" Rumah Lo ada dimana " teriak Stevan biar Bella dengar.
" Udah jalan aja nanti aku tunjukin jalan nya " jawab Bella dengan berteriak juga.
Dua sejoli itu sudah berhenti tepat di depan pagar rumah Bella. Rumah tingkat 3 berbentuk seperti rumah eropa modern dengan dinding berwarna hitam dan putih dan pagar rumah nya warna hitam. Pekarangan rumah nya cukup luas.
" ini rumah Lo Bel" beo nya melihat rumah Bella yang sangat di luar ekspektasi nya.
" Ya " jawab nya singkat.
" Ini rumah apa istana, bagus banget " ucap nya terkagum kagum.
" Yaelah norak amat sih Lo. Sana pulang nanti di cariin mamak Lo" cibir nya.
" Lo gak ada niatan buat nyuruh gue masuk dulu trus di kasih minum apa " pinta nya.
" Gak, gak ada. Gue sendirian di rumah, dikira tetangga gue cewek gak bener apa " tolak nya.
" Ya udah deh kapan kapan aja yahh "
" Iya sana hus" usir nya dengan mengibaskan tangannya seperti mengusir hewan peliharaan.
" Lo gak ngucapin terima kasih apa udah gue anterin gitu" cerca nya lagi.
" Iya thanks" ucap Bella dengan malas.
" Ck. Gak ikhlas amat ngucapin nya "
" Thanks Stevan udah nganterin gue pulang" ucap Bella lembut dengan senyum paksa karena sudah jengah dengan tingkah Stevan.
" Nah gitu dong. Bye Bella yang cantik sejagat Raya. Besok gue jemput Lo ya" pamit nya.
" Serah Lo deh. Gue mau masuk dulu ".
---00---
Jam telah menunjukkan pukul 19: wib. Tetapi Bella masih bergelut dengan selimut nya.
" Bellaaaaaa bangun udah waktunya makan malammmm" teriak bunda Sella menggelegar membuat Bella terlonjak kaget dan langsung melompat dari kasur nya sehingga pantat nya cantik nya mencium lantai.
" Aaaaaa pantat cantik dan seksoy gue sakit " jerit nya histeris dan langsung menggosok pantat nya untuk mengurangi rasa sakit nya yang menjalar sampai ke pinggang.
" Bellaaa bangun atau bunda bawain air seember" teriak nya lagi. Dan lagi lagi Bella terlonjak kaget yang kedua kali nya.
" Iyaaa bund. Bella udah bangun " balas nya dengan teriakan juga.
" Huft. Untung gue gak punya riwayat penyakit jantung. Kalo punya ntah gimana nasib gue " monolog nya dan langsung menuju wastafel untuk mencuci muka dan gosok gigi dengan langkah tertatih tatih.
Dia tidak mandi karena ia tadi tidak melakukan aktivitas apa pun.
Dirasa sudah beres Bella segera turun kebawah untuk makan malam bersama.
" Masak apa bund" tanya Bella yang tiba tiba berada di belakang bundanya yang sedang mencuci perabotan rumah yang tadi dipakai.
" Eh markonah, ngagetin aja kamu bel" pekik nya kaget dan hampir saja piring yang berada di tangannya jatuh.
" Hehehe " Bella menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal dan disambut cengiran kuda nya.
" Masak apa bund" tanya nya sekali lagi.
" Masak nasi kuning dan ayam goreng kremes" jawab nya tanpa mengalihkan perhatian nya.
" Oh gitu "
" Tolong bawa ayam goreng itu sama nasi nya ke meja makan " suruh bunda nya yang merasa beruntung anak nya mau berkunjung ke dapur.
" Iya bund " jawabnya setengah niat karena di suruh bunda nya.
Mereka bertiga makan bersama. Memang Bella itu anak tunggal dari ayah Candra dan bunda Sella. Setelah mereka makan bersama . Mereka berkumpul di ruang keluarga seperti biasanya , menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya.
Tapi akhir akhir ini, ayah nya Bella sedikit acuh pada Bella. 'Mungkin karena kerjaan kantor jadi ayah sibuk' pikir Bella.
" Bell Lusa besok kita berkunjung ke rumah nenek" ucap bunda Sella memberi tahu Bella.
Raut wajah Bella yang tadi nya ceria menjadi murung.