Celis vs Hella
Hella berkata dengan tegas.
"Ayo cepat selesaikan."
Celis meresponnya dengan tertawa meskipun terlihat santai namun didalam dirinya dia takut apa yang akan terjadi, wajar saja ini adalah pertama kalinya merasakan pertarungan seperti ini bahkan semasa SMP dan SD nya saja jika ditotalkan cuma 2 kali.
Celis berkuda-kuda kembali, membuang nafas.
Celis bergerak kesamping menghilang dari pandangan, Mata Hella menoleh kiri dan kanan mencari keberadaan. Disaat yang pas dan bersamaan tiba Celis menyerang dari sujud belakang kiri Hella, Tangan kegelapan keluar dari bawah mencekik lehernya.
Celis terkejut panik bagaimana dia mengetahui posisinya yang buta dari pengelihatannya. Membelah tangan kegelapan dengan pedang lalu mundur kebelakang menjaga jarak.
Pijakan Celis terasa lunak dan muncul tangan bayangan yang memegang kedua kakinya menahan pergerakan. Celis tak pikir panjang memberontak ingin melarikan diri dari genggaman tangan kegelapan tapi kekuatan kakinya tak sebanding dengan genggaman itu.
Mencoba memotongnya tapi tangan bayangan memiliki regenerasi yang cepat, Celis dengan otak dangkalnya meludahi kedua tangan bayangan, tangan bayangan itu merasa gelisah dan melepas genggamannya.
menginjak tangan bayangan kemudian meloncat tinggi kebelakang, Dalam hati Celis menanggapi hal tadi.
"rada-rada jir."
Sambil tersenyum tipis dia melihat Hella dari langit, melempar pedang kearah Hella namun bisa dihindari dengan mudah. Celis hilang dari langit. Bagaikan angin berhembus, Celis muncul dibelakang dan menjemput pedangnya kembali, menebas leher Hella dengan kecepatan tinggi bahkan mata manusia pun tidak bisa melihat kecepatannya.
Leher Hella berhasil terpotong dan terjatuh, berguling ditanah.
Penonton terkejut panik bahkan pengawas berkeringat dingin melihatnya.
Pak Ferris, dan Bu Yeye sebagai penanggung jawab ingin mendekati lapangan tapi Pak George malah membuat barrier yang luas, semua penonton bahkan healer pun tak dapat memasuki lapangan.
Ferris mengangkat kerah baju George dengan amarah.
"Apa yang kau pikirkan sampai membuat penghalang seperti itu?!"
menunjuk healer yang berkumpul ingin menangani Hella tapi terhambat karena barrier tebal.
"Lihat! mereka bisa menghidupkannya kembali! Kenapa kau membawa iblis seperti dia ke sekolah ini? padahal sudah jelas peraturan yang di awal yang sudah di jelaskan. Anak itu melanggar aturan!"
George dengan santai menunjuk ke lapangan tanpa sepatah kata pun, Ferris dan Yeye melihat kembali... Tubuh Hella menjadi bayangan kemudian menyatu membentuk semula tubuhnya, Hella kembali hidup!
Hella memutar kepalanya dengan santai dan berkata ke guru.
"Apakah ini sudah selesai karena kelapaku di penggal?"
George menjawab "Belum" dengan tegas dan lantang.
Hella mengeluarkan jempolnya mengarah ke Pak George meng-isyaratkan "Oke"
Ferris melepas George dengan tampak kesal dan kembali menonton.
Hella menjemput pedangnya kembali, bergeser kesamping lalu menghilang.
Melihat di dimensi ruang yang seluruh ruang dimanifestasikan kristal baginya, Celis dengan kondisi kelelahan adalah momen tepat untuk mengakhiri pertandingan ini.
Hella muncul dari belakang menyerang lalu di tangkis mudah oleh Celis, meski keadaan tidak prima tapi reaksinya tetap menjadi bahaya untuk Hella.
Hella membuat pedang lagi ditangan kirinya mengayunkan kedua pedangnya kearah yang berbeda berupayakan Celis bingung menangkal serangan yang mana, bahkan Hella diam-diam membuat kloningannya untuk terus membuat Celis kelelahan.
Tapi Celis selalu saja mudah dan malah mendapat momen yang paling tepat untuk menyerang balik Hella, Hella tak hanya terus terusan menyerangnya dengan polos.
Hella memborgol tangan Celis supaya gerakannya melambat tapi malah itu tidak berkerja.
Celis tetap berusaha keras untuk melawan dan ingin cepat mengakhiri pertandingan ini, dalam hati berkata.
"Dia tryhard banget ngelawan aku jir, aku dah cape woi aelah."
sampai akhir momen paling menegangkan diantara keduanya, semut merah kecil naik ke kaki Celis dan menggigitnya.
dan dimana terasa gatal ke kaki Celis, Celis tumbang terjatuh ketanah, nafas yang tersengal-sengal dan menggaruk kakinya yang gatal.
Celis mengangkat tangannya keatas (artinya Celis tidak bisa mengikuti pertandingan) dan Hella dinyatakan menang karena membuat Celis terjatuh.
Pemenangnya adalah Hella Ce'L Fall
Hella heran dia bisa tumbang.
"Lah?"
Hella mendatangi Celis.
"Aman kah brok?"
"gatal euy, digigit semut."
Hella terheran-heran dengannya.
Celis bangun dan membersihkan kotoran dipakaiannya.
"Hoki aja lu."
