Udara segar di pagi ini tak membuat Amalthea bisa menghirupnya dengan santai, ia terburu-buru untuk menyiapkan segala kebutuhan para alpha dimana mereka akan menginap satu malam dan ia harus memperhatikan kebersihan serta kenyamanan kamar yang akan di gunakan para alpha.
"Nona, alpha Derrick memanggil anda"
Seorang maid memberitahukan kepada Amalthea bahwa sang alpha memanggilnya, dengan segera Amalthea berjalan menuju ruang kerja sang alpha.
"Alpha" panggil Amalthea sembari menundukkan kepalanya sebelum mengangkat kepalanya untuk menatap sang alpha yang sudah bersiap dengan pakain kebesarannyya Juba berbulu domba yang terlihat halus dan lembut.
"Thea, apa semuanya sudah siap" tanya sang alpha ia menatap keponakannya dengan lembut ia selalu bangga dengan kemampuan Amalthea yang selalu cepat melakukan pekerjaannya walau sampai sekarang ia belum memiliki sisi wolfnya.
"Sudah alpha, para pelayan sudah bersiap untuk melakukan penyambutan" jawabnya tegas.
Alpha Derrick melihat bahwa Amalthea belum juga bersiap ia masih menggunakan dress biasa yang terlihat begitu sederhana.
"Bersiaplah" mendengar perkataan sang alpha membuat ia menatapnya bingung untuk apa ia bersiap yang pastinya ia hanya akan ada di belakang untuk mengatur para pelayan.
" Kamu juga harus bersiap Thea, kamu bagian dari keluarga jadi ikutlah menyabut mereka" jelas alpha Derrick saat melihat wajah kebingungan Thea.
"Tap-i alpha.." dengan cepat Alpha Derrick memotong perkataan Amalthea yang sepertinya tidak setuju untuk menyambut para alpha.
"Kamu bukan maid yang harus menunggu di belakang, kamu adalah keluargaku keponakanku satu-satunya jadi cepatlah bersiap" ucap alpha Derrick tegas menatap tajam Amalthea.
"Baiklah alpha" dengan pasrah Amalthea berbalik untuk mempersiapkan dirinya.
"Dan satu lagi" ucap alpha Derrick membuat Amalthea berhenti sejenak.
"Panggil aku paman, paman tidak ingin mendengar panggilan alpha keluar dari bibirmu" titah alpha Derrick tatapannya tajam namun Amalthea dapat melihat kelembutan didalamnya.
"Baiklah paman"
Inilah yang membuat alpha Derrick sangat menyayangi Amalthea karna anak itu begitu sangat mirip dengan adik perempuannya. Amalthea selalu menjadi gadis penurut serta lembut membuat setiap orang yang berada disampingnya menjadi nyaman
"Segera bersiaplah"
Amalthea segera meninggalkan ruang kerja sang alpha ia berjalan menuju kamar miliknya. Membuka lemari pakaiannya, Amalthea terdiam menatap satu persatu dres yang tergantung, tatapan jatuh pada dres berwarna hitam berlengan panjang terlihat elegan dan sopan.
Akhirnya Amalthea memilih dres hitam itu, Amalthea juga menata rambut merahnya agar terlihat rapi. Ada pita hitam yang menghiasi rambut indahnya.
Melihat penampilannya didepan kaca membuat Amalthea puas, baginya ini sudah cukup.
"Aku harus bergegas, sebentar lagi para alpha akan segera tiba" ujarnya berlari menyusuri koridor lantai tiga, kamarnya memang berada di lantai tiga katanya itu kamar ibunya semasa mudah dulu.
"Sekarang aku tahu mengapa kau telat" Anabelle menatap tak suka pada penampilan Amalthea yang terlihat cantik dengan gaun berwarna hitam, matanya terus menatap Amalthea dari atas sampai bawah.
"Ah ini, tadinya aku berfikir untuk tidak ikut menyambut para tamu tapi alpha menyuruhku untuk bergabung menyambut kedatangan para tamu, jadi aku harus bersiap" jelas Amalthea menghiraukan tatapan tak suka dari Anabelle.
Sudah biasa baginya untuk melihat tatapan tak suka dari Anabelle, kadang ia heran mengapa Anabelle sangat suka menjadikannya saingan pada Amalthea tidak memiliki apapun untuk membuat seorang Anabelle putri bungsu dari alpha dan Luna blackmoon pack merasa tersaingi.
"Ckck berdirilah dibelakangku" titah Anabelle yang dengan segera Amalthea lakukan.
Amalthea berdiri dibelakang Anabelle, tinggi Anabelle yang lebih tinggi dari pada Amalthea membuat gadis itu tidak terlihat karna tinggi Anabelle.
"Belle biarkan Thea berdiri didepan, ia bukan pelayanmu" ucap daren kesal melihat sikap adiknya yang selalu ingin menang sendiri.
