Bab.7

" Sejak saat itu gue marasa bersalah atas kematian Rayyan" tutur Stevan Dengan tersenyum miris, bahkan saat menceritakan tentang tragedi kematian sahabatnya dan tak terlihat setetes air mata pun yang jatuh. Sepertinya sudah terkuras habis satu tahun yang lalu.

" Gue turut ikut berduka cita atas meninggalnya sahabat lo" ucap nya.

" Gue juga minta maaf ya karena buat Lo ingat kejadian 1 tahun yang lalu " lanjut nya.

" Lo gak usah minta maaf, lagian Lo juga gak tau kan kejadian itu" jawab Stevan.

" Semoga amal kebaikan nya di terima dan dosa dosa nya di ampuni oleh Allah SWT " doa Bella.

" Amin "

" Ayo Van pulang , dah sepi sekolah " ajak Bella.

" Ayo " Stevan langsung berdiri dan menggandeng tangan mungil milik Bella.

Membuat Bella terkejut dan langsung menarik tangan nya dari genggaman Stevan.

Karena Bella telah di ajari oleh bundanya untuk menjaga jarak sesama lawan jenis.

" Kenapa hm " tanya Stevan heran pasal nya banyak cewek yang pengen di gandeng olehnya, malah Bella yang beruntung menolak nya.

" Gapapa, ayo jalan "jawab nya santai, padahal di dalam hati dirinya berteriak histeris dan jantungnya sedang berdisko.

Mereka berjalan menuju area parkiran dengan beriringan sambil bercanda ria.

" Nih helm Lo" ucap Stevan sambil menyodorkan sebuah helm warna pink.

" Makasih " jawab Bella dengan tersenyum manis membuat Stevan terpanah seketika.

" Lo setiap hari bawa nih helm pink " tanya Bella heran.

" Ya kagak lah, gue tadi nyuruh si Satria buat beli nih helm" jawabnya.

" Oh " jawab Bella singkat dan Stevan mendengus kesal karena hanya itu jawaban nya.

" Lo suka gak helm nya " Tanya nya.

" Suka sih bentuk helm nya, tapi gue gak suka warna pink" jawab nya apa ada nya.

" Kalo gitu gue beliin lagi nih " tawar Stevan.

" Gausah Van. Ini aja udah cukup " tolak nya halus.

" Gak ada penolakan. Lo minta warna apa, biar di beliin Bastian lagi " tegas nya.

" Warna hitam aja " memang Bella suka warna yang gelap gelap.

" Oke "

" Kenapa Lo kok suka warna hitam bel, biasanya cewek tuh sukanya warna pink" sewot nya.

" Suka suka gue lah, ayo pulang badan gue udah lengket semua nih " suruh nya.

" Ya udah ayo naik " Stevan tahu jika Bella tidak bisa menaiki motor nya.

" Tapi gue gak bisa naik rok gue kepen- Aaaaaa" ucapan nya belum selesai karena tubuh nya tiba tiba melayang dan langsung menduduki motor besar milik Stevan.

" Udah gak usah banyak nyocot Lo " ujar nya dengan wajah menyebalkan karena dia tahu Bella akan mengeluarkan jurus Omelan mematikan membuat gendang telinga hampir jebol.

Bella yang mendengar itu pun mencebikkan

bibir nya kesal.

" Tuh bibir Udah panjang 5 cm loh " godanya.

Bella pun menggeram kesal.

Setelah aksi goda menggoda mereka memutuskan untuk segera pulang.

" Ayo barangkat Van "

" Tunggu. Ada yang kurang "

" Apa "

" Ini " Stevan mengambil tangan mungil milik Bella dan langsung melilit kan di pinggang Stevan.

" Nah baru pas " puas Stevan.

Bella langsung menarik tangan nya kembali dan langsung menyilangkan kedua tangannya di dada.

" Gak ada peluk pelukan modus Lo " kesal nya.

" Lo kok gitu. Ya udah kalo Lo gak mau gak akan jalan nih motor" putus nya langsung diangguki Bella.

" Ya udah gue turun aja " di saat kaki Bella akan menyentuh tanah, Stevan langsung menghentikan pergerakan nya.

" Eh jangan turun. Oke gue ngalah, nih motor akan jalan" pinta nya.

" Kenapa gak dari tadi aja sih. Habisin waktu emas gue aja" cibir Bella langsung mendapatkan cengiran Stevan.

" Buruan jalan " titah nya.

" Iya Kanjeng ratu "

Mereka meninggalkan area parkiran.