"Lah yang suren siapa coba."
"Hahahaa, btw kamu anu ga?"
"Anu apaan"
jari manis dan jari tengahnya membentuk V lalu ditaruh ke mulutnya.
"Nyebat?"
Celis dengan senang bilang.
"Gas!!"
Hella mendekati Celis, mereka berdua menutupi pandangan pengawas... Hella mengeluarkan kotak rokok disaku celananya, memamerkannya pada Celis.
"SA Manggo Boost bro, Varian rasa baru, aku baru beli kemarin malam."
Celis dengan cepat mengambil dan membuka kotaknya, dia langsung mengeluarkan korek dari celananya dan langsung membakarnya.
"Enak bro rasa mawimas mangga"
[ Author: pleset sedikit:v ]
Amarah Hella naik akibat Celis sembrono menyalakan rokok sembarangan.
"Apa yang kau lakukan b*g*!!!!"
Celis menanggapinya dengan santai.
"Nyebatlah"
"T**L*LLLLLLL!!!!!!!!!!"

Pengawas Pak Ferris dan Buk Yeye pun ingin mengambil tindakan karena mereka berdua merokok di jam pelajaran tapi Ferris melihat Goerge sudah tiba diantara mereka.
"Apa Bapak boleh ikut?!"
Celis dan Hella mendengar suara itu dan menoleh kesamping.
Pak Goerge dengan rotan yang di aliri listrik ungu menunggu mereka.
Kata terakhir Hella sebelum dihukum.
"Anak k*n"
Suara petir yang jelas menyengat mereka berdua.
Rokok SA Manggo Boost di sita, Keesokan harinya dijam 4 sore, Celis dikurung dalam kamarnya seharian dan Hella dihukum tidak disekolah 3hari.
Celis merengek didepan pintu kamarnya.
"Lapar pak, nak makan!"
Diluar sana pak George sibuk menonton bola sambil makan cemilan.
"Siapa suruh ngerokok."
Sambil mengunyah makanan.
Celis yang sudah tidak tahan lagi berkeinginan untuk kabur dari kamar tapi Jendelanya tidak bisa dibuka juga.
"Apaan cok, gabisa dibuka. Gila ni orang."
Hella datang entah darimana, duduk di kasurnya.
"Woi"
Celis terkejut mendengar suaranya dan langsung menyuruhnya diam.
Suara pelan Celis menjelas kepada Hella tentang apa yang dilakukan Pak George.
"Ohh...., salah sendiri jir, bakar duluan."
"Namanya juga udah cape pengen nyebat."
Celis memikirkan bagaimana caranya untuk keluar dari kamarnya.
Hella menanyakan nama Celis dan Celis menjawabnya begitu juga sebaliknya.
Kemudian mereka memikirkan caranya.
Hella bertanya.
"Pedang itu yang kamu gunakan kemarin?"
Menunjuk pedang katana Celis yang berdiri di samping lemari pakaian.
"Iya"
"Apa kamu tau itu pedang apa?"
"Gatau, aku ketemu dibawah kasur orangtua angkatku."
Hella bingung.
"Pak Goerge bukan orangtuamu?"
Celis menggelengkan kepalanya.
"Dia mengangkatku jadi anaknya, aku aja gatau siapa orangtuaku yang sebenarnya"
Hella terdiam sejenak dan kemudian mengambil Pedang katana, melihat lihat sekelilingnya. Mencoba menarik pedang dari sarungnya tapi tidak bisa, seperti ada yang menguncinya.
Hella menyuruh Celis untuk menggunakannya.
"Celis, coba tarik pedangnya dari sarung."
Celis mengambil pedang dari tangan Hella lalu membukanya, dengan mudah membuka.
"Kenapa?"
Celis bingung kenapa Hella menyuruhnya padahal tarik tinggal tarik doang pedangnya, tapi disisi lain Hella seperti berpikir, mengingat sesuatu.
"Pedang Simitsu."
Celis menanyakan itu.
"Simitsu?"
"Iya. Pedang Simitsu adalah Pedang yang dibuat 2 tahun lalu di jepang, publik gatau bahan apa yang digunakan ahli besi. Sampai dimana Pedang itu jadi, Pedangnya terasa seperti ga berbobot, saking ringannya diayunkan seperti melempar kertas ke tong sampah. Sekarang aku ga heran, kenapa kamu sangat cepat menangkis seranganku karena pedang itu."
Celis heran bingung mau menjawab apa dan memutuskan untuk diam. Hella tiba-tiba mendapat ide.
"ngomong-ngomong, aku tau caranya keluar dari sini."
"Apa caranya?"
Hella mengambil kembali pedang Simitsu dan mengayunkannya dari atas kebawah, merobek ruang dan tercipta ruang distorsi terbuka yang menuju ke luar kamar.
Celis berkomentar.
"Ni orang apaan dah."
Hella pura pura tidak mendengar.
"Ha? Apa?"
"Gada."
"yok masuk, aku beli rokoknya."
"gassss, aku yang bawa koreknya."
Mereka melangkah masuk dan tiba di gang sepi.
Celis memikirkan hal apa yang terjadi misalnya kabur dari kamar.
"Aman kah? Takut keciduk ntar gada di kamar."
Hella meyakinkan Celis.
"Aman kita cuma pergi ke indomart cari makan sama rokok terus ku antar pulang."
Celis membuang pikiran dan bergegas cari makan.
"Ayo dah, kamu traktir."
"Tenang aja."