamaan bersamanya tetapi disatu sisi Storm takut dia harus menerlibatkannya memasuki masalahnya.
Yakni bisa saja kekasihnya akan diburu setelah jati dirinya yang perlahan mulai retak.
"Tidak mungkin bagiku harus kehilangan orang yang berharga bagiku untuk kedua kalinya?"...
Storm berucap lirih dan tidak bisa membayangkan apabila Arabels harus ikut pergi setelah adiknya dulu dalam hal serupa.
Namun pandangannya seketika berubah setelah menyadari jika dia tidak boleh menyerah apalagi putus asa seperti ini.
"Itu benar, aku harus menghadapi kematianku sendiri!"
Storm berkata tegas pada dirinya sendiri.
Saat ini musuhnya bukan lagi monster melainkan para Hero maupun organisasi dunia. Dia lebih baik mati daripada harus tunduk kepada mereka.
"Sudah kuputuskan aku akan menerima pertunangan ini?"...
Storm yang telah menemukan semangatnya kembali kini menulis pesan balasan mengenai pertunangan yang diberikan Robert.
Selain itu dia juga akan menyetujui menjadi guru kembali disekolah Zirzota atas tawaran Emmanuel. Terakhir Storm membalas pesan kepada Jester dengan tulisan.
Dia akan turun tangan apabila kekacauan kota sudah sangat parah seperti ada penjahat super kuat sulit dikalahkan. Barulah dirinya akan ikut turun tangan menanganginya.
"Ini sangat membuatku terasa pusing?"...
Storm terbaring disofa setelah membalas semua pesan surat.
Besok saja dia akan mengirimkannya kepada Milestone diKantor Pos Massage Letters.
Meski saat ini zaman modern dengan ponsel jarak jauh bahkan layar hologram panggilan berlangsung. Namun semua itu tidak berpengaruh kepada para pebisnis milyader, mereka menggunakan media pesan sebagai komunikasi jarak jauh.
Kecuali para petinggi kota ataupun petinggi dunia. Mereka menggunakan komunikasi super canggih agar saling terhubung membahas mengenai pentingnya State Secret.