Bab.9

Ya, karena nenek Bella tak menyukai setiap kedatangan nya kesana. Kedua orang tua Bella menikah dan tidak direstui oleh nenek nya, sampai sekarang dia membenci Bella da mama nya.

Tapi tidak dengan anak nya sendiri. Ayah Bella tetap disayangi oleh nenek nya karena dia anak kesayangan nenek nya Bella.

" Apa boleh bund, Bella gak ikut dulu " tanya Bella bernegosiasi.

" Emmm. Bunda gak tahu, kamu izin dulu ke ayah" saran bunda.

" Ya udah kalo gitu "

" Eh bund, ayah akhir akhir ini kok acuh ya sama Bella " ucap Bella.

Ya, Bella berani berbicara seperti ini karena ayah nya sedang ke luar kota untuk menjalankan bisnis nya di daerah cabang.

" Iya Bunda juga ngerasa nya gitu, mungkin ayah banyak pikiran tentang pekerjaan nya" jawab bunda Sella masih dengan pikiran positif dan menjauhkan firasat buruk nya.

" Iya, semoga ayah acuh karena kepikiran pekerjaan nya " ucap Bella, otak nya sudah di penuhi dengan pikiran positif dan menjauhkan pikiran negatif tentang ayah nya, sama seperti bunda Sella.

" Ini udah jam 21.30, tidur gih, besok sekolah " ucap bunda mengalihkan pembicaraan.

" Iya, Dadah bunda semoga mimpi indah" Bella mengecup singkat kedua pipi bunda nya dan langsung menuju ke kamar untuk tidur.

---000---

Pagi harinya, Bella siap siap untuk pergi ke sekolah.

" Bund, Bella berangkat " ucap Bella dan langsung mencium punggung tangan Bunda.

" Gak sarapan dulu " tanya bunda sebelum Bella keluar dari rumah.

" Nggak bund, nanti aja di kantin, soalnya kalo sarapan dulu nanti malah ketinggalan" jelas Bella panjang lebar karena takut bunda nya salah paham seperti kemarin kemarin.

" Oh, yaudah berangkat gih nanti telat " suruh Bunda nya.

Bella langsung keluar dari rumah.

Saat membuka pintu pagar nya, dia dikejutkan oleh seorang cowok yang duduk di atas motor CBR 150R.

" Eh elo, ngapain lo kesini Van " tanya Bella membuka pembicaraan.

" Kan kemarin gue bilang buat jemput Lo " terang nya.

" Oh iya gue lupa " Bella nyengir kuda karena pelupa.

" Nih, helm Lo " ujar Stevan Dengan menyodorkan helm hitam.

" Makasih Stevan ganteng " ucap Bella dengan tersenyum manis membuat Stevan terpanah.

" Yuk naik " suruh Stevan. Ya, yang menunggu Bella adalah Stevan.

" Ok " Bella bisa naik ke motor karena dia memakai seragam olahraga.

" Udah?" Tanya Stevan.

" Udah kok"

" Pegangan biar gak jatuh " ucap Stevan.

" Gue udah pegangan kok"

" Kalo Lo jatuh jangan salahin gue "

" Gak bakal, yok berangkat " jawab nya keras kepala.

---00---

30 menit kemudian, mereka sudah sampai di sekolah dengan selamat, maksud nya Bella tak jatuh seperti apa yang dibicarakan Stevan.

Murid murid pada berbisik bisik melihat kedatangan Bella yang duduk di jok motor Stevan, memang momen yang sangat jarang atau pun tak pernah.

" Eh Van, napa sih mereka pada liatin kita " tanya Bella yang risih karena jadi pusat perhatian.

" mungkin karena gue ganteng, jadi mereka pada terpesona sama pesona gue" jawab nya narsis sambil menyugar rambut nya kebelakang membuat Bella sedikit terpesona dengan ketampanan Stevan.

" terpesona sama gue ya. Pesona gue itu gak main main" ledek nya yang masih narsis tingkat dewa.

" narsis Lo kegedean tingkat dewa malah" jawab Bella dengan memutar bola mata malas.

Stevan yang mendengar ucapan Bella pun terkikik geli.

Di antara mereka ada yang tak rela jika Bella bersatu dengan Stevan, si cowok most wanted di SMA Galaxy.

' gue gak akan biarin Bella jadian sama Stevan ' batin nya dengan mengepalkan tangan kuat.