"Biarkan saja dia dibelakangku, toh sama saja menurutku" Anabelle menatap kesal pada kakaknya, Anabelle paling tidak menyukai seseorang membantah perintahnya .
Daren hanya mampu menggelengkan kepalanya , ia menatap Anabelle yang terlihat cantik dengan mahkota bunga yang menghiasi rambut indahnya sangat cocok dengan gaun pink yang memamerkan leher jenjangnya, sangat berbeda jauh dengan penampilan Amalthea yang terlihat suram, gaun hitamnya yang tertutup rambutnya dipakaikan pita hitam membuatnya terlihat kelam untung saja wajah Amalthea terlihat begitu indah untuk di pandang. matanya berwarna abu-abu selalu saja membuat orang terpesona.
"Kak Daren aku tidak apa-apa, lagipula aku lebih nyaman dibelakang sini"
Amalthea mencoba menenangkan keduanya, Amalthea sangat mengenal keduanya Daren yang tidak suka di bantah sedangkan Anabelle sangat tidak suka di perintah. Kedua saudara ini sangatlah berbeda.
"Apa yang kau katakan Thea, kau terlalu sering berada dibelakang layar."
Manik mata berwarna hijau itu menatapnya dalam, Daren tahu bahwa Amalthea tidak memiliki sisi wolfnya itu pasti membuatnya tidak percaya diri.
"Sudahlah kak, biarkan saja dia" ketus Anabelle mulai bosan.
"Alpha Derrick dan Luna Catlin datang" ujar seorang maid memberitahukan kedatangan sang alpha dan Luna mereka.
Alpha dan Luna berjalan beriringan menatap barisan maid yang tertata rapi namun tatapan keduanya menatap heran Amalthea yang berada dibelakang Anabelle.
"Apa yang kau lakukan disitu Thea" tanya Luna Catlin wajahnya terlihat sehat, Luna Catlin benar-benar menepati janjinya untuk cepat sehat, matanya menatap Amalthea ia tahu Amalthea tidak suka berada di keramaian ia lebih suka menyendiri atau berada di belakang layar..
"Ah saya ingin berada disini saja Luna" ujar Amalthea.
"Berdirilah sejajar dengan kami" titah alpha Derrick menatap Amalthea lembut.
"Tapi alpha.." dengan cepat Alpha Derrick memotong ucapan Amalthea
"Thea" suaranya tampak terdengar tidak ingin di bantah membuat Amalthea memajukan langkahnya, berdiri disamping Daren.
Tidak beberapa lama banyak mobil berhenti didepan mereka, Amalthea menatap satu persatu mobil yang berhenti, sejenak Amalthea terdiam saat ia mencium aroma yang begitu harum. Ia mengedarkan pandangannya mencari sosok yang ia yakini adalah matenya, saat tatapannya tertuju pada pria yang baru saja keluar dari mobilnya Amalthea tidak dapat berbicara ia hanya terpaku mentap pria yang juga menatapnya. Tidak ada tatapan yang berarti dari pria didepannya ia hanya terus menatap datar pada Amalthea seolah-olah ia tidak merasakan apapun.
"Selamat datang pangeran" perkataan dari alpha Derrick membuat semua orang yang berada disana sedikit membungkuk hormat pada sang calon raja serigala. Lain halnya dengan Amalthea yang syok ia tidak menyangka bahwa matenya seorang calon penerus.
"Selamat datang pangeran" Daren dan Anabelle juga ikut menyapa dengan hormat, Anabelle menatap kagum pria di depannya mata hitamnya yang begitu kelam, rahang kokohnya serta bentuk tubuhnya yang begitu tegap dan badannya lebih besar dari tubuh pria yang biasa ia lihat.
"Ah ia memiliki wajah yang begitu tampan dan tubuh yang seksi" ujar Anabelle dalam hatinya.
Luna Catlin menyenggol lengan Amalthea mencoba menyadarkannya untuk segera menyapa sang calon penerus.
"Selamat datang pangeran" suara lembut itu membuat sang calon penerus mengalihkan tatapnya pada Amalthea, dilihatnya gadis itu terlihat sangat cantik walau dengan gaun yang terlihat sangat sederhana.
"Selamat datang para alpha, mari masuk biarkan para maid mengantar kalian" alpha Derrick menyapa semua alpha yang sudah tiba lalu meminta para maid untuk segera mengantar mereka ketempat istirahat yang sudah disiapkan.
"Pangeran dominik izinkan putra dan putri saya yang mengantar anda" ujar alpha Derrick yang di angguki oleh dominik.
Amalthea melihat dengan jelas bahwa pria yang di panggil dominik itu berjalan dengan santainya bersama Anabelle dan Daren.
"Dominik" bisik Amalthea pelan, ada getaran saat ia menyebut nama itu Tampa diketahui olehnya pria yang namanya disebut sempat berhenti sejenak sebelum kembali berjalan memasuki pack ada seringai pada wajah tampannya.